ʻ treat #2 | m. osamu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Osamu!"

Lelaki pirang di sampingku meneriaki nama sang kembaran beberapa kali dari luar pintu rumah. Terlihat dari dalam, Miya Osamu berjalan gontai keluar.

"Ngapain sih, rumah sendiri pake teriak-teriak depan pintu," gerutu si lelaki kelabu ketika kakinya masih melangkah menghampiri kami.

Aku menggigit bibir bawahku. Kedua tangan kudekap untuk memeluk tubuhku sendiri. Hujan yang semula menghujam bumi dengan gerimis yang cukup deras, kini berganti dengan hujan lebat disertai angin kencang. Embusan angin tersebut sampai membuatku menahan untuk tidak menggigil.

Dalam hati, aku bersyukur kami berdua sampai di rumah si Kembar Miya tidak lama sebelum hujan menjadi lebat. Sebuah tindakan nekat yang kami putuskan, menerjang gerimis sehabis mampir dari kedai es krim, padahal aku dan Atsumu sama-sama tidak membawa payung.

Daripada gak pulang, dan menunggu hingga larut malam terjebak berdua di kedai bareng Atsumu, pikirku.

"Nggak lihat apa, kami berdua basah kuyup nih! Ya kali langsung nyelonong masuk rumah."

Osamu membulatkan mata lalu berdecak saat melihat kondisi kami.

"Kalian nerobos hujan?"

"Nanyanya nanti aja, Sam. Ambilin dua handuk dulu, sama lap kaki kering. Buruan. Kasihan [Name] kedinginan."

.

Saat ini, kami bertiga berada di ruang tengah rumah si Kembar. Aku duduk di salah satu ujung sofa, mengenakan kaos olahraga yang kubawa tadi di sekolah setelah menumpang membersihkan diri, juga dibalut handuk milik Miya Kembar di pundakku. Netraku menatap secangkir cokelat hangat di tangan. Kuhirup aromanya, begitu menenangkan.

"Kamu udah ngabarin orang rumah?" tanya Atsumu sambil memandangiku.

"Iya, udah kok."

Di luar sana, hujan masih setia mengguyur bumi dengan deras, terdengar dari bunyinya yang cukup keras. Aku menatap Miya Kembar, Atsumu yang juga lagi memandangku, dan Osamu yang sedang fokus menonton TV.

"Makasih ya, kalian berdua. Maaf jadi ngerepotin neduh di sini."

Si Pirang menyunggingkan senyum ramah, membuat jantungku hampir mencelos.

"Nggak apa, [Name]. Nggak usah dipikirin. Gih, cokelatnya diminum dulu. Jangan dipegang sama dilihatin doang, keburu dingin."

Aku terkekeh, lantas meneguk minuman cokelat itu.

Osamu yang sedari tadi memerhatikan TV tiba-tiba menyeletuk, "Memang kalian habis ngapain? Perasaan jam pulang sekolah udah daritadi sebelum hujan deras."

"Kencan."

"Hah?"

"Iya. Aku sama [Name] habis kencan. Aku ditraktir makan es krim pas hujan, karena [Name] kalah taruhan revisi format laporan. Haha."

Osamu mendelik. Aku hampir tersedak oleh cairan yang kuteguk.

Si pria kelabu mendecih. "Apaan. Taruhan traktir es krim, terus nekat nerobos hujan. Kalian ini bocah ya?"

"[Name], kamu selesai sekolah ada kegiatan?" Miya Osamu bertanya setelah sapaannya membuatku menghentikan langkah.

Kami berada di koridor sekolah sekarang, tidak sengaja berpapasan ketika aku hendak berjalan menuju kantin di jam istirahat, sedangkan pria berambut kelabu itu tampak berjalan ke arah kelas.

Aku terdiam untuk berpikir sejenak, lalu menggeleng. "Tidak kok, Osamu. Ada apa?"

"Pulang bareng nanti, mau?"

Sontak aku mengejap heran, dan tak habis pikir. Tetapi semua asumsi akan keheranan kuhempas, alih-alih mengulas senyum kecil ke arah pemuda itu. "Boleh," jawabku.

"Tunggu di gerbang ya, nanti kuhubungi."

"Kamu nggak latihan klub? Bolos ya?"

Aku memerhatikan garis wajah Osamu yang pandangannya menatap lurus ke depan. Pemuda itu kini berada di sampingku, dengan langkah kaki kami saling beriringan menembus kabut tipis jalanan.

Ia menggeleng kecil. "Aku meliburkan diri."

Aku tergelak. "Itu sama saja bolos, tahu."

"Beda kok."

Langit mulai bersemburat jingga, hiruk pikuk jalanan seakan teredam oleh langit yang beranjak temaram. Miya Osamu tiba-tiba menghentikan langkah, menoleh ke sebuah bangunan lalu ganti menoleh ke arahku.

Kunaikkan kedua alis, mengekspresikan tanda tanya yang berkelebat di benak.

.

Jemariku mengetuk-ngetuk permukaan meja, mengusir rasa bosan. Osamu tanpa sepatah kata langsung berbelok mampir ke minimarket, dan aku memutuskan untuk menunggunya di meja yang disediakan di luar.

Aku menatap hiruk-pikuk jalan dengan melamun cukup lama, hingga si Pria Kelabu keluar dari minimarket dengan kedua tangan penuh membawa beberapa bungkusan.

"Ini buat kamu," katanya. Osamu menyerahkan sebungkus ice cream cone ke meja di hadapanku.

Aku mengejap, memandangi Osamu dengan tatapan meminta penjelasan.

Namun seolah merasa tak dipandangi, pemuda itu memosisikan diri untuk duduk di kursi sampingku, membuka bungkus es krim miliknya sendiri dan menikmatinya.

Pada akhirnya, Miya Osamu menoleh.

"Kenapa bengong? Nanti es krimnya cair."

Kekehan kecil keluar dari mulutku, juga dengan ulasan senyum tipis. "Demi apa, Osamu? Kamu rela bolos latihan klub voli karena mau nraktir aku ini?"

Pemuda Kelabu itu mengendikkan bahu. Ia berujar, sambil netranya memandang jalanan. "Lain kali, kalau pengen es krim bilang aja. Gak usah termakan hasutan Tsumu buat taruhan. Pertama, taruhan itu gak baik. Kedua, Tsumu itu licik."

"Hahaha! Waktu itu kami cuma iseng doang kok, Osamu. Aku sama sekali gak terbesit entah itu taruhan, atau keinginanku buat makan es krim," jelasku sembari masih terkekeh. "Tapi ... makasih banyak lho."

Kusunggingkan sebuah senyum lebar untuknya. Lantas, sensasi dingin dari benda yang kugenggam, menjadi sangat kontras dengan perasaan yang tengah meluap, namun selaras dengan hangatnya jingga langit senja.

Miya Osamu sedikit menundukkan kepala. Ia lalu berdeham dan beranjak bangkit.

"Nikmatin es krimnya sambil jalan aja yuk, [Name]," katanya lalu melangkahkan kaki duluan.

Aku sontak terlonjak, lantas berlari kecil menyusul si Miya Kelabu yang sudah beberapa langkah di depan. Dengan menatap punggungnya, kukeluarkan seruan kalimat untuk menggerutukan tingkahnya. "Eh Osamu, tungguin dong! Kamu yang ngajak pulang bareng kok malah ninggal?" []

dedicated for alienosaur yg sedari kapan lalu dah req asupan miya twins, and finally i can made these.

hope you guys enjoy, and due to corona virus outbreak, please stay safe & #StayAtHome!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro