[Bilberry]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bilberry: pengkhianatan


.

.

.

"Sampai jumpa besok, [Name]"

Sebuah sapaan untuk berjumpa lagi kulontarkan padamu. Seorang yang telah lebih dari seorang sahabat. Seorang yang terikat hubungan denganku.

Kepadamu, [Name], pacarku.

"Sampai jumpa, Kuroko-kun!"

Kau memberikan sapaan yang sama, sambil sedikit melambaikan tangan diiringi senyuman ceria. Lalu tak lupa menengok ke belakangmu.

"Ayo, Akashi-kun!"

Senyumanmu tak pernah lebih lebar daripada saat dimana kau berbicara dengannya. Bahkan tidak denganku sekalipun.

Aku sudah tahu dari saat kita telah berpacaran beberapa bulan, dimana saat kau kuperkenalkan padanya.

Pada Akashi Seijurou, sang emperor absolut.




'Sakit'


Teriakan hatiku membuat tanganku secara otomatis mencengkram erat bagian dadaku. Begitu sakit saat melihatmu berjalan bersama Akashi-kun.

Tidak tahan lagi atas segala kepedihan yang ada, aku segera pergi dari tempatku berpijak. Pergi kemanapun, asalkan sosokmu yang bersama Akashi-kun tidak terlihat lagi.

'BRUK'

Karena telah berlari tanpa arah, aku menabrak seseorang. Karena air mata yang memenuhi pelupuk mataku, pengelihatanku memburam, sehingga sulit diketahui. Tapi, rambut itu-

"Kurokocchi?!"

Memang betul Kise-kun rupanya. Dengan segala kekuatanku, aku mengusap air mataku sebisanya, mencoba untuk mencari cara mengelabuinya.

"Apa yang terjadi padamu?! Kurokocchi, kenapa kau menangis?"

"Mataku hanya kemasukan debu, Kise-kun. Aku tidak apa-apa."

Sebuah kebohongan terucap. Betapa berdosa diriku ini, telah mengumbar kebenaran palsu.

"Tidak mungkin begitu, Kurokocchi! Katakan yang sebenarnya! Apa ini karena... [Name]?"

Ah, rupanya Kise-kun tahu. Sebutan namanya saja sudah cukup membuat dadaku kembali sesak. Menunduk dalam sebagai jawabannya, tak membiarkannya bertemu pandang denganku.

"Kurokocchi, aku tahu ini bukan tempatku untuk berbicara, tapi kau harus meluruskan masalah dengannya. Jika begini terus, Kurokocchi akan menderita!"

Aku akan menderita? Memangnya ada yang lebih menyesakkan dari melihat mereka? Jika iya, apa yang harus kulakukan?

Meluruskan masalah dengan [Name]?

Kedengarannya begitu mudah, bahkan untukku. Tapi ia tidak tahu bagaimana aku yang tidak bisa berpaling dari [Name].

Berdiri didepannya saja, aku merasa tidak pantas, apalagi untuk berbicara dengannya.

'[Name], apa hubunganmu dengan Akashi-kun?'

'[Name], apa kau mencintaiku?'

'Sebaiknya kita akhiri hubungan kita, [Name]'

Setiap ingin mengutarakan kata-kata itu, bibirku dihipnotis untuk mengatup. Suaraku disihir untuk pergi entah dimana, dan lidahku diambil oleh kucing.


"Kurokocchi? Kau mendengarku? Ini buah Bilberry yang kudapat dari pemotretanku. Arti buah ini sama dengan keadaan Kurokocchi sekarang. Artinya ialah-"

.

.

.





'Aku tak pintar berkata-kata. Aku juga tidak berani mengatakan yang ada dipikiranku kepadamu. Jadi aku hanya akan memberimu buah Bilberry ini.

Arti dari buah ini ialah penghianatan'






... beberapa buah beri dan sebuah kertas tulisan tangan yang ditulis dengan goresan penuh kepedihan yang diletakkan di tempat sepatunya menceritakan segalanya pada sang gadis itu.



-END-




[A/N]: INI APAAN YAH?

kok melankolis banget yah? Uhm... Tolong turunkan pisau, gunting, cutter, dan bola basket anda sekalian.

Jangan bunuh saya karena menjadikan kalian seorang cewek yang menolak cinta Kuroko dan Kuroko ialah pihak yang dikhianati.

Tetapi masih lebih baik daripada Kuroko yang menghianati kalian, bukan?

Kebayang nggak kalau Kuroko selingkuh? Saya sih lebih gampang ngebayangin anak dari gajah dan semut. #apaanini?

Ehem. Begini, saya sedang galau, dan mencari arti dari penghianatan. Lalu kebetulan, hujan telah datang. Nah, hujan bagi saya ialah sumber inspirasi dan kegalauan. Saya juga sedang sedih, jadi terbuatlah cerita ini.

By the way, Bilberry itu masih sebangsa dengan buah beri. Dan ya, itu bukan bunga. Saya juga baru sadar. Dari ketiga benda yang saya pilih dari 'flower list' nya Alice-san, hanya 1 yang benar-benar bisa dibilang bunga XD

Saya tahu chapter ini sangat menyedihkan dan gaje, namun tidak usah khawatir semuanya! Saya ialah penganut bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, bersedih-sedih dahulu, berbahagia kemudian.

Cerita selanjutnya akan lebih lovey dovey deh... Mungkin....

Oh, ada sedikit bonus disini.

Omake:

Sang gadis yang menyadari segalanya itu tak membuang waktu sedetik pun untuk segera berlari kearah gym indoor tempat klub basket first string biasanya berada.

Disana, ia menemukan pengirim buah itu sedang duduk sendiri di bench.

Perlahan, ia mendekatinya dan menumpahkan permintaan maaf atas segala kesalahan dan kepedihan yang telah ia buat kepadanya.

Sang biru hanya terdiam, dengan goresan senyum kepedihan teroles di wajahnya.

Sang gadis mulai menangis, ia tak minta untuk dimaafkan, hanya meminta agar semoga ia tidak akan menyakiti hati sang biru.

Sang biru hanya menatap sang gadis sambil memberitahu bahwa jangan menangis, dan semoga sang gadis dapat hidup lebih baik tanpanya.

Sang merah yang didampingi si kuning hanya bisa tersenyum tipis di depan pintu gym. Ia berspekulasi cintanya dapat dimulai. Lagipula, ia memang absolut

Sedangkan sang kuning bersyukur dapat menyelesaikan masalah sepasang pasangan. Tetapi apakah seorang yang patah hati vanilla ialah incarannya dari awal ialah menjadi misteri antara ia dan Tuhan.

END

Kabur~

Bye~

Meow~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro