17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

(Name) sedang mengerjakan tugas barunya di laptop. Sementara Izumi cuma duduk liatin (name) lagi sibuk.

Gadis itu terlihat nampak serius sekarang. Beda dengan waktu itu, dia bekerja dengan lebih santai.

Izumi sebenarnya tidak ingin memikirkan hal ini. Tapi melihat ekspresi (name) setelah bertemu mereka itu sangat mengganggunya. Ia menjadi sangat penasaran siapa orang-orang itu dan apa hubungannya dengan (name).

"Chou uzai, kenapa aku harus peduli?"

Izumi mengembungkan pipinya kesal. Padahal hati kecilnya khawatir dengan (name). Tapi sedari tadi ia terus mengelak akan hal itu.

Belum pernah ia merasa seperti ini. Di kerajaan ia selalu sibuk dengan tugasnya. Terakhir ia sedikit santai itu saat menjalankan tugas menjemput putra mahkota yang sekarang sudah menjadi raja mereka, Leo. Itupun karena ia melakukannya dengan partnernya yang lain.

Sekarang wujudnya berubah menjadi bayi dan muncul masalah seperti ini.

Apa ratu sengaja mempersulit hukumannya?

"Sena,"

"Ai?"

(Name) beranjak dari tempat kerjanya kemudian pindah duduk di samping Izumi.

Gadis itu memindahkan posisi Izumi ke pangkuannya. Menatap netra biru yang balik menatapnya dengan tatapan polos.

"Yoshi yoshi,"

(Name) mengusap kepala mungil itu. Menciptakan tanda tanya dipikiran Izumi.

Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan gadis itu saat ini?

---

(Name) menatap penampilannya di cermin. Ada kantung mata tebal berwarna kehitaman yang kini menghiasi wajahnya.

Semalaman ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan langkah apa yang harus ia ambil.

Selama ini ia selalu tinggal sendiri. Sehingga tidak mudah baginya memikirkan langkah dengan mempertimbangkan orang lain. Apalagi yang menjadi pertimbangannya adalah Izumi itu masih bayi.

Meski sampai sekarang ia tidak mengetahui siapa orang tua asli dari anak ini. Tapi jika sampai terjadi sesuatu, ia juga akan menyalahkan dirinya sendiri.

(Name) tidak ingin mengambil keputusan yang gegabah. Semua langkah harus ia pikirkan baik-baik.

"Au,"

Izumi menarik ujung piyama (name). Bermaksud memanggilnya.

"Ah iya, waktunya Sena minum susu,"

"Sena tunggu sebentar ya," Ucap (name).

Gadis itu meninggalkan Izumi di kamar. Sementara ia pergi ke dapur untuk membuat susu Izumi. Tidak lupa memanggang roti untuk sarapannya (name).

Layar pipih itu menyala tiba-tiba. Menandakan ada pesan yang masuk.

Izumi menatap layar tersebut yang kebetulan berada di sampingnya. Ada pesan dari nomor tak dikenal.

"Chou uzai, siapa lagi ini?"

Izumi menggeser layar itu supaya pesanny terhapus dari bar notifikasi. Paling tidak (name) tidak akan mengetahuinya untuk beberapa waktu.

"Sena, minum susu dulu,"

Izumi menoleh ke arah (name) yang sudah membawa botol susu di tangannya.

(Name) meletakan piring dan botol itu ke atas nakas lebih dulu, kemudian mengubah posisi Izumi menjadi berbaring sebelum membantu Izumi meminum susunya.

"Aku bertanya-tanya kenapa aku tidak kaget melihat kemunculanmu hari itu. Apalagi dengan wujudmu yang seperti manusia setengah kucing,"

"Tidak masalah, suatu hari aku akan tahu alasannya,"

"Alasan kenapa kamu hadir disini,"

"Sebelum itu.."

"Biarkan aku menyelesaikan semua ini dulu,"

(Name) berbicara pada dirinya sendiri sambil menatap Izumi. Baginya, apapun yang ia ucapkan, Izumi tidak akan memahaminya. Namun Izumi sebenarnya sangat mengerti apa yang diucapkan oleh gadis itu. Walaupun di benaknya ia sangat mempertanyakan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh gadis itu.

__________

To be continued
Rabu, 31 Maret 2021

Naomi / Himari

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro