━ π‚π‘π’π§πžπ¬πž πƒπ«πžπ¬π¬

Màu nền
Font chα»―
Font size
Chiều cao dòng

Basically,
he's too
stunned to
speak.

─── β‹†β‹…β˜†β‹…β‹† ──












she caught him
off guard.

























βŒ— π‚π‘π’π§πžπ¬πž πƒπ«πžπ¬π¬

____________

KIM Dokja merasa jantungnya akan loncat keluar. Perlahan durjanya terasa hangat, ditemani rona yang timbul ke permukaan. Wajahnya sekarang menyerupai buah yang ia benci.

Lantas ditatapnya wanita dengan sanggul dan tusuk rambut khas China. Bingung kentara di wajahnya.

"... uh, Dokja?"

Namun baru selangkah ia ambil, tubuhnya seketika hilang keseimbangan. Saat itulah ia sadar bahwa hak tinggi sedang digunakannya. Pandangan lantas menggelap, ia umpat sponsor sialan itu dalam hati.

Hadiah apanya?

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' tertawa ]

[ Konstelasi 'Queen of the Darkest Spring' menaikkan alis tertarik ]

Kim Dokja sampai dibuat bingung, bahkan Persephone pun ... ?

Mengesampingkan itu, berkat dunia hancur ini, untungnya refleks Kim Dokja menjadi jauh lebih cepat. Ia dengan segera menahan rubuhnya nona berbalut gaun hitam tersebut.

Dan tubuhnya semakin memanas. Jantung berdegup kencang, sampai ia tak henti mempertanyakan apa yang salah. Lalu matanya bergerak menatap tangan yang mendarat di punggung tanpa sehelai benang. Maka sesudahnya mata legam itu dipejamkan sejenak. Punggungnya berkeringat dingin.

'Apa yang salah denganku ... '

Dengan hati-hati, ia memindahkan posisinya. Menggenggam lengan (Name) kemudian menunduk. Menatap wanita yang kini mengangkat sedikit kepalanya.

"Noona ... apa-apaan ini?"

Jangan tanyakan itu, Noonamu saja tidak tahu apa yang terjadi.

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' tertawa puas ]

[ Konstelasi 'Demon-like Judge of Fire' berdeham dengan wajah memerah! ]

Membenarkan posisi haknya, lantas wanita itu kembali berdiri tegak.

"Kerjaan sponsorku," sahutnya pelan. Kemudian netranya menangkap sosok lain di belakang Kim Dokja. " Oh? Itu Yoo Junghyuk dan ... ?"

"Han Sooyoung," sahut Kim Dokja.

Perempuan yang dimaksud kini sepertinya baru saja sadar apa yang terjadi. Ia menyeringai dan menutup mulutnya. Membuat wajah menyebalkan dan terkikik pelan.

"Hihi, apa ini? Kau menolak dengan Yoo Junghyuk karena wanita ini kah?"

Kim Dokja menghela napas pelan. Sepertinya ia bisa naik darah jika berlama-lama dengan perempuan ini.

"Berisik. Lebih baik kita pergi sebelum orang ini bangun," ujarnya sembari memandang ke arah Yoo Junghyuk.

Namun ketika netranya kembali mendarat pada binar jingga, tatapannya tanpa sadar melembut. Hal ini tak luput dari perhatian seorang Han Sooyoung, ia lantas berhenti terkikik.

"..."

Kim Dokja menyadari bahwa dengan hak seperti itu, akan sulit untuk berjalan.

"Kita cari tempat untukmu ganti pakaian. Apakah bisa ganti sepatunya saja dulu?"

(Name) mengangguk. Namun kerutan di keningnya muncul detik kemudian.

"Ada apa?"

"Inventoryku ... tidak bisa dibuka??"

Ia lantas memandang langit yang dipenuhi bintang. Memandang salah satunya dengan kening berkerut.

"Kamu kan?"

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' memalingkan wajah ]

"Hei."

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' tiba-tiba merasa ngantuk ]

[ Konstelasi 'Demon-like Judge of Fire' menahan tawanya ]

"Dasar sialanβ€”"

"Noona," potong pria itu sambil menepuk pelan bahunya. "Aku gendong saja."

Kendati begitu, wanita ini menatapnya ragu. Bagaimana jika Dokja berpikir bahwa dia berat? Tidak, mengapa dia memikirkan ini? Ah iya, ini pasti pemikiran umum. Semua perempuan juga memikirkan ini kan.

"... ya."

β˜†β˜†β˜†

Han Sooyoung dan (Name) menatap ragu tanaman yang menggeliat di depan mereka. Berwarna hijau dan bermata satu.

"Kau yakin ini bisa dimakan?" tanya Han Sooyoung.

Kim Dokja memunggungi mereka sembari membalas.

"Iya, kau temani Noona ganti baju saja sana."

Menatap ragu sejenak, ia melirik bergantian wanita dengan gaun hitam itu, kemudian dengan pria bermantel putih di depannya.

Lantas pemilik surai panjang itu mengangkat suaranya.

"Kita percayakan saja, Han Sooyoung-ssi."

Perempuan itu terlihat canggung dengan cara bicara formal. Lantas menggaruk tengkuknya pelan.

"... uh, tolong santai saja."

β˜†β˜†β˜†

Dalam perjalanan, hanya hening yang menemani. (Name) pada dasarnya bukan orang yang suka berbicara, atau memulai konversasi. Ia hanya menikmati semilir angin yang terasa. Entah mengapa deja vu.

"Pacarnya Kim Dokja ya?"

Suara perempuan yang lebih pendek darinya memecah keheningan. (Name) memiringkan kepalanya bingung kala larik tanya itu didengar.

"Bukan."

Han Sooyoung menatapnya aneh. Ia menaikkan alis bingung. Apakah dua orang ini tidak sadar dengan perasaan masing-masing, atau bagaimana?

Perempuan itu memperhatikan dengan saksama. Bahkan sangat jelas. Bagaimana Kim Dokja mengubah nadanya ketika ia berbicara dengan (Name). Bagaimana tatapannya melembut. Serta bagaimana ia menatap was-was apabila pria lain sadar dan melihat penampilan (Name) sekarang.

Tapi ya, toh itu bukan urusannya.

Namun pikiran itu sirna ketika ia mendapati pakaian ganti (Name) adalah turtle neck hitam, celana hitam, dan ... mantel putih?

"Apa-apaan, ternyata sepasang denganmu??"

Mendengar gumaman itu, (Name) menoleh ke arahnya.

"Hm?"

Han Sooyoung berubah pikiran. Ia merasa greget dengan dua manusia ini.

Akan dia kasih paham mereka berdua. Sekarang, dia mau ganti genre dari penulis novel fantasi jadi novel romantis.

β˜†β˜†β˜†

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' menatap anda ]

Kim Dokja memotong entah apa makhluk ini untuk jadi makanan malam mereka. Ia mengelap tangannya sejenak sebelum atensinya teralihkan.

Namun notifikasi yang muncul membuatnya menaikkan alis dengan bingung.

"Hm?"

[ Konstelasi 'The Omnipotent for Eternity' bertanya apa anda suka hadiahnya ]

"... hah."

Ia paham dengan instan.

Kim Dokja jadi menyesal sudah mencegah (Name) mengumpati sponsornya.

Tapi ... (Name) saat memakai gaun tadi benar-benar membuatnya kaget bukan main.

Ia memang pernah melihat (Name) menggunakan hair clawβ€”jedai. Namun disanggul dengan tusuk rambut dan dress seterbuka itu diluar dugaan. Apalagi bagian punggung serta garter belt pahanya yang terekspos akibat bajuβ€”

Plak!

Kim Dokja menampar pipinya sendiri dengan muka merah.

"... aku mikir apaan?"

β˜†β˜†β˜†

19 Januari 2024

BαΊ‘n Δ‘ang đọc truyện trΓͺn: Truyen2U.Pro