~11~

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selama di sekolah, (Name) hanya diam, masih memikirkan mimpinya tadi. Genya sebagai temen sebangku yang baik pun bertanya, tapi (Name) bilang dia gakpapa cuman kurang tidur.

'(Name)-san kenapa ya?' –Genya

"Ohayou, semuanya.... Hari ini kita akan melanjutkan materi dan latihan soal", Sanemi nyelonong kayak setan masuk kelas, membuat murid yang tadinya jambak-jambakan seperti Zenitsu dan Inosuke langsung kicep dan duduk manis.

(Name) tidak berani menatap mata Sanemi, mimpi yang ia alami masih terngiang di kepalanya.

"Oi, (Name).... Sekarang coba kau kerjakan soal ini", kata Sanemi santai (padahal dalam jantung nggak santai sih) menunjuk (Name) dengan spidol.

"Ha-Ha'i, sensei....", panggilan Sanemi tadi membuyarkan lamunannya. Jemari (Name) dengan ringan menuliskan cara dan jawaban dengan tepat di papan tulis. Membuat semua orang di kelas takjub dengan betapa encernya otak (Name).

(Name) menunduk sedikit pada Sanemi, namun tidak menatap matanya dan langsung menuju tempat duduknya sambil menulis jawaban yang sudah ia tulis ke buku catatan pribadinya.

"Selamat, (Name).... Jawabanmu benar....", suara Sanemi yang sedikit serak namun dengan nada yang santai membuat degupan jantung (Name) semakin kencang.

"A-Arigatou, S-Sanemi-sensei", (Name) menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang terasa memanas dari Sanemi. Namun Sanemi sudah melihat itu duluan.

'Kawaii....', Sanemi tersenyum kecil.

"Shi-Shinazugawa-sensei tersenyum!", pekik seorang murid yang kaget guru mereka yang terkenal sangar dan tidak berperasaan ini malah tersenyum hanya karena wajah ngeblush Kazehana (Name).

Semua murid langsung berbisik-bisik, ada hubungan apa antara (Name) dan Sanemi. Yang satunya memanggil si guru ubanan pakai nama kecil, yang satunya lagi senyum-senyum.

"Ekhem... sudah selesai bicaranya?", suara Sanemi dengan nada rendah dan atmosfer gelap memenuhi ruangan kelas, membuat bulu kuduk semua murid [minus (Name)] merinding. Semuanya terdiam karena takut penghapus papan tulis melayang ke kening mereka.

"Baik, kita lanjutkan dengan mengerjakan latihan soal... kerjakan latihan halaman 143 nomor 1-10.... Boleh bekerja sama dengan teman asal tidak berisik, sensei mau ke toilet sebentar...", kata Sanemi beranjak dari kursinya dan keluar kelas.

"Ha'i, sensei...", jawab mereka serempak.

"(Name)-san, kerjain bareng kita ya?", tanya Tanjiro.

"Boleh... siapa aja?" –(Name)

"Aku, Kanao, Zenitsu, Inosuke dan Genya... kan lumayan kita sudah mengerjakan hampir semua soal" –Tanjiro

"Oke.... Bangkunya dideketin aja, biar mudah...", kata (Name). Jadi sekarang sudah terbentuk gerombolan enam orang. Genya dan (Name) membalik kursi mereka berhadapan dengan kursi Tanjiro dan Zenitsu yang duduk di belakang mereka. Sedangkan Kanao dan Inosuke menarik bangku mereka ke tempat (Name).

"Hmm... waktu kita belajar bareng, yang salah jawabannya sudah kalian benerin?" –(Name)

"Sudah kok, (Name)-chan" –Kanao

"Aku belum....." –Zenitsu

" Chuitsu kebanyakan main game" –Inosuke

"Hoi babi, namaku Zenitsu... Z-E-N-I-T-S-U, Ze-ni-tsu, bukan Chuitsu.... Kau sendiri juga baca komik aja kerjanya", omel Zenitsu tidak terima namanya dipelesetin.

"Terserah.... Kalau aku sih sudah benerin jawaban kemaren" –Inosuke

"Hee!? Sejak kapan kau jadi rajin, Inosuke?" –Genya

"Karena masakan (Name) enak, aku jadi semangat" –Inosuke

'Rupanya termotivasi dengan makanan =__=', batin yang lainnya.

"Mendingan kita kerjakan sekarang, lebih cepat selesai, makin banyak waktu kita untuk menggibah" –Kanao

"Kanao.... Gibah gak boleh" –Tanjiro

"Yamaap.... Maksudku kita bisa mengobrol nanti", kata Kanao mengoreksi ucapannya.

Yang lain terkikik melihat Tanjiro dan Kanao, akhirnya mereka selesai juga mengerjakan tugas. Sebenarnya (Name) memang sudah selesai bahkan sampai nomor selanjutnya, tapi dia tetap baca-baca materi selanjutnya.

Tanpa mereka sadari, Sanemi sudah kembali dari toilet.

Flashback on

Sanemi mempercepat langkahnya menuju toilet. Sampai di toilet, ia segera membasuh wajahnya dengan air keran wastafel dan menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Astaga..... jantungku bisa-bisanya berdetak sangat cepat hanya karena melihat wajahnya yang memerah", gumam Sanemi.

"Memangnya wajah siapa, Shinazugawa-sensei?", suara bass yang santai membuat Sanemi terkejut.

"B-Bukan urusanmu, Tomioka-sensei!", teriak Sanemi dengan wajah yang memerah.

"Padahal aku hanya ingin bertanya, tapi kau sangat kasar.... Yang kau lakukan padaku itu jahad, Shinazugawa-sensei", kata Giyuu dengan nada yang dibuat-buat namun ekspresinya datar.

"Tsk! Sudahlah, aku mau kembali ke kelas", ucap Sanemi tanpa menghiraukan Giyuu yang menatapnya penuh selidik.

'Memangnya Shinazugawa-sensei bisa menyukai seseorang? Aku terkedjoet.... Bisa jadi bahan obrolan dengan Kochou', batinnya.

Sementara itu, Sanemi yang menuju kelas 2-A...

"Tenangkan dirimu, Sanemi....", ucapnya pada diri sendiri sambil membuka pintu kelas.

Flashback off

Merasa ada yang memperhatikan, (Name) merasa sedikit risih.

'Apa hanya perasaanku saja?', batin (Name).

Bukan perasaanmu, (Name). Tapi memang ada yang memperhatikanmu....

Ya siapa lagi kalau bukan Sanemi Shinazugawa, yang kini diam-diam memperhatikan (Name) dari kursinya sambil mengoreksi hasil ujian anak kelas 3.

"Yang sudah selesai bisa segera dikumpulkan di meja sensei", kata Sanemi. Serempak (Name), Tanjiro, Zenitsu, Inosuke, Kanao dan Genya mengumpulkan buku latihan mereka.

"Cepat juga... perasaan aku baru 5 menit dari toilet tadi", gumam Sanemi.

(Name) adalah yang terakhir mengumpulkan bukunya diantara mereka berenam. Otomatis buku tulisnya berada di posisi paling atas dari tumpukan buku. Netra ruby dan netra amethyst saling bertatapan, membuat degupan jantung berpacu lebih cepat. Kali ini Sanemi tidak memperdulikan teman-teman (Name) yang berisik dan mengobrol, matanya terlalu fokus dan intens menatap (Name), seolah ia tenggelam dalam manik merah (Name).

"Sanemi-sensei?", (Name) melambaikan tangannya di depan wajah Sanemi.

"U-Umm.... Ya..kenapa, (Name)?" –Sanemi

"Iie, nandemonai.... Kukira sensei melamun ^^..... eumm, aku permisi ke bangku ku, sensei", (Name) tersenyum kecil dan kembali ke bangkunya lalu mengobrol dengan teman-temannya.

Sanemi kembali menatap buku tulis, matanya melihat tulisan tangan (Name) dan tangannya yang memegang buku (Name) bergetar. Ingatannya melayang pada masa dulu, disaat ia membaca surat yang (Name) tulis di atas kertas. Sekuat mungkin Sanemi menahan agar tangisnya tidak pecah karena ingatan dan rasa bersalahnya pada (Name). Ia akhirnya menyadari ia menyukai (Name), hanya saja rasa bersalahnya menumpuk dan (Name) sudah tiada saat itu.

Jam istirahat....

(Name) memakan bekal yang ia bawa. Akibat bangun terlalu awal tadi ia jadi punya banyak waktu untuk membuat bekalnya.

"Hee, (Name)-san bawa bekal apa?", tanya Genya yang baru datang dari kantin.

"Ara~.....hanya bento biasa kok, Genya-kun....kau mau?" –(Name)

"Boleh aku minta karaage nya, (Name)-san?" –Genya

"Ha'i.... Douzo, Genya-kun.... Aaaa~", kata (Name) meminta Genya membuka mulutnya.

"(Na – (Name)-san, a-aku bisa sendiri kok", Genya nge blush.

"Ayolah, Genya-kun", kata (Name) sambil mempoutkan pipinya.

"A-Arigatou, (Name)-san", Genya membuka mulutnya dan akhirnya adegan suap-suapan pun terjadi.

Seorang siswi mendatangi meja (Name) dan menyapanya.

"Hai, (Name)-chan... namaku Ozaki.... Yoroshiku ne", kata siwi dengan rambut yang diikat ponytail.

"Yoroshiku, Ozaki-chan....", jawab (Name) ramah.

"Boleh aku bergabung dengan kalian?" –Ozaki

"Boleh kok", jawab (Name) dan Genya bersamaan.

"Arigatou", Ozaki duduk di bangku di depan (Name) sambil memakan roti yang ia beli di kantin.

"Nee, (Name)-chan.... Boleh aku bertanya padamu?" –Ozaki

"Douzo.... Kau mau tanya apa, Ozaki-chan?" –(Name)

"Etto..... kuharap Genya-san tersinggung.... Tapi, bagaiman kau bisa dekat... dengan Shinazugawa-sensei, bahkan sampai memanggilnya dengan nama kecilnya? Apa kalian punya hubungan rahasia?", tanya Ozaki dengan seringai jahilnya.

"Etto~.... Waktu itu Genya-kun, Tanjiro-kun, Zenitsu-kun, Kanao-chan dan Inosuke-kun belajar bersama di rumahku, lalu malamnya Sanemi-sensei mau menjemput Genya-kun.... Saat kami mengobrol tiba-tiba ia menyuruhku memanggilnya dengan nama kecilnya", ujar (Name) sambil tersenyum kecil.

Dalam hatinya, (Name) masih mengingat dengan jelas bahwa Sanemi berkata ia tertarik pada (Name) dan itu membuat (Name) sedikit salah tingkah kalau bertemu Sanemi.

"Hee~.... Shinazugawa-sensei biasanya akan memarahi murid yang memanggilnya dengan nama kecilnya, bahkan Genya-kun juga" –Ozaki

"Hee?" –(Name)

"Umm.... Aniki tidak ingin aku memanggilnya aniki saat jam sekolah...." –Genya

"Kau sangat beruntung loh, (Name)-chan.... Sepertinya sensei itu tertarik padamu, padahal banyak siswi yang mengincarnya tapi sepertinya ia tertarik padamu...." –Ozaki

"Ara-ara~..... dari kemarin banyak yang bilang sensei menyukaiku, padahal kan bisa saja ia ingin akrab.... Belum tentu suka, buktinya Kanao pernah cerita padaku kalau Sanemi-sensei tidak masalah dipanggil dengan nama kecilnya saat mereka bertemu di luar sekolah" –(Name)

"(Name)-chan.... Kau harus mendapatkan hati Shinazugawa-sensei! Kudengar banyak gadis yang memberinya coklat saat valentine, penggemarnya banyak lho, (Name)-chan~~" –Ozaki

(Name) hanya tersenyum sweatdrop, kenapa banyak teman-temannya menjodohkan dia dengan Sanemi. Tapi entah kenapa hatinya agak gundah ketika mendengar Sanemi memiliki banyak penggemar.

***

(Name) yang sedang berjalan menuju gerbang bertemu lagi dengan Sanemi yang mau pulang juga.

"Sanemi-sensei.... Sepertinya akhir-akhir kita sering bertemu ya ^^?", tanya (Name) polos.

"Ha-ha'i..... kau mau langsung pulang juga, (Name)?" –Sanemi

"Aku mau ke tempat kerja part time ku, sensei" –(Name)

"Memangnya kau kerja di daerah mana?" –Sanemi

"Kafe di blok empat" –(Name)

"Blok empat? Mau barengan denganku? Kebetulan aku ada janji dengan temanku di mall dekat sana.... Ya kalau kau tidak keberatan", Sanemi menggaruk kepalanya gugup.

"A-Aku tidak keberatan kok sensei.... Karena.... Ada yang mau kutanyakan juga pada sensei", kata (Name) malu-malu.

"Kalau begitu, ayo ikut aku....", Sanemi menggapai tangan (Name) dan menggandengnya di depan banyak murid. (Name) jadi kikuk karena menjadi pusat perhatian.

"Hee.... Shinazugawa-sensei punya pacar... siapa dia?"

"Aku jadi iri...."

"Bukankah dia murid baru di kelas 2-A?"

Bisikan-bisikan dari siswi di sekitar mereka membuat (Name) tidak nyaman.

"Jangan pikirkan mereka", kata Sanemi lalu membukakan pintu mobilnya untuk (Name).

"A-Arigatou, Sanemi-sensei", (Name) segera masuk ke mobil begitu juga dengan Sanemi.

"Etto.... Genya-kun tidak pulang bersamamu?" –(Name)

"Anak itu mau main ke rumah Tanjiro, katanya ada game baru..paling dia akan minta jemput karena pulang telat", kata Sanemi.

"Sou ka....", (Name) mengangguk paham.

.

.

.

.

.

.

.

Di sepanjang perjalanan, keduanya hanya diam sibuk mengurusi perasaan masing-masing dan menahan gejolak dalam jantung mereka. Mata (Name) menatap pemandangan jalan dari jendela mobil sementara Sanemi menatap lurus ke arah jalan raya dihadapannya.

"(Name)..... kau bilang ada yang mau kau tanyakan..." –Sanemi

(Name) tersentak dan wajahnya terasa memanas.

"Umm... a-aku mau bertanya pada sensei.....

Kenapa aku harus memanggilmu dengan nama kecilmu? Sedangkan aku bukan siapa-siapamu", tanya (Name) setengah berbisik.

***

Erere.... Udah canggung di mobil sekarang tambah canggung :V

~Azu~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro