06

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malamnya, (name) tidur lebih awal. Tentu saja (name) dan Izumi tidur bersama. Di ranjang yang sama, dan bersebelahan tentunya.

Izumi belum bisa tidur. Ia menatap ke arah gadis yang merawatnya seharian ini. Wajah gadis itu terlihat damai dengan seulas senyum tipis di wajahnya.

Padahal baru sehari. Tapi Izumi sudah merasa ada yang berbeda dari gadis itu. Tidak seperti kebanyakan gadis di kerajaannya.

"Chou uzai, sebenarnya apa yang diingkan Yang Mulia Ratu?"

"Dame..."

"Au?"

"Dame..."

"Gadis bodoh itu.. Dia bermimpi?"

Wajahnya yang awalnya nampak damai dengan seulas senyum. Kini terlihat gelisah. Keringat dingin mulai muncul di pelipisnya. Menandakan gadis itu sedang mimpi buruk.

Dengan tangan mungilnya. Izumi menggenggam jari (name) dengan erat. Tubuhnya yang tadi nya menghadap langi-langit kamar ia putar mengarah ke (name).

"Aa.. Aa.."

"Wajah mimpi burukmu itu menggangguku, tenanglah, chou uzai,"

Tak berapa lama kemudian wajah yang awalnya gelisah itu kini kembali tenang. Jari lainnya yang tidak di genggam oleh Izumi, tanpa sadar bergerak mengelus tangan yang menggeggamnya itu dengan lembut.

"Sepertinya... Tidak buruk tinggal disini untuk sementara,"

---

Pagi ini di awali dengan kerusuhan (name) yang langsung buru-buru mengurus semuanya.

Membuat sarapan, beres-beres rumah, dan mengurus Izumi. Semua ia lakukan dengan buru-buru layaknya ibu yang akan bekerja dipagi hari.

Memang benar sih, gadis itu mendapat pesanan komisi dadakan dan deadline yang sangat mepet. Entah kenapa dia bisa-bisanya langsung bilang setuju tanpa pikir panjang.

Izumi memperhatikan gerak-gerik gadis itu yang nampak panik. Sedarurat apa pekerjaannya itu hingga membuatnya panik seperti itu.

"Kamu main disini dulu ya, aku harus mengerjakan pesanan komisi dulu," Ucap (name) sambil meletakan Izumi yang sudah rapi di atas tempat tidur. Sementara ia bekerja di meja belajarnya.

Netra biru itu menatap (name) dan mainan karet yang ada di hadapannya bergantian.

Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak mungkin ia akan memainkan mainan ini. Biar tubuhnya bayi, jiwanya tetap seorang pria dewasa.

Walaupun begitu. Entah kenapa kadang insting bayinya suka muncul. Karena sudah penasaran, akhirnya ia memainkan mainan karet itu juga.

Bukan dimainkan sih.

Tapi hanya ditarik-tarik dengan kedua tangannya

Atau

Di pukulin di atas tempat tidur.

"Tunggu, apa aku sudah gila?"

Seketika wajah Izumi merona saat menyadari insting bayinya keluar lagi. Benar-benar sangat memalukan.

(Name) masih sibuk di meja belajarnya. Sementara ia hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa. Biasanya kalau di kerajaan, ia sedang melakukan tugas yang diperintahkan sang ratu.

"Yang Mulia bilang aku harus mencari sesuatu yang berhubungan dengan 'perasaan' tapi memangnya ada benda seperti itu?"

Ia sendiri sampai sekarang tidak paham kenapa dirinya dihukum dan juga kenapa hukumannya harus seperti ini.

"Akhirnya..."

Izumi kembali menatap gadis itu yang kini yang mencoba melemaskan otot tangannya yang tegang. Kemudian ia mendekati bayi yang sedang menatapnya itu.

"Aku memikirkan bagaimana harus memanggilmu, karena kamu tidak mungkin berbicara namamu sendiri, bagaimana kalau.."

"Uh?"

"Bagaimana kalau kupanggil 'Sena'?"

"Sena... Selera gadis bodoh ini tidak buruk,"

Kepala mungil itu mengangguk pelan. Terlihat sangat menggemaskan di mata (name). Ia tidak tahan lagi.

"Kenapa kamu sangat imut sih," Ucap (name) sambil memeluk tubuh Izumi yang ia panggil "Sena" Itu.

Cup

Tanpa sadar gadis itu sudah mencium pipi gembul Izumi. Rona merah kini memenuhi wajah Izumi yang bahkan mungkin rona merah itu sudah mengalahkan warna merah rambut Tsukasa

---

"Hatchii..."

"Ara~ Tsukasa-chan, apa kamu tidak enak badan?"

"It's okay, kupikir ada yang sedang membandingkan diriku,"

---

"CHOU UZAI, APA GADIS INI GILA?! BISA BISANYA MAIN CIUM SEENAK JIDAT!"

Dalam benak Izumi ia sudah mulai misuh-misuh dan ingin memberontak. Tapi insting bayinya justru mengeluarkan ekspresi berbeda

Ia justru

Tertawa

"Lama-lama aku bisa gila berada disini,"

__________

To be continued
Senin, 29 Maret 2021

Naomi / Himari

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro