Paper Plane

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ketika kamu ingin menyampaikan sesuatu pada seseorang"

"Seseorang yang berada sangat jauh darimu dan sulit untuk dijangkau"

"Apa yang akan kamu lakukan?"

. . ⇢ [ Paper Plane ] ˎˊ˗ ꒰🍃꒱
❍⌇─➭ by : MonMonicaF
︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶

Sebuah kertas berbentuk persegi panjang yang penampilannya masih putih bersih tanpa adanya coretan tinta dan goresan pensil. Selembar kertas polos yang dikeluarkannya dari dalam map, kertas itu diletakkan di atas meja dengan rapi. Tidak lupa dengan sebuah pena hitam yang berada di sebelah kertas.

Lelaki dengan surai hitam bercampur pirang mendudukkan diri di kursi dengan sedikit memajukan kursi tersebut hingga mendapat posisi yang pas untuk melakukan aktivitasnya. Jari-jemari yang dipenuhi dengan luka gores beserta plester mengambil pena tersebut dan membuka penutupnya.

Membiarkan detik demi detik berlalu begitu saja dengan keheningan yang menaungi suasana di dalam kamarnya. Setelah seperkian detik, lelaki itu akhirnya memulai kegiatannya. Dengan telaten pena itu digoreskannya pada permukaan kertas yang halus, menghasilnya sebuah tulisan di sana.

Sebagai pembuka dia mencantumkan nama penulis surat dan tak lupa menambahkan nama penerima surat tersebut. Satu demi satu kata dicantumkannya hingga tersusun sebuah kalimat yang padu. Kalimat-kalimat tersebut akhirnya terangkai menjadi sebuah paragraf.

Hingga ia pun sampai pada penghujung kata. Sesuatu yang ingin disampaikannya telah dituang dalam bentuk rangkaian kata-kata. Mencantumkan beberapa hal yang selalu ingin dia sampaikan. Tidak begitu panjang namun itu telah mencakup inti dari sesuatu itu.

Beginilah isi surat tersebut,

╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ-
From : Hanemiya Kazutora
To : ( y/n )

Hai, (y/n)
Bagaimana kabarmu di sana? Apa kau menikmati dunia atas? Bagaimana keadaan di dunia itu?
Tanpa kusangka sudah 5 tahun berlalu sejak terakhir kali aku melihatmu. Perkataanmu benar... waktu sungguh berlalu dengan cepat tanpa kita sadari. Namun meski waktu sudah banyak berlalu, tetap saja aku tidak bisa melupakannya. Kecelakan itu menjadi trauma dan terekam dengan jelas di otakku. Rasanya begitu aneh saat ingatan itu kembali terlintas. Menyebalkan... aku benci perasaan aneh ini.

Dan sampai saat ini aku masih seorang berandalan. Lepas dari penjara anak tak membuatku berhenti. Bodoh sekali. Sampai kapanpun aku tidak akan tenang jika belum menghabisi seorang 'Mikey'. Karena semua ini adalah 'salahnya'. Aku tidak bisa membiarkannya lolos begitu saja. Itu salahnya! Iya ini adalah kesalahannya!

Lalu... Selamat ulang tahun. Apa hadiah yang kau inginkan tahun ini? Katakan saja dan aku akan membelikannya. Apa kau tidak mau bertemu denganku?

Aku berharap bisa melihatmu sekali lagi. Kau pergi begitu saja tanpa memberitauku dan tidak pernah kembali. Bukan tidak pernah tapi itu mustahil kan?

Aku tidak akan memaafkan Mikey. Aku bersumpah akan menghabisinya. Ini adalah salahnya!

Sampai di sini dulu yang mau aku katakan. Semoga tercapai padamu.

╰────────────────

Kertas berisikan sebuah pesan itu lantas dilipatnya setahap demi setahap hingga menciptakan sebuah pesawat kertas. Mainan berbahan dasar kertas yang biasa dimainkan oleh anak kecil. Dan itu tercipta dengan lipatan yang terbilang rapi.

Ada seseorang yang pernah mengatakan, jika kita bisa menyampaikan pesan pada orang yang jauh dengan melalui pesawat kertas dan pesawat itu akan terbang mengarah pada orang yang dituju. Tidak tau kapan dan di mana seseorang dapat menerima pesan pesawat kertas itu. Mungkin saja dipertengahan jalan, pesawat itu terbawa angin atau jatuh ke laut, atau mungkin juga jatuh di atap-atap perumahan dan gedung.

Tidak ada yang tau.

Namun tidak ada salahnya untuk mencoba.

Siapa tau pesawat kertas itu sungguh tercapai pada seseorang.

Kita tidak bisa berekspetasi dan hanya bisa berharap,

"Jika kelak 'sesuatu' itu dapat tersampaikan pada orang yang sangat jauh"

*・῾ ᵎ⌇ ⁺◦ 🍃 ✧.*

Lelaki yang dikenal dengan nama Hanemiya Kazutora itu kini telah berdiri di belakang pembatas. Dari tempatnya berdiri ia mampu melihat langit senja kemerah-merahan yang membentang luas dengan cicitan burung-burung yang menciptakan sebuah nada yang merdu. Saat dia menundukkan kepala untuk melihat ke bawah, pemandangan laut terpampang indah dari atas sana. Ombak kecil yang bergerak menyapu sekumpulan pasir di sana serta semilir angin yang terasa menyejukkan. Sang matahari telah turun dari posisinya dan kini akan segera menghilang. Sungguh penampakan yang sangat indah untuk dilihat.

Tanpa memikirkan konsekuensi atau bahaya yang bisa saja terjadi tanpa disengaja, Kazutora dengan gampangnya berdiri di atas pagar pembatas yang tidak cukup tebal. Bisa saja pagar itu jebol karena tidak kuat menahan berat badannya. Namun ia tidak peduli. Dia tetap berdiri di sana, membiarkan sapaan angin menerpa dirinya dan menerbangkan surai rambutnya.

Sudah merasa cukup memandang lautan di bawah sana, Kazutora kembali mendongakkan kepala menatap pada langit senja. Sebuah surat yang telah dilipat menjadi pesawat kertas diangkatnya ke atas. Sembari menunggu momentum yang tepat untuk meluncurkannya, ia mengukur hembusan angin yang akan membantu pesawatnya untuk melayang.

Saat angin telah mendukung dan momentum telah ditemukan, tepat di saat itulah Kazutora menerbangkan pesawat kertasnya ke depan. Meluncurkannya dengan bantuan angin yang berhembus. Dengan ini ia berharap angin akan menghantarkan pesannya pada seseorang nan jauh di sana.

Ia berharap ( y/n ) yang merupakan sahabat masa kecilnya bisa menerima pesannya. Tak peduli seberapa jauh ( y/n ) berada, dia akan terus menerbangkan pesawat kertas. Sembari menahan rasa rindu yang kian memuncak ia selalu berharap,

"Semoga kali ini bisa tersampaikan padamu"

- - --- ꒰ - FIN - ꒱ ---

- - - - - - - - - - - - - - - - - -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro