13 | 고맙다

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kau menghela nafas yang kesekian kalinya dimobil Sehun. Kalian sudah berada dimobil hitam Sehun. Namun, Sehun belum mau menjalankan mobilnya ke sekolahmu. Sehun hanya diam, melihat lurus kedepan.

"Oppa," pangilmu namun, Sehun tidak bergeming sedikitpun. Kau menjadi sedikit cemas.

"Oppa," panggilmu kedua kalinya. Sehun tetap pada posisinya. Ia tidak melihatmu sama sekali.

"Sehunnie oppa," panggilmu dengan sedikit nada manja. Memang kau merasa itu menjijikan karna, kau tidak pernah melakukannya, tapi, jika sudah begini, terpaksa. Sehun sedikit melirikmu untuk panggilan yang ini.

"Oppa, marah padaku?" tanyamu lagi. Tanganmu sudah memegang lengan kirinya. Ia tidak melihatmu, melirikmu saja tidak ia lakukan.

Kau menghela nafas, tanganmu kau tarik kembali dari lengan kirinya yang belum terbentuk sempurna. 'Baiklah, mungkin memang tidak ada cara lain'.

CUP

"Mianhae atas sikapku, oppa. Aku hanya ingin meletakkan piring kotor ke dapur. Jika oppa mau memangku babymu lagi, tidak masalah untukku." katamu setelah mengecup pipi kiri Sehun sekilas.

YES!

FINALLY!

Sehun melihatmu dengan tatapan yang sangat tajam, sedikit takut menyergap dihatimu, kau takut Sehun akan semakin marah padamu.

"Oppa memang masih ingin memangkumu, baby." kata Sehun dan mengelus surai rambutmu.

"Oppa tidak marah lagi?" tanyamu dengan hati - hati. Sehun menggeleng membuatmu menghela nafas dengan lega. "Mana mungkin aku bisa marah durasi tingkat tinggi dengan babyku yang cantik ini.".

Kau merona karna mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Sehun. Sehun gemas melihat tingkahmu lalu mengacak rambutmu. Ia melihat kebelakang dan meraih paper bag.

"Ini untukmu, baby." kata Sehun dan menyodorkan paper bagnya padamu.

"Ini apa, oppa?" tanyamu.

"Buka saja, kau akan tahu apa itu." kata Sehun yang hanya memegang stir mobil tanpa bermaksud menjalankannya.

"Oppa," panggilmu saat mengeluarkan isi paper bag tersebut. Sehun hanya berdeham, menjawab panggilanmu.

"Ini adalah... Ini adalah semua tanda tangan EXO, bukan?" tanyamu sambil membolak - balikkan baju putih yang berisi 12 tanda tangan EXO.

"Yup." kata Sehun.

"Oppa, kapan oppa memintanya pada yang lain?" tanyamu dan memasukkan kembali 2 buah baju yang berbekas tanda tangan EXO.

"Kemarin malam, setelah kau mengatakan bahwa 2 sahabatmu ingin tanda tangan EXO, oppa meminta Hyungdeul melakukannya untukmu, baby." kata Sehun yang menjelaskan asal usul tanda tangan itu.

GREP

"Gomawo, Sehunnie oppa." katamu dan memeluk erat leher Sehun. Sehun hanya mengangguk dengan senyuman lebar terpatri diwajahnya.

"Anything for you, my baby girl." kata Sehun dan mengecup singkat pucuk kepalamu dan menjalankan mobilnya menuju kesekolahmu.

"AW!! Waeyo, baby? Kenapa mencubit oppamu yang tampan ini?" tanya Sehun dan mengelus lengannya yang kau cubit. "Jangan asal meng-claim, deh, oppa. I am not your baby girl" katamu sakartis.

"Up to you" kata Sehun. Karena, kau merasa bosan, tidak ada topik pembicaraan dengan Sehun, kaupun kembali menarik baju yang berada dipaper bag.

Kau melihat satu persatu, hingga akhirnya, kau merasa familiar dengan salah satu tanda - tangan yang ada disana. Tanda tangan dengan nama yang ditulis dengan huruf Hangeul. 오 세훈.

"ARGH!" serumu dan melepaskan baju yang ada ditanganmu dan beralih pada kepalamu, memegangnya dengan erat

"Waeyo, baby?" tanya Sehun, ia sesekali melihatmu karna, ia harus memfokuskan pandangannya pada jalanan kota. Merasa sia - sia saja jika pergi sekarang, Sehun menepikan mobilnya dan melihatmu kesakitan.

'Stephen, aku mau tanda tanganmu, bolehkah?'

'Eh? Untuk apa, baby?'

'Sebagai, kenang - kenangan, Stephen Oh. Bolehkah?'

'Tanda tanganku jelek, baby. Lebih baik, kau minta saja pada Edison, tanda tangannya lebih baik dariku.'

'Tidak mau. Maunya tanda tangan Stephen.'

'Hah... Baiklah, kemari.'

'Yey... Aku sayang Stephen.'

'Iya, baby. Stephen juga sayang baby.'

"ARGH!" Kau menjerit tertahan, anak laki - laki dan anak perempuan kembali menghantui pemikiranmu. Kau tidak pernah melihat mereka dimanapun.

"Baby, Gwaenchana?" tanya Sehun. Kau mengangguk setelah merasa denyut dikepalamu berkurang, kau segera menyimpan baju itu pada paper bag dan tidak berencana membukanya lagi.

_I.H.U_

Kau masuk kedalam kelas dengan perasaan bahagia, tidak perlu susah - susah untuk mendapatkan semua tanda tangan EXO, rupanya, Sehun sudah melakukannya untukmu.

"Sica - ah, Jaemi - ah, aku punya hadiah untuk kalian." katamu dan meletakkan paper bag tepat dihadapan mereka. Kelas memang sepi, hanya ada kalian bertiga saja didalamnya.

"Apa ini, babe?" tanya Jessica, ia tidak berniat menarik isi paper bag itu.

"Apa ini bom nuklir?" tanya Jaemi dengan polosnya. Kau memutar bola matamu dengan malas, kau menarik keluar isinya setelah menyuruh mereka menutup mata.

"Bukalah." katamu, mereka membuka mata, dan menahan nafas ketika melihat isi dari paper bag itu.

"Kau mendapatkannya dengan cepat, babe. Padahal, baru kemarin kami menyuruhmu mendapatkan tanda tangan mereka. Kau berkata, kau tidak mengenal mereka sama sekali." kata Jessica yang memutar balikkan bajunya.

"Memang aku tidak mengenal mereka, hanya saja, Sehun oppa tahu aku harus mendapatkan tanda tangan mereka semua, Sehun oppa melakukannya untukku. Dan, mereka sudah memperkenalkan diri mereka untukku." katamu.

"Astaga, you are so lucky. Kau tidak meminta pada Sehun oppa, kan? Tipemu sekali... dan, para member EXO memperkenalkan diri mereka secara khusus untukmu." kata Jaemi.

"Aku tidak tahu, aku beruntung atau tidak. Yang jelas, aku sudah mendapatkan apa yang kalian minta, aku dimaafkan?" tanyamu.

"Kau dimaafkan." kata mereka kompak.

"Kurasa kebecianku berkurang banyak pada kpop karena ini." Monologmu. Iya... karena, Jessica maupun Jaemi lebih memusatkan perhatian pada baju putih penuh coretan tanda tangan daripada dirimu yang dilanda bingung.

'Who is that little boy and girl? Why when I feel headache they always come into my mind? And, what does it mean?' batinmu.

::: AN :::

# Mulai deh konfliknya hehe 😁 baik kan akunya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro