24. (十二)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Begitu ceritanya ... Aku lupa terus mau menceritakannya sesegera mungkin sama kalian waktu itu."

Yachi Hitoka dan Yamaguchi Tadashi saling bertukar pandang. Sementara itu Hinata Shouyo dan Tsukishima Kei masih menempatkan atensinya pada wajah gadis paling muda, satu yang paling jangkung terlihat membuang napas.

"Dia kelas tiga, ya," Ujar Hinata, mengalihkan pandangan ke arah lain.

Saat ini mereka sedang berkumpul di taman perumahan tempat mereka biasa menghabiskan waktu sejak kecil. Seragam dan tas-tas sekolah masih ada bersama mereka. Dan kini mereka tengah kembali membicarakan persoalan [full name] waktu istirahat tadi yang belum dibahas lebih lanjut.

"Iya ... Aku benar-benar lupa, padahal tadinya aku mau bertanya dulu pada kalian maksud dari tujuan kakak itu mengajakku pacaran itu apa ..." [Name] menggerakkan kecil ayunannya, maniknya memandang ke bawah tampak bingung.

"Bagus kamu menolaknya," Ucap Tsukishima yang sedang duduk di besi pemanjat.

"... Memang pacaran itu seperti apa, sih?" Tanya [name], masih belum mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai hal itu, "waktu kakak itu pertama kali mengajakku saat festival, aku beruntung diselamatkan oleh kak Lizie ..."

"Lizie?"

Tsukishima dan Hinata mengulang nama itu berbarengan.

"Iya, kak Lizie menarikku dengan alasan sedang dicari oleh Kei. Berikutnya dia memberitahu kalo cepat atau lambat aku harus udah nyiapin jawabannya karena kakak itu pasti akan menagih lagi," [Name] perlahan-lahan menjelaskan. Namun masih menemukan Tsukishima dan Hinata mengerutkan kening, gadis kecil itu kembali menambahkan, "terus kata kak Lizie, aku bisa tanya Kei mengenai persoalan ini karena katanya kamu pasti lebih paham."

Kei agak menggetarkan maniknya sejenak, sebelum satu fakta kembali mendiamkannya, "Tunggu dulu. Maksudmu Lizie yang aku bilang menyebalkan itu, kan?"

"Iya?"

"Kenapa dia bisa menolongmu?" Kini Hinata yang bertanya. Walau tak sekelas, Hinata juga pernah berinteraksi dan tau karakteristik teman sekelas Tsukishima Kei itu.

"Gak tau? Dia tiba-tiba saja datang dan menarikku ..."

Tsukishima Kei mendesah.

"Kenapa dia bisa bersikap seperti itu, ya. Padahal biasanya nyebelin ..." Hinata menggumam, sama-sama merasa heran seperti Tsukishima walau anak paling jangkung itu tak terlalu memperlihatkannya.

"Jadi, Kei ... Pacaran itu seperti apa?"

Tsukishima tersentak, dia agak terlihat ragu untuk menatap mata yang memandangnya polos.

Sedari tadi diam-diam memerhatikan, Yamaguchi Tadashi pun berucap, "Pacaran itu biasanya untuk orang dewasa, [name]. Jadi wajar kalau kamu masih belum mengetahuinya."

Tsukishima menatap dengan gugup Yamaguchi yang saat itu juga sedang meliriknya.

"Pacaran itu kamu sama dia saling suka, tapi gak tau deh abis itu apa," Ini penjelasan sederhana dari Hinata. Tampaknya anak lelaki pendek itu juga masih belum cukup paham.

"Apa suka yang dimaksud berbeda dari biasanya? Kata kak Lizie berbeda, tapi dia tidak mau menjelaskannya ..."

"Huh, memang apa yang bisa diharapkan dari orang itu, ya, kan Tsukishima?" Ujar Hinata.

Sementara Tsukishima yang tumben-tumben sekali diajak beraliansi dengan Hinata hanya bisa menjawab dengan gugup, "Y-ya ..."

"Suka yang dimaksud emang agak berbeda [name]. Agak sulit menjelaskannya juga, jadi wajar Lizie itu gak mau ngejelasin," Kali ini Hitoka yang menjawab pertanyaan lugu adik kelasnya. Dia sendiri masih belum paham betul, tapi setidaknya ia mengerti dari beberapa cerita teman sekelasnya.

"Saat kamu tertarik dengan seseorang, ingin selalu melihatnya, senang saat bersamanya, dan sedih jika dia tidak ada, mungkin ini suka yang dimaksud," Hitoka perlahan-lahan menjelaskan, "disaat suka seperti itu lah, kamu bisa mengajaknya berpacaran. Karena dengan berpacaran, kamu bisa terus bersama dengannya."

[Name] mengerutkan kening untuk berpikir. Pantas saat kakak kelas itu mengajaknya pacaran, dia bilang akan banyak menghabiskan waktu bersama. "... Bedanya dengan teman apa? Aku merasa suka seperti itu pada kalian, tapi kita kan tidak pacaran?"

Kini Hitoka yang mengerutkan kening, berikutnya gadis kecil itu mendesah, "Entahlah. Intinya seperti kata Yamaguchi. Pacaran biasanya untuk orang dewasa."

"Tapi kenapa dia mengajakku sekarang, yah ..."

Tsukishima Kei menatapi gadis yang paling polos itu. Dari situasi ini, dia dapat menyimpulkan sesuatu. Dia merasa rumit.

"Eh tapi ... Kata kak Lizie aku bisa menolak hal seperti itu dengan mengatakan kalo Kei adalah pacarku?"

Sontak sang pemilik nama kecil tersebut melebarkan mata.

"Ah, i-itu ..." Hitoka melirik-lirik kecil kepada teman paling jangkungnya. Begitu juga Yamaguchi.

Berbeda dari kedua temannya itu, Hinata Shouyo entah kenapa malah tertawa karena mengira saran itu adalah ejekan, "Hahahaha, lagi-lagi yang kena dia. Lizie itu sepertinya sangat dendam padamu, hei, Saltyshima."

Membuat Hitoka Yachi dan Yamaguchi Tadashi yang mendapati hal itu jadi sweatdrop sendiri, berikutnya serempak membelalak karena celetukan [full name].

"Kei, kamu sakit? Mukamu kok merah?"

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro