Day 5 | Ruang Hampa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Untuk pertama kali dalam minggu ini, aku duduk bersandar pada pohon di tebing tak lagi bersama Todoroki. Biasanya, mentari di siang hari, yang terik nan menyejukkan akibat rimbunnya pepohonan hutan yang memberikan peneduhan sempurna, menjadi saksi bisu aku bersama dengannya. Bukan lagi langit cerah yang biasa kulihat, sekarang aku menyaksikan langit berhias cahaya jingga keemasan juga temaram dan matahari berada dalam pucuk peraduannya.

Sengaja, aku tidak datang pada siang tadi. Sebab aku tahu, Todoroki pasti di sini, dan aku sedang tidak ingin menemuinya. Lebih tepatnya, aku tak lagi boleh menemuinya.

Seketika dadaku terasa sesak, rasa sakit begitu melesak. Seakan ada yang sedang meremukkannya hingga menjadi serpihan kecil tak bertuan.

Kenapa?

"Todoroki Shouto, baru 7 tahun, tapi ia mengalami trauma psikis."
.
"Apa yang kaulakukan pada cucuku dasar gadis nakal?!!"
.
"Hiks.. Shouto-kun.. hiks.. tadi a-aku terpeleset di tebing..hiks.. di-dia.. menyelamatkanku."
.
"Pergi! Jangan pernah menampakkan wajahmu lagi."

Padahal aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama Todoroki Shouto, teman masa kecilku. Satu-satunya yang bisa mengisi relung kekosongan hati di kala itu. Meski ia tiap tahunnya hanya sebentar berkunjung di desa kecil ini untuk berlibur musim panas, tapi tahun berikutnya ia selalu kembali, dan menemaniku lagi. Hingga saat itu.. semua sudah menjadi berbeda.

Kenapa?

"Shouto, berjanjilah besok ke sini lagi. Temani aku bermain sepanjang hari ya?"
.
"Aku senang bermain denganmu! Dengan begini, kamu tidak kesepian. Ayo bertemu lagi besok!"

Pada akhirnya aku akan selalu menjadi pihak yang ditinggalkan. Ayah, ibu, kakak, setelah mereka semua tiada.. hanya dia..

Tapi kenapa? Ujung-ujungnya Todoroki akan meninggalkanku.

"Dia tidak akan pernah kembali ke desa ini untuk beberapa waktu, sampai penyakitnya sembuh."
.
"Shouto! Katanya kamu tidak akan membiarkanku kesepian? Kenapa kamu pergi?"
.
"Kamu siapa? Apa kita pernah mengenal?"

Todoroki mengalami trauma psikis sampai membuatnya amnesia parsial. Di mana ia tidak bisa mengingat hal-hal yang telah membuatnya trauma. Dan yang menyebabkannya mengalami hal itu adalah aku. Sebab itu.. kau sampai sekarang tidak bisa mengingatku.

Dulu aku terlalu kecil untuk mengenali apa itu luka. Sekarang aku mengerti.. semua ini salahku. Dari kecil sampai sekarang aku egois. Membuat Todoroki hampir kehilangan nyawanya, berani berharap ia akan kembali suatu saat hari kemudian menunggunya, bahkan ketika ia kembali, dengan tidak tahu dirinya aku menunjukkan muka, menggenggan tangannya, tersenyum padanya, juga memeluknya. Serta... perasaan ini, begitu egoisnya diriku.

Meskipun aku sudah mencurahkan seluruhnya pada alam, ia yang biasanya merespon kali ini tidak. Alampun tak berkutik. Rasanya aku tidak bisa bernapas, seolah tak ada udara yang mampu kuhirup. Bagai terjebak dalam ruang hampa.[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro