Mas....Kawin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Olaaaaaaaa~

Nee muncul nieeeeehhhhh membawakan chapter

Setahu aing terakhir up itu....mmmm Juni?? Ya itu

Ehehehe maaf lama

Yuk dibaca

Boboiboy owned by Monsta

"Utang kau jangan lupa dibayar": berbicara

'Ini ceritanya pada ngutang gitu?': berpikir/membatin

Enjoy~

#

"Upacara penyerahan Mas Kawin oleh Keluarga Thunderstorm kepada Keluarga Light akan dilaksanakan" Drago Tempest Maelstorm selaku dari keluarga Maelstorm yang mengawali jalannya acara besar ini. 

(Picrew)

Disampingnya duduk dengan anggun kepala keluarga Maelstorm sekaligus istri dari Drago, Kuputeri Maelstrom Tempest selaku saksi dari acara pagi ini. Ya, acara yang cukup mendadak hingga dia tak dapat mengajak anaknya untuk menyaksikan secara langsung sahabat karibnya dinikahkan.

Dinikahkan dalam artian tanpa ada pemberitahuan dulu bagi para mempelai. Bisa dikatakan sebagai perjanjian pernikahan sebelum acara yang lebih.... sakral.

Si bibi dari Halilintar itu tertawa dalam hati saat keponakannya yang dia kenal dingin dan nol ekspresi itu secara drastis wajahnya merosot bermuka masam.

Mereka berenam saling berhadap - hadapan antara keluarga Thunderstorm dan keluarga Light. Halilintar sengaja ditaruh ditengah didempet oleh ibu dan ayahnya supaya tidak kabur, sama halnya dengan calon-nya yang tengah didempet pula oleh kedua orang tuanya.

Halilintar menunduk tak mau melihat calon istrinya. Bukannya dia pernah berandai - andai bisa memiliki istri bohai dengan lekuk tubuh yang memuaskan nafsu dan jiwanya, boro – boro mikir begituan, teman – teman rekan setimnya yang bobrok dan tak tahu diri itu sering membuat kepala Halilintar sakit nah sekarang malah dihadapkan dengan yang seperti ini. Jujur aja, Halilintar nggak mau ngelihat wajah terpaksa plus kesiksa yang sama halnya dirinya rasakan sekarang pada wajah calon istrinya itu.

Tapi yang namanya saudara itu emang bejat, dan mungkin tak ada perempuan yang seresek kakaknya. Kakaknya itu memegang kepala lalu dengan paksa mendongakkan kepalanya bak si kakak ini memang merencanakan aksinya sebagai adegan pembunuhan pada adiknya.

'Kalau kau memang ingin tahta jadi kepala selanjutnya silahkan, nggak usah praktek mau bunuh gua juga!' Itu yang ada di pikirannya Halilintar pas dia ngerasa nyeri pada lehernya yang dipaksa tegak.

Pertama kali yang Halilintar lihat dari calonnya ituuuuu kacamata. Visor nyentrik warna oren. Orang awam mana yang menggunakan kacamata seperti itu disiang bolong?

'Orang proyek?' Itu yang terlintas dikepalanya. Tapi ya masa sih cowok Alpha gagah, ganteng dan rupawan macam dia yang jadi pujaan para betina mau dinikahkan dengan pekerja konstruksi? .... tak mungkin lah bundanya itu bertindak gegabah. Kenapa pula tak ada yang menjelaskan apapun padanya?!

Orang dihadapannya itu tampak pucat. Kelihatannya dia lebih shock daripada Halilintar.

"Ehem, untuk Mas Kawin-nya dari keluarga Thunderstorm, kami memberikan---" Maharani Ratna memajukan salah satu dari sekian kotak yang berada disamping meja mereka. Beberapa menjulang dan sepersekiannya terlihat normal namun sang kepala keluarga Thunderstorm itu mengambil kotak kecil. "Ini" sebuah Kristal Ruby dengan cantik bertengger pada alas berwarna hitam. Nampak biasa saja bagi orang awam tapi semua orang disana tahu benda apa yang tengah dipertontonkan mereka.

'Harta nasional Gurla'tan tengah dijadikan Mas Kawin?!'

Mereka geger dalam diam.

Batu Ruby itu adalah sumber kemaslahatan bagi Planet Gurla'tan yang dinaungi oleh keluarga Thunderstorm.

Ibunya Halilintar itu tak sombong tapi kilatan menantang terpatri pada irisnya yang tertuju pada kepala keluarga Tempest yang menutupi wajah anggunnya dengan kipas lipat yang dibawanya.

"Bunda?!"

"Ratna—"

Halilintar merengut. Jika sampai kakak dan ayahnya ikut terkejut, berarti kedua orang itu tidak termasuk dalam rencana yang dibuat ibunya. Halilintar jadi terpikirkan apa spesialnya calonnya ini hingga ibunya menggunakan barang yang tak ternilai harganya itu sebagai taruhan?

"Ku harap kau tidak menolak"

Ini berarti Maharani Ratna benar - benar mempertaruhkan gelarnya sebagai Ratu di planetnya untuk memasukkan seseorang yang jelas - jelas asal muasalnya saja Halilintar tak tahu.

'Siapa sih orang ini?'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Namanya Solar Light. Makhluk hidup biasa yang diberikan kelebihan anugerah dalam segi kecerdasan berpikir. Dia hidup bersama dengan keluarga yang memang basic-nya pada ilmu pengetahuan, maka tak heran jika Solar menghabiskan waktunya untuk belajar.

Solar tinggal di Bumi dimana manusia mempunyai IQ yang dapat dikatakan biasa saja. Dia bisa dengan mudah mengalahkan manusia - manusia yang ada dikampusnya dulu dan itu bukan sebuah pencapaian, melainkan pertanda bahwa kejeniusannya dibutuhkan ditempat lain dan makhluk Bumi tak bisa memuaskan keingin tahuan otaknya. Itulah mengapa mengetahui kalau Solar mulai jenuh dengan kehidupan di Bumi, orang tuanya membawanya ke sebuah tempat bernama T.A.P.O.P.S. yang seperti namanya berurusan dengan barang - barang intra and inter galaksi. Tak hayal Solar yang awalnya mati hatinya itu menemukan kembali gairah untuk mengasah otaknya, membongkar rahasia galaksi.

Melihat semesta yang luas itu memberikan sensasi deja vu yang tak dapat Solar jelaskan.

Awal menjadi intern peneliti hingga menjabat sebagai kepala laborat T.A.P.O.P.S dia lalui dengan sangat mudah karena otaknya, hingga suatu hari orang tuanya datang langsung ke labnya, menyeretnya keluar, memaksanya masuk ke pesawat luar angkasa, mengganti bajunya, mendorongnya masuk ke lorong - lorong yang Solar ketahui sebagai hotel mewah, mendudukkannya didepan beberapa orang yang tak Solar kenal, melihat adegan konyol (kelakuan kakak dan adik yang membuat Solar sedikit iri), lalu ditampar (secara kiasan bukan harfiah) bahwa dia tengah dilamar.

Otaknya itu untuk sementara berhenti berfungsi memproses apa yang tengah dia alami. Solar tak bisa berkata - kata. Suaranya bagai digadaikan dengan kenyataan menyerempet mimpi.

Siapa yang tak tahu keluarga Thunderstrom?! Keluarga berkedok Kerajaan Ningrat itu?! Ibaratkan saja semesta tengah bergurau untuk menciptakan makhluk yang ter-paling berakhir membuat makhluk - makhluk yang diluar nalar dalam segi apapun baik rupa, tampilan, kepribadian, maupun kekuatan dan kuasa. Nah itulah gambaran Solar mengenai keluarga Thunderstrom.

Dan sekarang dirinya tengah dipertaruhkan dengan seonggok batu permata yang sejarahnya suuuuuuaaaannnnggggaaaatttt jauh dari dirinya yang seorang mahkluk biasa ini.

Oke, baiklah, kalau boleh jujur nih ya, Solar tahu kalau dia orang penting terbukti kalau ada apa - apa, buat ini buat itu dia yang biasanya jadi ketua atau kepala atau apapun itu yang biasanya memegang kendali tapi untuk kali ini saja dia meraaa tak sepenting itu.

'Orang - orang ini gila mempertaruhkan banyak jiwa hanya untuk.... aku?'

Sedikit bangga iya, ngeri juga iya.

Solar jadi punya krisis identitas disini!!

"Bagaimana? Kalau kurang kau bisa bicara langsung"

Sumpah Solar itu orangnya pemberani tapi kalau dihadapkan pada wanita berambut merah didepannya ini membuat bulu kuduknya menari hanya dengan melihat senyumannya saja.

Sebenarnya batu permata itu yang sangat ingin Solar teliti karena memiliki kemampuan untuk memancarkan listrik sendiri, meminjamkan kuasanya pada mereka yang memang tidak terlahir dengan nadi Thunderstorm Voltra.

Batu itu menjadi lambang kerajaan Voltra itu sendiri. Dia pernah mengajukan untuk meneliti ini guna membuat duplikat— bukan itu, lebih ke bagaimana batu itu berfungsi menyimpan energi sebegitu banyaknya. Dia ingin bisa membuat sesuatu yang mendekati batu itu untuk alasan memberikan bantuan kepada Planet - Planet yang memang tak memiliki pelindung dan jauh dari jangkauan T.A.P.O.P.S.

Dia tahu tak segampang itu meminjam sesuatu yang bernilai sebagai harta planet itu sendiri, apalagi diperiksa oleh ilmuwan yang berpredikat jenius gila seperti dirinya, tapi Solar juga tak menyangka akan diijinkan secara langsung meneliti batu itu lewat jalur seperti ini.

Secara tersirat, sang ratu ingin Solar menjadi bagian dari kerajaan jika dia ingin mengetahui rahasia dibalik batu itu, nantinya jika dia sukses membuat replika batu itu Kerajaan Voltra menjadi sponsornya, yang secara tak langsung juga galaksi akan lebih mengagungkan dan meng-elu-elukan Kerajaan Voltra dan pastinya Kerajaan Voltra semakin sejahterah karena menjadi pemasok utama batu replika.

Sialan.

Mengerikan sekali wanita didepannya ini.

Kenapa sekarang dia jadi sandera politik saat niatnya ini baik?

Melirik ke kanan dan ke kiri orang tuanya tampak sejalan dengan pemikirannya. Jika dia menolak sekarang apakah dia dan keluarganya akan dibantai ditempat ini juga? Siapa juga yang akan berani menolak tawaran ini saat sang ratu sendiri yang memberikannya?

Kekehan pelan terdengar dari ibu Halilintar. "Aku tahu kau tak akan menolaknya"

"Dengan diberikannya Mas Kawin dari Keluarga Thunderstorm kepada Keluarga Light dan tidak ada penolakan dari Keluarga Light maka secara sah acara ini telah selesai dan mempelai dari kedua keluarga akan dinyatakan sah menjadi sepasang Mate/suami, istri" Drago melanjutkan disusul oleh tepuk tangan antusias dari Ratna, Kira'na, dan Kuputeri dan tepuk tangan tak yakin dari Keluarga Light.

Lalu ketiga keluarga saling tatap menatap sebelum Trovejar berdiri.

"Sudah kan ini? Ada hal yang harus ku kerjakan" Trovejar mengangguk kearah Halilintar. 

Dia berjalan keluar ruangan disusul oleh Drago.

"Sekali lagi ku ucapkan selamat menempuh hidup baru adikku tersayang~" Kira'na berucap dengan seyum renyah terpatri pada wajahnya lalu dengan langkah senang mengikuti sang ayah.

"Hadiah dari Upan menyusul, Hali. Selamat ya. Jangan lupa undangannya nanti~" menutup kembali kipasnya, Kuputeri menunggu Keluarga Light mengucapkan salam perpisahan pada anak mereka dan berbincang dengan mereka.

"Baiklah kami akan membiarkan kalian berdua mengenal satu sama lain" ibu Halilintar itu merapikan bajunya sebelum membungkuk tepat pada telinga putranya. "Be gentle, Hali". Si anak laki - lakinya itu bersemu merah dan Maharani Ratna tertawa renyah mirip dengan putrinya, kearah menantunya sambil menunjukkan 'ini loh putra ku kau tak salah cari pendamping!'

Pintu ditutup dan hanya ada tersisa Hali dengan.... istrinya.

Lantas apa yang harus Halilintar lakukan sekarang?!

#

Bersambung 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro