Chance

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Sudah 30 menit lamanya Aku berada di kantin sekolah. Gojo yang tak jauh duduk di dekatku terus diam, sedangkan aku yang memang tidak pandai berbincang dengan seseorang apalagi dengan Gojo Satoru. Sedikit resah karena aku merasa sangat canggung. Aku juga tak mengerti mengapa Gojo duduk dekat denganku, padahal aku dengannya hanya kenal nama saja. Ah mungkin dia, sebab aku menyukainya.

Mungkin butuh kursus merangkai kata untuk bicara dengan seorang Gojo. Aku benci kepada diriku karena tidak pernah jujur. Aku melirik ke arah jam dinding, merasakan jam dinding tertawa kepadaku karena aku hanya diam membisu karena tidak berkutik di depan Gojo.

Gojo melirik kearahku dan kemudian menunjukkan senyum tipisnya, sial aku semakin gugup saja rasanya.

"Kau sendirian saja?" aku terkejut. Ia tiba tiba menyebut namaku dan berbicara kepadaku.

Dengan gugup aku mengangguk, "i-iya." sial! Kenapa malah sekarang gagapnya.

Ku lihat ia mengangguk pelan, dan malah menggeser posisinya menjadi di depanku, "kalau gitu, aku temani," ucapnya. Wah sepertinya wajahku memerah hanya karena ucapannya itu.

Aku hanya mengangguk dan kembali berpura pura fokus kepada bukuku. Aku merasakan tatapan dari Gojo, kulirikkan mataku kearahnya. Untuk kedua kalinya iris biru kristal matanya bersih kokoh dengan iris hitam kelam milikku. Terlihat indah, rasanya seperti ada pelangi yang bersemayam disana.

"kau suka membaca?" tanyanya. Ah ya tuhan, bisa tolong berhentikan waktu sebentar? Aku ingin pingsan rasanya.

"i-iya," berbeda dengan ucapan, aku malah menggelengkan kepala. Tamat sudah.

Gojo terkekeh pelan, melihat tingkahku. Aduh tampan sekali.

"ucapanmu berbeda dengan tindakanmu, tsunderekah?"

"b-bukan! A-aku tidak tsundere!!" apanya tsundere?! Aku terlalu kikuk didepanmu kau tahu?!

"haha, baiklah baiklah aku percaya," ucapnya.

Suasana kembali sepi. Tapi, pipiku masih saja merah. Aku kembali memfokuskan diriku ke buku, tapi tetap saja tidak bisa. Sedangkan Gojo memainkan handphonenya.

"Satoru!" teriak seseorang dari kejauhan. Aku melihat, Gojo menoleh kesumber suara dan tersenyum lembut lalu melambaikan tangannya.

Si sumber suara, menghampiri mejaku dan Gojo. Perempuan berambut hitam kelam, juga wajahnya yang terlihat sangat cantik.

"ayo!" ajak si perempuan itu ke Gojo. Ah sepertinya mereka ingin pergi.

"kami pergi duluan ya?" ucap perempuan itu lagi dengan senyuman. Aku hanya tersenyum pelan dan mengangguk.

Tangan Gojo ia raih dan mereka meninggalkan kantin dengam bergandeng tangan. Ah benar, aku baru ingat. Itu kekasih Gojo. Bagaimana bisa aku melupakan.

Aku juga terlalu banyak menghalu, mengharapkan Gojo mrnyukaiku. Mana mungkin bodoh.

Aku hanya tersenyum getir. Tidak bohong bahwa aku menahan air mata yang hendak turun.

Mungkin suatu hari nanti, aku akan mengungkapkan isi hatiku. Mungkin.

"oi kau menangis?" suara berat tiba tiba saja memasuki indra pendengaranku, aku menoleh ke sumber suara. Ada Sukuna, temanku satu satunya.

Aku menggeleng, walau air mataku malah turun.

"ck. Bohongmu ketahuan." ia merapikan bukuku dan mengusap jejak air mataku, sedetik kemudian menarikku keluar kantin.

"tidak perlu menangisi laki laki itu. Tidak berguna."

---

👀 tumben sukuna care bgt 👀

Based on my prompt :


by the way, masih ada yang nunggu book ini?😃

Sugarhmhm.
291120

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro