Mate

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lyra menatap pria dihadapannya tenang, membuat seseorang dihadapannya semakin menjadi-jadi dan memaki gadis itu dengan suara lantang. Sebuah insiden kecil terjadi ketika Lyra hendak membuka pintu apartmentnya dan dengan tak sengaja ia menendang sampah yang ingin pria itu buang. Hanya hal kecil.

Sudah sejak lama Lyra tidak menyukai pria itu. Seorang pria yang sangat senang mengenakan mantel kebesaran dan panjang, celana kain panjang, rambut cokelat gelombang yang berantakan serta janggut dan kumis yang tak terawat itu benar-benar seseorang yang bad temper.

Hingga pada saat pria itu berhenti bicara, Lyra mengangkat alisnya lalu mencekik pria itu hingga terdorong menuju dinding apartmentnya. Lyra menatap pria itu tajam lalu mempererat cekikannya.

"Jaga bicaramu, brengsek, kau bahkan tak lebih berharga dari sampah-sampahmu itu."

Setelah memberikan serangan kejutan dengan cara mengusap rambut pria itu, Lyra pun meninggalkan tempatnya dan memasuki apartmentnya tanpa menghiraukan tatapan terkejut dari pria tadi.

Setelah memasukkan kata sandi, ia mulai mendorong pintu apartmentnya dan segera merebahkan diri di sofa hitam miliknya. Seketika seekor serigala pun mengendus tubuh Lyra, membuat gadis itu meraih kepala serigala itu lalu menyelipkan jemarinya diantara bulu-bulu kemerahan dihadapannya.

"Maafkan aku, ibu, aku tidak bermaksud menyakiti pria tadi."

Ya, serigala berbulu kemerahan itu adalah ibu angkat dari seorang Lyra James yang ia temukan di hutan terlarang 19 tahun lalu ketika gadis itu sedang tersesat setelah kecelakaan yang menimpa keluarganya yang mengakibatkan kedua orangtuanya meninggal dunia.

Grace-ibu angkat Lyra-berasal dari ras omega. Walaupun pada akhirnya ia memutuskan untuk mengasingkan diri karena alasannya sendiri dan menjadi Rogue, sekelompok serigala yang berpindah-pindah tempat yang memiliki konsep pemikiran: Berburu atau diburu.

Lyra sendiri adalah gadis-yang sedang beranjak dewasa-berusia 25 tahun. Ia memiliki surai hitam sepinggang dan mata almond berwarna merah marun. Ia memiliki tinggi yang tak sebanding dengan gadis-gadis lainnya, 173 senti, dengan besar tubuh yang biasa-biasa saja.

"Baik, aku akan menemanimu berburu," ujar gadis itu. "Tapi setelah aku makan."

Lyra pun bangkit dari sofanya dan berjalan menuju dapur minimalisnya. Dibukanya kulkas berwarna silver dihadapannya lalu diraihnya beberapa helai roti serta selai caramel. Sembari mengoleskan selai caramel pada beberapa roti, gadis itu pun memperhatikan langit malam yang tepat berada dihadapannya.

Lyra.

Gadis itu meremang ketika sebuah suara menghiasi pendengarannya, namun suara itu jelas membuatnya bergairah dan ingin mendengar namanya disebut kembali.

Rasanya nama itu sangat sempurna ketika seseorang disana menyebut namanya. Seakan-akan lidah itu tercipta hanya untuk membuat Lyra mabuk akan suaranya.

"Astaga, ibu!"

Lyra terkejut ketika ibunya menjilati sikunya secara tiba-tiba. Membuatnya menghela napas lalu menatap ibunya terkejut. "Kau mengejutkanku, ibu!"

Grace pun terus menjilati siku Lyra tanpa menghiraukan gerutu putrinya itu. Membuat Lyra kembalu menghela napas lalu meletakkan pisau serta rotinya di piring, membalikkan badan lalu mengusap-usap kepala ibunya lembut. "Ada apa? Sepertinya kau sangat cemas."

Grace berhenti menjilati siku Lyra ketika gadis itu berbicara. Namun kedua mata hitam wanita itu mengarah kepada bulan, seperti ingin menyampaikan sesuatu pada Lyra dan menyuruhnya untuk segera.

"Baik, aku mengerti," ujar Lyra lalu menyambar satu helai roti dengan selai caramelnya lalu membuka lebar jendela dibelakangnya. "Ayo."

Grace pun meloncat kecil menuju jendela yang terbuka lebar, membuat angin malam berhembus kencang dan menerpa bulu kemerahannya. Setelah Grace melompati jendela dan melompat jauh ke dalam hutan, yang berada tepat di belakang apartment mereka, Lyra pun ikut melompati jendela dan mendarat dengan mulus.

Grrrr

Lyra memutar bola matanya jengah lalu bersedekap. Ditatapnya serigala berbulu kelabu dengan mata merah mencolok dihadapannya tenang. Namun ketika serigala itu sedang berancang-ancang hendak mencengkram Lyra, Grace lebih dulu menerkam serigala liar itu lalu memutuskan kepala serigala itu dalam sekali hentakan.

Lyra menurunkan kedua tangannya lalu meraih sapu tangan yang selalu bertengger dicelananya, ia pun mengelap wajahnya yang terkena darah serigala itu lalu berjalan kearah Grace.

"Selamat makan, ibu," ujarnya sembari berlalu menuju dalam hutan. "Aku akan kembali nanti."

Gadis itu berjalan kedalam hutan terlarang yang sudah seperti rumah kedua baginya. Entah kenapa, aura hutan ini selalu seperti mengajak Lyra untuk datang dan menetap dalam waktu yang panjang.

Seperti malam-malam lainnya, Lyra berjalan dengan santai menuju tebing yang berada diujung hutan terlarang. Dari sana, ia dapat melihat bulan lebih dekat sembari mencari-cari keberadaan dirinya yang sesungguhnya.

Lyra.

Gadis itu menoleh ketika suara itu kembali terdengar. Lalu tanpa ia sadari, hidungnya mengendus-endus sembari memutar tubuhnya dan ia mendapati seorang pria sedang menatapnya dengan penuh gairah dan cinta.

Cinta?

Lyra pun membalas tatapan pria itu, yang sontak membuat kedua kaki gadis itu melemas ketika aroma tubuh pria itu semakin menyengat. Aroma yang tak biasa, aroma kayu-kayuan serta mint yang menjadi satu membuat tubuhnya memanas dan bergetar.

"Lyra, mate."

To be continue.

Ini ff pertama aku yang pake cast luar--selain korea. Jadi tolong kritik dan sarannya biar aku bisa lebih berkembang. Jangan sungkannn dan jangan lupa vommentnya~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro