❀ 03 ❀

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 3

Sudah lama aku tidak makan siang di luar. Untuk siang hari ini, aku bersyukur agendaku adalah makan di restauran favoritku.

Aku cukup gugup karena agenda ini bukan hanya agendaku pribadi. Yakni agenda dari rangkaian acara kencan musim semi bersama salah satu fansku.

Aku cukup gugup memikirkan apakah ia tidak keberatan dan akan menyukai tempatnya ataukah tidak.

Saat aku hendak memasuki pintu restauran, kulihat sosok gadis berperawakan mungil berlarian kecil menghampiriku. Aku mengulas senyum ramah khasku.

"Pas sekali, yuk masuk!"

Kami langsung memesan beberapa hidangan yang kami inginkan.

Seorang pelayan dengan sabar mencatat pesanan kami.

"Hamburger dua."

"Tanpa tomat!"

"Tanpa tomat!"

Aku sontak menoleh ke arahnya yang menyuarakan kalimat yang sama secara berbarengan. "Makasih. Kau sangat mengertiku sekali," kataku.

"Eh? Aku mengatakannya juga untuk pesananku ya! Aku juga tidak suka tomat."

"Wah ...."

Aku mendecak kagum karena ada manusia waras lain selain diriku yang juga tidak menyukai tomat!

Pesanan datang, kami sibuk memakan makanan kami sambil berbincang ringan.

Dua hari sebelumnya, Kay masih cukup canggung, mungkin masih berhati-hati. Aku berusaha sebisaku untuk membuatnya nyaman, dan bersyukur melihatnya lebih tampak santai denganku di hari ini terlihat dari antusiasme berbincangnya.

Bukan semata untuk memenuhi kewajiban pekerjaanku, tetapi juga sudah sepatutnya aku tulus memberikan timbal balik kepada fansku, kan?

"Beomgyu-ya, kau tak menghabiskan ini?" Ia bertanya sambil menunjuk potongan pizza yang tersisa satu.

Aku menggeleng. "Perutku sudah penuh."

Kay tiba-tiba berceloteh, "Aku akan menghabiskannya, karena sayang kalau tersisa. Kau harusnya menghabiskan semua makananmu. Kenyang atau tidak itu masalah mindset! Coba deh hilangkan bad habit itu dengan memasang mindset 'Perutku akan tersenyum puas ketika berhasil membersihkan semua makanan yang ada di piring'."

Aku terkekeh. "Lain kali akan kupertimbangkan."

Dia sudah seperti Yeonjun Hyung saja, dari cara makannya dan bercelotehnya tentang menasehati kebiasaan burukku.

Tanpa sadar, aku menarik sudut bibirku membentuk sebuah senyuman.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro