13. Story Snippet

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hebat! Salah satu rantai di lengan Jake retak akibat tekanan yang luar biasa. Aku bergerak lebih sigap dan menahan tangan Jake. Kekuatan besarnya tidak bisa dibendung, tetapi aku berjuang agar Jake bisa diam. Keributan yang terjadi di ruang isolasi itu membuat beberapa pengawal hadir. Akibat permintaanku soal pintu yang ketat, menyebabkan para pengawal datang lebih lambat dari waktu yang seharusnya. Lapisan pintu memang tidak efisien rupanya.

Lebih tidak efisien membawa manusia pecundang yang beringsut di sisi pintu. Jake mendapat rantai baru yang dikaitkan di sisi dinding. Untungnya gedung terus direnovasi sehingga ada banyak pengait sebagai penahan kekuatan vampir yang liar.

Dokter Nishimura masih gemetar sewaktu aku menghampirinya. Kudorong dirinya ke sisi Jake. Jake yang lengan dan kakinya memiliki banyak gelang pemberat berteriak semakin pilu. Rasa haus yang tidak tertolong sangat menyiksanya.

Wajahnya memerah, serta racun dari kedua taring terus menetes sampai ke dagu. Begitulah hasrat yang tidak tersampaikan. Dahaga itu menghancurkan sisi manusianya.

Dia vampir yang amat kehausan.

"Kesini kau, minuman!" Jake bicara. Suaranya serak.

"Nona Jang. Bukan begini seharusnya. Kau dan Tuan Park jangan berbohong!" Dokter tua itu berteriak ingin mundur.

"Ini percobaan yang harus dilakukan, Dokter." Aku bersikeras.

"Tidak! Tidak!" Dokter Nishimura terus memberontak. Namun, semakin dekat aroma manusia yang bisa diendus Jake, semakin liar dirinya.

Dalam kurun waktu dua menit keributan itu, teriakan silih ganti bersahutan. Jake belum berhasil, tetapi masih ada banyak kesempatan lain untuk mengendus aroma manusia.

"Berikan dia darah." Aku memerintah salah satu pengawal.

"Jika kau bisa menahan bau manusia dan tidak membunuhnya, aku akan memberikan minuman untukmu, paham?" kataku, seraya langsung pergi.

Dokter Nishimura mengikuti dengan langkah sempoyongan. Di belakangnya, decap darah yang rakus terdengar keras. Pengawal memberikan botol berisi darah tepat waktu.

Lorong yang panjang dan berliku membuatku banyak berpikir. Dengan mengurus makhluk buas sebagai sosok terlatih tidak segampang membalikkan tangan.

"Maafkan aku, Dokter Nishimura. Aku harus mengetahui seberapa cepat dia berkembang. Ternyata tidak ada kemajuan." Aku berbalik menatap dokter tua itu.

"Seharusnya kau memberitahuku apa yang harus kulakukan. Jangan asal mendorongku, Nona Jang. Aku memang tua dan lemah, tetapi kau akan menyesal bila aku mati sia-sia di sini," balas Dokter Nishimura. Suaranya gemetar menahan marah.

"Kami akan memanggil manusia lain untuk uji coba agar bau manusia tetap menjadi pancingan," ujarku.

"Apakah kau bisa menjamin kerahasiaan kehidupan kalian?"

"Kau sendiri, mengapa ke sini? Kau butuh uang?"

"Aku tidak suka uang, Nona Jang. Aku ini tawanan perang yang kabur. Namun, negaraku melupakanku. Jadi, aku akan bertahan dan bebas dengan ilmu pengetahuan."

Dokter Nishimura tersenyum kebapakan. Saat aku melangkah, dia ikut melangkah dan membicarakan beberapa teknik interogasi dan tekanan yang pernah dihadapi saat masih dipenjara. Demi pengakuan yang bukan kesalahannya, Dokter Nishimura sering diancam secara brutal, sehingga langkah kakinya agak pincang sampai sekarang.

"Vampir tidak beda jauh dengan binatang piaraan, Nona. Kau hanya perlu mengancam dan memberi hadiah. Mereka akan tahu setelah paham pola yang kau berikan."

"Berarti aku memberi minuman, sudah benar?"

"Ya."

"Memasang aroma darah di udara, berarti sia-sia?"

"Itu hanya membuat mereka semakin agresif, Nona."

"Sial."

Aku memaki. Salah atau benar pun, aku masih minim pengalaman. Dokter Nishimura memang sangat tua, tetapi dia memiliki keberanian yang luar biasa dalam menggeluti tabir yang seharusnya tidak diketahui.

Dokter Nishimura bergerak di belakang punggungku. Jelas dia trauma hampir jadi mayat biru. Aku pergi ke ruang pengawas, memantau kondisi Jake dari jauh. Jake sudah tenang setelah dijejalkan sebotol darah. Sementara itu, dokter serba tahu itu izin istirahat di kamar. Setelah berteriak tadi, dia pastinya kelelahan.

Metode apa yang paling baik, instan dan ampuh untuk menyulap vampir liar menjadi jinak?

Mengapa Jake lambat dari yang kuharapkan? Apakah ada korelasi antara transisi pendahulunya dengan vampir yang diubah? Namun, berapa jaraknya? Jika selera bisa mengubah vampir, apakah waktu perubahan juga berpengaruh?

Kepalaku mau pecah kebanyakan teori. Hipotesa yang kupunya memang pantas diuji, tetapi aku mengalami kebuntuan.

Tidak ada yang namanya jalan mudah. Semuanya jadi lambat.

Aku duduk di depan meja kerja, dengan kaki terlipat ke depan. Sementara itu kedua siku bertopang di paha, telapak tangan menopang pipi. Aku melamun berjam-jam.

"Nona, kau baik-baik saja?" Rekan kerjaku itu akhirnya pulih. Aku mengatur tubuh yang kaku dan membetulkan posisi duduk.

"Ceritakan soal asal muasal vampir. Dari apapun yang kau ketahui, Dokter Nishimura."

Wajah berkeriput itu dibilas oleh cahaya lampu. Dia benar-benar tenang dalam mendongeng kisah-kisah lama.

"Apa yang kau ketahui tentang Bulan Darah?" tanya Dokter Nishimura.

"Entahlah. Soal apa itu?"

"Aku mendengar dongeng menarik tentang kisah itu. Sebuah ritual saat gerhana bulan total."

Aku tersenyum. Benar-benar tertarik mendengarnya. Di buku-buku yang kubaca, tidak pernah disinggung tentang fenomena gerhana dan kaitannya dengan mistis, utamanya bagi vampir.

"Jika manusia bisa berubah menjadi serigala hanya karena melihat bulan, vampir lain kisah. Mereka melakukan sihir hitam dengan memberi darah pada vampir lain. Baik sukarela atau dipaksa minum, vampir itu akan mati keracunan, selagi yang memberi minum mendapat keabadian ataupun kematian sebagai manusia lagi."

Aku bergidik membayangkan. Menjadi vampir memang tidak menyenangkan. Selain tersiksa saat kehausan dan harus sembunyi di depan manusia, umur panjang bukanlah berkah. Namun, mendengar ritual hitam disebut itu sangat menakutkan.

Vampir lain yang sudah lama hidup pasti mendengar kisah-kisah seram. Namun, aku sangat asing dengan kisah yang ini. Demi membayangkan praktik sihir hitam pun, aku tidak punya nyali. Lebih baik tidak usah dilakukan. Sebab, apapun praktik sihir yang dilakukan, memiliki konsekuensi yang pantas dibayar mahal.

"Jika aku diberi minum, tetapi menolak bagaimana?"

"Hanya itu yang diketahui oleh ingatan manusia tua sepertiku, Nona Jang. Apapun nasib vampir yang ditumbalkan," Dokter Nishimura menggeleng prihatin, "sebaiknya kau tanyakan kepada vampir lain."

"Kau memberiku teka-teki." Aku menggerutu. Mana menyenangkan jika diberi informasi yang secuil.

Jika seperti ini, lebih baik mencuri semua catatan lama milik gereja Sowon. Oke, ralat. Tidak persis mencuri, tetapi meminjam sudah cukup. Masalahnya, orang-orang bar-bar itu mana mau diajak bicara baik-baik. Yang pasti, aku bakal hancur lebur sebagai sosok tanpa kepala.

"Namun, bukankah kisah yang relevan bangsa vampir berubah karena sebuah cacing kecil di sungai Imjin?" tanyaku dilanda kebingungan.

"Ya, yang diterima oleh kelompok di teritorial sini, memang cacing haemapsidae yang mengubah seseorang. Namun, keabadian vampir terjadi dengan mengorbankan vampir lain sebagai tumbal."

Aku menengadahkan kepala. Keabadian itu luar biasa. Tak pernah mati kendati kerap dihancurkan dalam bentuk apapun. Namun, prosesnya pasti menyakitkan.

Bagaimana caranya abadi? Aku ingin mencicipi kekuatan!

****

Banyuwangi, 22 September 2022
Holaaaa, lama ga update. Wkwkwkwk.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro