⸙ it's beginning, 0.2.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

BRAKK!

Sebuah palang pembatas jalan tertutup ditabrak begitu saja oleh seorang pemuda yang posisi larinya terlihat paling depan. Dua pemuda lain yang tak jauh darinya mengekor di belakang, melewati jalan berpalang yang sudah dibuka dengan paksa oleh rekan yang telah lebih dulunya. Kemudian jika ditengok ke paling belakang dari rantai, ada sekitar 4 orang lain yang ikut berlari sambil membawa kayu, kapak, maupun tongkat besi.

Kalau dilihat sekilas, yang patut dicurigai pasti adalah 3 orang pertama yang sedang dikejar tersebut. Entah mereka maling, pelaku sexual harrasment, atau bentuk kriminal lain.

Tapi kalau mau kenyataan sebenarnya, ingat pernyataan orang yang berhutang adalah yang lebih galak?

Itu bukan peribahasa. Itu kalimatnya.

"Hey, Iwaizumi, kenapa kita malah kabur, sih?!" Teriak salah satu dari dua orang yang berlari mengekori kepala rantai.

"Dasar Iwaizumi gila! Bikin capek aja lari-larian begini!" Risuh orang satunya lagi.

Yang memimpin pelarian menoleh sedikit kebelakang, lalu berteriak, "Ya lalu? Kenapa kalian malah ikut lari, HAH?"

Mulai terlihat saling terengah, laki-laki yang pertama bicara kembali berteriak merasa kesal, "YA KARNA KAU JUGA KABUR, BRENGSEK! MASA MAU KITA BERDUA SAJA YANG DIKEROYOK, PAKE SENJATA LAGI."

"Ck," Sang kepala rantai kejar-kejaran, Iwaizumi Hajime mendecak. Dia kembali menoleh, kali ini jauh ke belakang sana, di mana keempat orang itu masih mengejar mereka.

Berikutnya tampak terlihat malas, pria bernama kecil Hajime itu lantas berhenti, lalu berbalik badan dengan berani pada jarak antara dia dan keempat orang pengejar yang terus terkikis. Kedua rekannya yang tadi mengeluh berhenti di belakangnya, ikut berbalik juga kemudian sampai tiba-tiba terdengar suara yang memekakan telinga.

DOR!!!

Satu persatu dari keempat pengejar memberhentikan diri dengan jarak yang cukup. Melongo kaget dengan apa yang ada di hadapannya.

Iwaizumi Hajime yang mengacungkan pistol ke udara. Perlahan kemudian dia membawa tangan itu turun secara horizontal. Kini ujung pistol menghadap lurus ke depan, di mana keempat orang itu berada.

"Kalian itu mengejar kami mau menagih kembali duit bayar hutang yang kemarin atau bagaimana, sih?" Ujarnya, terlihat santai.

"... Kalau gak terima ditagih, balas dendamnya jangan pakai senjata, dong," Hajime berucap final, dengan wajah tajamnya ia membuat seringai.

Padahal Iwaizumi Hajime hari ini tidak berniat jatuh dalam perkelahian. Tapi ternyata memang kayaknya ada banyak orang yang tidak bisa melepasnya begitu saja, ya.

.

.

.

continue.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro