ʻ scent | b. koutarou

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"HALO, [NAME]-CHAN!"

Yang punya nama terperanjat, sebab tubuhnya tiba-tiba dipeluk dari belakang. Dia sedang berdiri mengantri beli makanan di kantin sekolah pada jam istirahat sekarang. Jantungnya jadi double deg-degan, karena kaget plus dapet pelukan.

Cewek itu menoleh dengan mendongak, lantas mendapati pria berambut hitam-putih menyengir eksentrik ke arahnya.

"Koutarou, jangan gitu dong, aku kaget!" tegur [Name] pelan.

Bokuto Koutarou mengerutkan dahi. Dia bertanya heran. "[Name]-chan tidak suka dipeluk pacar sendiri?"

"B-bu..bukan begitu--" Kini cewek itu kelabakan menjawab, wajahnya jadi memerah karena bingung dan malu.

"Aduh, [Name]-chan kawaii banget sih~" Bokuto bereaksi gemas, pengin nguyel-nguyel.

[Name] melirik kanan-kiri, pengunjung kantin kebanyakan hanya melirik sekilas. Refleks noleh gegara suara Bokuto yang membahana. Mereka dah biasa lihat pemandangan sepasang kekasih itu pelukan di tempat umum.

Bokuto sering berkomandang kemana-mana, ditambah dia sudah populer, jadinya se-sekolah hampir tahu siapa pacar pemuda itu.

[Name] sudah sering banget dapet pelukan tiba-tiba kayak gitu. Tapi, tetep aja, rasanya jantungnya bisa meloncat kapan aja.

Walaupun reaksi orang-orang lain terlihat biasa, kadang ada yang dalam hati gemas sendiri melihat ke-uwu-an mereka berdua. Ada yang juga julid, bawaannya pengin teriak 'jangan mesra-mesraan di sini woy.' Tipikal yang begini biasanya jones lahir batin.

"Mau makan siang apa? Bareng yuk," tawar Bokuto riang. Hilang sudah panas kepalanya habis dijejali  Matematika, menguap begitu saja ketika bertemu dengan [Name].

Saat keduanya telah selesai memesan makanan, Bokuto dan [Name] menuju ke bangku kantin, nunggu pesenan mereka dianterin. Kali ini Bokuto berkata bakal nraktir sang pacar, [Name] sih ngangguk-ngangguk aja.

Mereka berdua jalan beriringan dengan sebelah tangan Bokuto memeluk pundak [Name]. Gitu terus bahkan setelah duduk pun, Bokuto tak melepas tangannya. Cowok satu ini betah banget nempel-nempel ke sang pacar, kayak gak mau lepas.

"Koutaro ..., kenapa sih kamu doyan banget meluk aku?" [Name] akhirnya memberanikan diri bertanya. Bukannya dia gak suka, cewek itu malah seneng dapet perlakuan romantis dari pacarnya tersebut.

Bokuto menyengir. Ia lalu membenamkan wajah pada pundak sang pacar yang duduk di sampingnya. "Habisnya, tiap meluk kamu rasanya nyaman banget," gumamnya.

"Dan juga ...," Bokuto terhenti sejenak. Dapat dirasakan oleh [Name] lelaki itu sedang menghirup napas dalam, "aroma [Name]-chan wangi sekali, aku suka. Bikin candu. Kamu tiap hari mandi air kembang 7 rupa ya?"

'Sembarangan.' Pengen mengumpat karena pacarnya itu asal nyeplos kalau ngomong, tapi jatuhnya [Name] malah gak tahan untuk mesem-mesem sendiri.

"Ngawur, kalo gitu aku mandi lumpur aja ya biar kamu gak kecanduan."

Bokuto refleks menengadahkan kepala, matanya membulat tidak setuju. "Jangan dong? Gak baik tahu!"

'Masalahnya kalau tiap hari dapet pelukanmu juga sangat tidak baik buat kesehatan jantungku, Koutarou.'

Seseorang menghampiri meja mereka berdua, sambil bawa dua mangkuk pesanan. "Ekhem--Mas, Mbak, ini mie ayam sama es tehnya belum dibayar ya."

Sesi berduaan mereka mendadak berakhir begitu saja. Bokuto meminta maaf ke bapak mie ayam kantin sekolah sambil nyengir karena kelupaan. Pada akhirnya mereka berdua fokus menghabiskan makanan sebelum jam istirahat siang berakhir. []

apa ini, kok jatuhnya lokal, haha.

[08/06/2020]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro