[Prolog]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kata orang-orang, menjadi mahasiswa teknik itu serba keras. Tubuh dan mentalmu harus tahan banting, tidak hanya menghadapi dosen ... berurusan dengan kakak tingkat juga sama level susahnya. Namun di balik itu, kau akan dibayar dengan 'kekompakan dan satu jiwa' yang kerap kali menjadi slogan anak-anak teknik.

Selepas tamat SMA kau tidak punya rencana apa pun, kuliah di kampus mana atau jurusan apa yang hendak diambil. Itu sedikit membuatmu frustrasi karena orang tuamu terus mendesak dan mengharapkan hasil yang terbaik.

Dan sinilah kau sekarang, duduk mengantre menanti sesi wawancara di kampus terbaik negerimu. Tersenyum bangga karena telah mencapai tahap akhir, sebentar lagi gelar seorang mahasiswa akan kaudapat.

Tetapi benarkah semulus ini menjadi mahasiswa?

Benarkah akan berjalan lancar atau kau harus jatuh bangun sampai berdarah-darah?

Tidak ada yang tahu hari esok, dan jawabannya adalah melakukan segala sesuatunya lebih baik dari hari kemarin.

××××××××

"Keiji-kun, bagaimana kalau kau saja yang jadi ketua ospek tahun ini?"

"Maaf? Apa aku salah dengar?" tanya Akaashi seolah-olah seniornya ini tengah mabuk hingga sampel uji di genggamannya jatuh terbanting ke lantai.

"Di angkatanmu, kulihat kau yang paling mumpuni, terorganisir, bahkan dosen-dosen menyayangimu. Ini kesempatan bagus," jawab sang senior sembari memukul pelan punggung Akaashi.

"Senpai, tidakkah kau lihat kerjaanku menjadi asisten lab? Lagipula aku tak bisa berteriak. Bukankah kandidat lain lebih mampu? Tanaka misalnya," keluh Akaashi, berusaha menolak sesopan mungkin karena senior di depannya adalah orang yang paling dia hormati.

"Ya ya teruslah menyanggah untuk seseorang yang pernah membuat satu angkatan terdiam hanya dengan satu kata. Ayolaaah, hanya kau yang aku percaya untuk ini."

"Apa aku diizinkan menolak?" tanya Akaashi lagi, masih berhati-hati memilih kalimat. Sebagai orang yang pernah merasakan jadi maba, dia sejujurnya tak tega menekan anak-anak baru yang masih lugu.

"Hmmm, berikan alasan terbaikmu."

"Aku sudah menikah."

"Hah apa? Dengan siapa? Mengapa aku tak diundang?"

"Kau yang mengesahkanku setelah kau wisuda Senpai, aku menikah dengan lab beton ini."

"Oke, kau ketua ospek tahun ini."

<<To be Continued>>

A/n:

Buku baru, anggap ini permintaan maaf di work sebelumnya yang buat Akaashi masuk kategori ff angst. Dan juga pengganti belum bisa melanjutkan work bersangkutan.

Cetusan ide ini muncul gitu aja karena aku rindu jadi maba ((tapi tidak untuk diulang)) mostly adegan-adegan di sini nantinya akan berdasarkan pengalamanku sendiri yang di-remake. Kehidupanku mana pernah semanis cerita karanganku.

Ini AU!College Haikyuu rasa teknik, reader insert, banyak kekurangannya dan aku belajar untuk yang terbaik. Mungkin tak sesuai gambaran kebiasaan serta sifatmu, di sini reader akan kuajak bermain peran sebagai maba teknik. Untuk Akaashi sendiri, agaknya dia kubuat OOC demi kebutuhan plot tapi kuusahakan OOC gak over berlebihan. You know lah, siapa juga yang demen sama ketua ospek suka merintah.

Unless you are a masochist /no

See you soon!

-Sochira
27 October 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro