With You [Sakuma Rei]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

With You

Sakuma Rei x Reader

Request by sazanamine

Happy Reading!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Dia memiliki nama yang begitu indah, rupanya yang diukir bak wajah malaikat. Sifat dan kepolosannya mengguncangkan hati. Dia selalu menyebarkan senyumannya, membuat suasana hangat didekatnya. Sungguh makhluk tuhan yang sempurna.

Ah, lagi-lagi pemuda—tak lain Sakuma Rei mengungkit potongan kenangan bersama dia, tak lain gadis itu—[Fullname]. Sosoknya mengundang rasa sedih Rei. Kemana hilangnya keberadaan sosok yang sedang dipikirannya, ketiadaannya masih menjadi sebuah misteri.

Akui saja, Rei rindu akan kehadirannya. Tahun ke tahun, nihil ia tidak berhasil menemukan [Name]. Hatinya resah akan sosok yang selalu menenaminya, Rei takut jika penyebab hilangnya [Name] karena dirinya, walaupun ia tak tahu letak kesalahannya yang ia perbuat kepadanya.

Rei mengenggam secarik foto usang yang ia selipkan dibukunya, memandang sepasang anak kecil yang tengah tersenyum bersama, lihat lengkungan bibirnya yang terpancar disamping bocah laki-laki itu, [Name] diwaktu itu sangat menganggumkan, tapi sekarang, entahlah dimana sosok penyemangatnya itu.

"Rei-kun, sudah waktunya latihan."

Atensi suara milik pria surai blonde yang dikenali Hakaze Kaoru dan mendekati ketua dari unit UNDEAD tersebut. Waktu terus berjalan, namun tidak ada kunjung tanggapan dari sang leader. Dirasa tidak menjawab, tangannya inisiatif menepuk pelan pundak Rei.

"Rei-kun ...." panggil Kaoru.

Kesadaran Rei kembali pada tempatnya. Ia terlalu lama menyibukan dirinya hingga ia tak menyahut rekannya. Menoleh kearah yang telah memanggil dirinya, "Ah, Kaoru-kun rupanya. Tadi, aku kira siapa yang memanggilku tadi."

"Ayolah, hanya kita berdua yang tetap diruangan ini. Bukan orang lain atau siapa," kata Kaoru. "Apa kau masih memikirkan dia?"

Sang surai hitam itu enggan menjawab. Hanya [Name] yang membuat Rei terlarut mengungkitnya. Baginya [Name], teman masa kecilnya sekaligus mengisi kekosongan hati Rei. Kaoru pun paham dengan isi pikirannya.

"Haha iya aku tahu, maaf. Aku tidak bisa mencari solusinya. Tapi, kalau memang takdir memisahkan kau dan dia, relakan. Tapi, kalau kamu percaya jika dia akan datang tepat dihadapanmu, mungkin kamu harus menunggunya lagi. Memang bukan sekarang waktunya, mungkin suatu saat nanti dia akan muncul sendiri."

Sang empu pun terkekeh, ia tahu betul perkataan Kaoru," Hm, arigatou Kaoru-kun. Sifatmu itulah yang membuatku kusuka."

"Hei! Itu menggelikan!"

. ° ☘ °.

Setahun lepas kemudian.

Gadis itu melangkah dengan iringan suara sepatu keluar menuju gerbang sekolah, tak lupa ia bersama dengan sahabat dengan muka tampak lelah lesunya. Namun, tidak berlaku bagi perempuan itu.

Kau yang dipenuhi rasanya cerianya sembari merenggangkan tubuh, lelah berduduk berjam-jam lamanya, lelahnya tidak akan melunturkan wajah berserinya. Justru kau bersemangat telah mendapatkan apa yang sudah dipelajari di kelasmu.

"Dadah, [Your Friend]-chan. Besok les, jangan lupa!" tanganmu melaimbaikan pada sahabatmu tapi dia hanya menjawab decakan kesal tak lupa senyumanmu kamu buat-buat seakan kau mengetahui apa yang dipikirannya sekarang.

"Kelakuan! malah diingatin ini anak. Padahal, mau maraton drakor. Iya, sampai jumpa!"

Kamu bergegas meninggalkannya, kau tertawa kecil melihat tingkah temanmu hingga perlahan tawa itu memudar, digantikan dengan senandung kecil dan iringan sepatu dalam perjalanan pulang.

Manikmu sayu-sayu menatap jalan, memori itu munculnya kepalanya lagi. Banyak hal yang kau lalui, waktu berjalan dengan cepat, memang bukan pilihanmu memijak jalan hidup ini, tapi paksaan dari yang namanya orang tua.

Manikmu mulai berkaca-kaca, menampung air membendung dimatamu. Rasanya sesak meninggalkan lelaki yang telah menemanimu melawati berbagai musim. Tapi, kini kau hadir kembali di daerah lelaki itu menetap sekarang.

Sisi ceria yang menjadi ciri khas dari pribadimu yang selalu orang lihat, tidak untuk sekarang, titik lemah itu datang karena lelaki itu. Kau tak pantas untuk dimaafkan sebab telah menghilang dihadapannya bertahun-tahun.

Langit mulai mewarnai dirinya dengan jingga, diselingi angin kecil yang menerpa saat itu membuat rambutmu berhembus. Tanganmu mulai menggigil kala angin itu datang. "Hah, seperti biasanya."

"Aku pasti bisa melalui ini semua, aku ... aku bisa tanpa dia dan dia juga pasti bisa tanpaku ...."

Lamunanmu membuyar, tidak sengaja menabrak pemuda yang tinggi melebihimu karena ulahmu. Beruntung kau cepat-cepat menyimbangi tubuhmu, hampir saja kau celaka sehingga tidak tersungkur ke tanah.

"Ah! maaf. Daijoubu desu ka?"

Manikmu tak sengaja bertautan dengan manik lelaki yang telah menabrakmu dan saling meneliti. Terasa tidak asing memandang wajahnya, terlebih lelaki sangat kenal dirimu.

"Eh?"

"Eh?!"

Gawat, mirip sekali dengan dia, batinmu.

"Jaa, kalau gitu, aku harus pergi, ada urusan yang harus kuselesaikan, permisi." Hendak kau pergi secepatnya, tak sadar kau dicegat dengan pemuda yang kau tabrak. Pemuda itu tahu akan niatmu sebenarnya.

Sisi lain, lelaki itu menatap dengan tatapan meneliti dan memperhatikan perawakan tubuhmu, tak salah lagi yang ia tunggu sudah tiba dengan mata kepala sendiri. Terkejut dan senang telah bercampur diperasaannya.

"Tunggu ..." Bibirnya keluh, ia gugup memandang gadis dihadapannya. "... Kau [Name],  [Fullname]?"

"Hah, si-siapa?!"

Lelaki itu tak ragu merangkulmu—gadis mungil yang telah ia tunggu. Pelukan hangatnya mengingat masa lalumu. Benar, Rei yang kini kamu rindukan telah datang menemuimu.

"R-rei-kun?" Siapa yang tidak gelagapan karena rangkulan tanpa aba-aba dari lelaki itu sekaligus teman semasa kecilmu yang kerap dekat, jantungmu berdegup lebih cepat dari biasanya. Tak bisa disembunyikan, kau memang benar merindukan kehadiran dalam hidupmu lagi.

"Jangan pergi lagi. Sudah lama aku menunggumu, jou-chan."

Padahal aku yang salah telah meninggalkanmu, aku tidak berharga untukmu, dunia ini tahu bahwa tak pantas aku hidup di dunia ini, apalagi berdampingan denganmu, baiknya kamu lupakan saja aku, Rei.

"Jangan begitu, kau sosok yang berharga untukku. Walaupun didunia ini membencimu, tapi disini ada aku, biarkan aku yang akan menjadi satu-satunya yang menyukaimu, jou-chan." kata Rei seakan-akan tahu apa yang ada dalam pikiranmu.

"Aku minta maaf Rei-kun, hiks .... Maaf telah membuatmu menunggu lama dan aku pergi tanpa memberi tahumu."

"Maaf, aku juga tidak bisa berada dekatmu, jou-chan. Pasti kau mengalami hal-hal menyakitkan selama ini? Maaf aku tidak bisa melindungimu. Aku tahu kau pergi sebab mereka, 'kan?"

Pelukan itu merenggang, Rei menghapus air matamu karena isak tangis yang tak kunjung berhenti.

"Jangan menghilang lagi, kumohon." Rei kini mengulas senyum dibibirnya, "Jika kamu ada masalah, ada aku disini yang akan membantumu."

"Iya, Rei-kun."

"Jangan merasa sendiri, ya. Aku selalu ada untukmu, jou-chan."

- ˏˋ  End  ˊˎ - 

974 Words

13 Juni 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro