✎៚┆ Lima

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Lembayung jingga penuhi relung cakrawala. Menggantung. Mengusik kawanan pipit yang sengaja melintas pada kanvas senja. Menggiring nya pulang, berteman gelincir swastaita pada kaki nabastala. Yang kian lenyap seiring waktu, tenggelam dalam samudera biru.

Senja. Pertanda akhir dari segala jenuh aktivitas. Menggiring insan pulang layaknya pipit di angkasa. Menyudahi rutuk dari segala beban yang yang kalut dihantam sengkarut.

Senja. Pertanda satu hari lagi kian dilampaui. Memberi tenteram, tatkala mega yang membentang tertumpah cat keunguan. Menyenangkan. Terlebih pada puan yang kini memekik riang. Mengusik seorang insan, dengan busa shampo yang memedihkan sebelah mata.

"Tuna?" Inumaki bertanya, selepas putuskan mengintip dari celah pintu kamar mandinya. Abai akan busa yang memenuhi surai peraknya. Abai akan pandang aneh yang dilontarkan istrinya.

"Toge kun!" puan di atas sofa membelalak cemas. Memicu pemuda dengan busa mendadak pair jantungnya. Menatap kebas.

"Konbu?"

"Toge kun!"

Inumaki lekas menutup pintu kamar mandi. Berkutat sejenak di dalam sana. Lantas melenggang keluar selepas handuk dililitkan pada tubuhnya. Kembali bertanya. "Tuna?"

Puan di hadapan bergeming, entah kalut dengan apa. Peduli setan dengan segala tanya. Kini Inumaki putuskan mengisi ruang kosong di samping istrinya. Niat hati mendekap malah terurung, selepas lengan ditahan tindaknya oleh sang puan.

"Toge kun. Ingat ga pas itu kita ke rumah sakit?"

Keping memori diungkit paksa. Teringat. "Tuna tuna! Konbu?"

Lidah mendadak kelu. Mengatup bibir ranum yang seharusnya mengucap kata. Segan. Meski tak enggan. Ragu. Meski mau. Segala hipotesa seketika penuhi ruang tanya. Tentang akan bagaimana ia, pula tentang ekspresi seperti apa nantinya.

"Toge kun."

"Tunaaaaaaaaa?"

Puan kini merengkuh lengan. Dengan rekan kurva yang memperindah guratan senja, ia berkata. "Toge kun jadi ayah!"

"Hah?"

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

Jemari kalap memencet angka.

Bermandi peluh.

Selagi hubungi semua kontak yang terlintas pada kepala. Dari Panda hingga Maki. Dari puan hingga lelaki, semua tak boleh luput ia kabari. [Name] putuskan diam selagi menyaksikan. Kembali bergeming, entah untuk yang keberapa kali dalam sehari. Mendapati, betapa heboh sang suami kala mendapati kabar hadirnya sang buah hati.

"Toge kun. Mungkin dia sedang ada urusan. Telfon lagi saja nanti."

Inumaki menggeleng. Tak boleh batinnya. Mau bagaimana pun, rekan yang satu ini harus tau kabarnya.

Lama menanti, akhirnya panggilan terhubung. Memicu pemuda di seberang menyapa lewat kata, "Halo Toge kun! Bagaimana kabarmu."

"TUNAA KONBU TAKANA!!"

Yuuta terkesiap. Sejenak jauhkan benda pipih dari indera, selagi diri memulai senandika. Bertanya. Apa yang tengah ia bicarakan?

"Toge kun, coba bicara pelan-pelan."

"TUNA! TAKANA TUNA-TUNA KONBU MAYO!!"

[Name] menggeleng, prihatin. Berangan akan seperti apa ekspresi Yuuta di seberang panggilan. Mana ia mengerti ucapan sang suami. Diri saja, sering keliru menyimpulkan citta. Apalagi Yuuta, terlebih sudah lama sejak terakhir mereka bersama.
Membalas pandang selagi berbincang ringan. Dan tak jarang Yuuta menoleh ke arahnya, meminta penjelasan dari ucapan Inumaki.

Agaknya, hipotesa [Name] salah besar. Tatkala indera menangkap jelas pekik dari pemuda seberang. Lantas terkikik geli. Disusul Inumaki yang kini tertawa lepas mendapati tanggap.

"TOGE!! SUNGGUH BUKAN MAIN KAU BICARA SEPERTI INI?"

Pemilik netra anggrek mengangguk, "Tuna!!"

"JADI [NAME] HAMIL?"

"TUNAA!!"

Insan omongan segera merampas telepon genggam. Geram (namun dalam artian berbeda). Melanjutkan kata sebagai balasan kepada sang pemuda legam.

"Kau mengerti ucapannya Yuuta?!"

Yuuta terkikik untuk kesekian kali. Sempatkan bercanda. "Kan aku belajar kamus bahasa Inumaki."


"Hm?" Inumaki melirik, lantas dekatkan daksa ke arah pujaan hati. Mencuri kesempatan, dengan merengkuh manis pinggang. Memicu kepakan sayap kupu-kupu singgah dalam raga. Namun tak mengapa, hari ini [Name] amat menyukainya.

"Datanglah lagi kemari Yuuta. Mari kita rayakan ini bersama yang lain. Iya kan, Toge kun?"

"Tuna-tuna!"

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

"HEI! SEDANG APA KALIAN! SUARA TOGE DEKAT SEKALI."

"Ahahah, seperti biasa."

"Takanaaaaa."

"Masih ada aku loh di sini."

13 Agustus 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro