⸙ it's beginning, 0.2.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gelak tawa memenuhi ruangan sempit, bercahaya remang, dan sesak karena berbagai macam aroma tercampur di sana. Makanan, alkohol, parfum perempuan, dan parfum berat milik lelaki, semuanya menyatu.

Begitu pun dengan kondisi fisik mereka. Bahu-bahu saling menempel, tangan pun saling bertaut antara laki-laki dan perempuan.

Terushima Yuuji, salah satu laki-laki di sana dengan helai pirang dan tiga piercing di masing-masing telinga kiri dan kanannya menyandarkan diri pada kepala kursi.

Pandangannya sudah berbayang dan napasnya sudah singkat-singkat. Laki-laki itu sudah mabuk dengan beberapa botol alkohol di bawah mejanya. Tak mempedulikan lagi teman-temannya yang masih berbincang, tertawa, dan menyumbang nyanyian. Sesuatu yang ada di dalam perutnya bergejolak, seperti minta untuk keluar.

Merasakan hal tersebut, Terushima itu bangkit. Dengan jalan yang sempoyongan dia mengundang perhatian beberapa temannya.

"Mau pulang?" Laki-laki dengan helai cokelat bertanya.

Terushima yang sedang berusaha membuka pintu menjawab singkat, "Mual."

Namun satu kata tersebut mampu membuat sohibnya itu mengerti. Lantas membiarkan saja Terushima berjalan agak sempoyongan sendiri ke luar ruang karoke.

Tapi tak sesuai dengan ucapannya, Terushima itu bukan melangkahkan diri ke toilet berada melainkan menyeret kaki-kakinya ke luar gedung. Entah ke mana ia membawa dirinya tersebut, namun sudah susah payah melewati beberapa gedung, Terushima lalu menyandar.

Tubuhnya kemudian merosot.

Tepat pada saat itu ponsel di sakunya bergetar. Tangannya dengan tak sabaran berusaha mengambil benda tersebut, lalu dengan kesadaran yang kurang ia mengangkat panggilan teleponnya.

"Haaah? Keerja?"

Terushima menyandar lemas.

"Ngaakk, gak maau. Kenaapa aaku harus dataang, hahh?"

Dengan kesadarannya yang sudah agak kacau, laki-laki yang diketahui bahwa ternyata di lidahnya terdapat piercingan juga masih terus menjawab percakapan dari seberang telepon.

"Gaaak, aaku laggi mabook, taaau ... Muaal---hoeek."

Akhirnya gejolak dalam perutnya berhasil memuncak dan membuatnya mengeluarkan isinya saat itu juga.

Terushima Yuuji yang sudah mabuk itu pun tak sama sekali menyadari, bahwa panggilan yang sudah terputus pada ponselnya tadi adalah panggilan dari HRD lowongan pekerjaan yang ia sudah daftarkan beberapa hari lalu.

.

.

.

continue.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro