❥08. Not Me [KanaKyo]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cast: |AiPlanet|

Kyoko Umekoji

Kanade Otoha

-----------------------------------------------------------

Kanade otoha dan Kyoko Umekoji, ketua dan wakil ketua osis saat ini. Siapa sangka, dibalik kebersamaan mereka sebagai osis, mereka juga sebenarnya adalah sepasang kekasih. Tak ada yang tahu hubungan mereka ini, selain orang-orang terdekatnya.

Hubungan mereka di awali dari Kanade yang meminta Kyoko menjadi pacarnya. Kanade memang sudah menyukai Kyoko sejak Kyoko menjadi rekannya. Dia mengagumi sifat anggun dan dewasa Kyoko. Termasuk sifat Kyoko yang pikirannya sangat terbuka. Kyoko juga menyukai Kanade jadinya mereka berpacaran.

Sayang, Kanade tak tahu sifat lain Kyoko. Kyoko sebenarnya gadis tomboy yang senang kebebasan. Bukan gadis anggun dan dewasa yang selalu ada di depan mata Kanade. Kyoko tak pernah mengatakan sifat aslinya, karena takut Kanade jadi tak menyukainya lagi.

Suara drum yang dipukul keras, terdengar di ruang musik. Suaranya begitu bersemangat, membuat Mao mendekat ke ruang itu. Dia awalnya mengagumi permainan ini, tapi Mao membulatkan matanya, saat melihat siapa yang memainkannya.

Itu Kyoko. Gadis berambut pendek dengan ketomboyan di atas rata-rata.

"Kyoko-senpai," panggil Mao.

Dia mengernyitkan keningnya. Ternyata memang benar, calon kakak iparnya itu yang bermain drum.

Kyoko berhenti bermain, dia gelagapan. Sebenarnya Mao belum tahu, bahwa Kyoko itu pandai bermain drum. Mao juga belum tahu jika tangan lentik yang biasa memegangi cangkir teh itu, juga terbiasa memukul drum.

"Mao, please, jangan bilang ke Kanade ya," pinta Kyoko.

Mao tersenyum tipis. "Kenapa? Dia pasti terkejut kau suka bermain drum. Kyoko-san hebatttt," puji Mao.

"Tolong, jangan beritahu dia. Sebenarnya Kanade masih belum tahu sifatku yang lain. Aku takut, dia tak menyukai gadis sepertiku. Kau tau 'kan, Kanade menyukai gadis anggun."

Alis Mao naik ke atas." Ya ampun, Kyoko-san tak perlu khawatir. Aku yakin, dia pasti tetap menyukaimu, meski tahu yang sebenarnya."

Kyoko meremas celana seragamnya. Bibir bawahnya dia gigit. Kyoko khawatir, Kanade tak menyukainya lagi.

"Aku ... aku ..."

Cklekk ...,

Pintu ruangan musik di buka. Sesosok pemuda masuk ke dalamnya.

"Mao ...," panggil pemuda itu.

Mata Kyoko bergetar takut ketahuan. Itu Kanade, kakaknya Mao. Dia masuk ke dalam mencari adiknya.

Merasakan kegugupan Kyoko, Mao akhirnya berusaha mengalihkan pandangan Kanade, agar Kyoko bisa kabur menyelamatkan diri.

"Lihat! ada buaya terbang yang mirip Kyoko-senpai." Mao menunjuk ke arah jendela. Dengan lugunya kakak Mao itu mengikuti arah tunjuk adiknya. Matanya mencari-cari apa yang dimaksud Mao.

"Mana? tak ada tuh." Kyoko heran, tapi Mao tetap menunjuk-nunjuk.

"Itu tuh! Buayanya punya sayap!!" ujarnya asal.

Kyoko tersenyum lega. Dia berhasil mengendap-ngendap berjalan menuju pintu keluar.

"Mana?"

"Ish! Itu mirip sekali dengan Kyoko-senpai!"

"Mao mao Kyoko dan buaya itu jelas berbeda," ujar Kanade heran.

Akhirnya, Kanade melirik ke arah Mao. Mao hanya tersenyum kikuk, syukurlah Kyoko sudah pergi keluar. Gadis berambut pendek itu mengintip, di balik pintu. Mencoba menguping pembicaraan Kanade dan Mao.

"Hehe, tampaknya sapi terbangnya sudah pergi." Mao beralasan.

"Hah? Sapi terbang? tapi kau bilang tadi buaya." Kanade keheranan dengan sikap aneh Mao.

"Sudahlah lupakan ..." ujar Mao mengakhiri perkataan sesatnya.

Kanade menggeleng-gelengkan kepala. "Oh iya, kau sedang apa di sini? Tadi juga aku melihatmu, bersama seseorang. Kemana dia sekarang?"

"Aku ... Aku di sini sendiri! Kau tak usah mengada-ngada!" kata Mao.

"Oh ya? Apa aku melihat hantu?" tanyanya bingung.

"Kau sendiri mau apa ke sini!" tanya Mao.

"Aku tadi mendengar suara permainan drum dari sini. Aku kepo, jadinya ya pergi ke sini. Tapi ternyata yang aku temukan adalah kau! Kau bisa bermain drum?"

Mao menggeleng.

"Lalu siapa?" tanya Kanade heran.

"Jangan-jangan ... hantu itu memang ada," ujar Kanade.

Mao segera mengalihkan topik, "Etto ano, ehmm. Sebenarnya apa yang kau suka dari Kyoko-senpai?"

Kanade tersenyum tipis, dia langsung menjawab,"Aku suka semua yang dia miliki. Sifat anggun, dewasa, dan pemikiran terbukanya."

Mendengar perkataan Kanade. Kyoko menghela napas, dia tak 'kan pernah bisa mneunjukan sisinya yang lain. Kalo masih ingin berpacaran dengan Kanade.

Hari demi hari berlalu, Kanade sekarang tengah ada di ruangan osis. Dia duduk di kursi, dengan pikiran kusut.

"Kyoko," panggil Kanade.

Wajah pemuda itu tak bersahabat. Seolah dia telah menemukan kebenaran yang selama ini disembunyikan Kyoko.

"Ya?" tanya Kyoko. Gadis itu langsung berdiri. Dia tampak akan diinterogasi.

"Ini milikmu bukan?" tanya Kanade.

Kanade menunjukan id card bernama Beat. Kyoko gelagapan, mulutnya terasa sulit untuk berbicara. Apakah dia akan diputuskan? Kyoko ketahuan telah berbohong!

"Jawab!" pinta Kanade.

Kyoko mengangguk.

"Kenapa kau berbohong?!" tanya Kanade tak percaya. Beat adalah idol tomboy yang berbeda sikap dengan Kyoko. Dia tak percaya gadis seanggun Kyoko adalah idol itu.

"Aku ... aku ..." Kyoko tergagap.

"Padahal aku sudah pernah bilang, jangan ada kebohongan diantara kita." Kanade mengecilkan volume suaranya.

"Maaf, aku hany---"

"Kau tak percaya padaku?" tanya Kanade.

Kyoko panik,"Tidak bukan begitu! Aku hanya tak mau kau mengetahui sifat lainku! Aku takut kau tak menyukainya!!! Aku takut kau membencinya!! Aku juga takut hubungan kita rusak!! Tolong, aku hany---"

Ucapan panjang Kyoko terpotong, saat Kanade mengecup bibirnya sekilas. Gadis itu mematung, tak percaya. Matanya berkedip-kedip, sementara tangannya mulai memegangi bibirnya.

"Mau siapapun kau, aku menyukaimu ... karena itu adalah kau." Kanade berkata jujur. Dia tersenyum manis, membuat Kyoko diam membeku.

"Kau tak membenciku?"

"Tidak, jelas tidak. Untuk apa aku membenci orang yang aku sukai? Lain kali kau harus berkata jujur! Jangan menyembunyikan apa-apa lagi dariku." Jari kelingking Kanade terjulur ke depan Kyoko. Dia ingin mengajak Kyoko untuk membuat janji.

Hati Kyoko menghangat. Dia tersenyum lebar mengangguk kemudian mengaikan jari kelingkingnya."Baik aku berjanji."

Kanade melepas jarinya. Dia kemudian mengecup, kening Kyoko. "Aku pegang janjimu."

"Etto ano ... kau tak mau mengecup ini lagi."Kyoko menunjuk ke arah bibirnya sendiri.

Kanade mengerjap, baru saja dia tahu sifat asli Kyoko. Sekarang gadis ini sudah meminta permintaan aneh ini. "Oke, kau ingin apa hng?" Kanade membalas ucapan Kyoko dengan seringai lebar.

END

Bye authornya masih kecil /kabur/

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro