6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Oikawa Tooru--Dia yang tidak bisa menyembunyikan perasaan bencinya


Hampir dua bulan menjalin hubungan dengan Oikawa Tooru membuat [Fullname] mulai mengerti beberapa hal tentangnya. Sudah berkali-kali sang gadis berambut ombre coklat menghela nafas akibat kelakuan sang kapten voli. Karena semakin banyak mengenalnya, Oikawa menjadi pribadi yang semakin menyebalkan dimata [Name].

Sudah menjadi rahasia umum kalau sang gadis berambut ombre coklat dengan warna netra emerald itu selalu dipanggil dengan nama depan. Karena ibunya orang Amerika dan [Name] sempat tinggal di sana selama dua tahun. Orang-orang sana lebih suka memanggil dengan nama depan jika mereka berteman.

Tapi di jepang, [Name] harus berkali-kali menghadapi kesalahpahaman tentang itu. Yah, walaupun tidak ada yang memarahinya karena tahu bahwa gadis berambut ombre coklat itu blaster-an.

Namun sepertinya, sang Oikawa Tooru tampak tidak suka mendengar pemuda lain memanggil nama depannya dengan akrab. Apalagi jika pemuda itu bukan siswa Seijoh. [Name] mulai berkeringat dingin. Menatapi kedua pemuda yang sedang saling menatap sinis di depan minimarket.

Siapa sangka ajakan pulang bersama Oikawa bisa membawanya pada situasi rumit begini?

Kembali pada beberapa saat yang lalu. Oikawa merengek selama sepuluh menit, mengatakan jika ia sedang haus dan mungkin akan mati karena dehidrasi. Dengan perempatan imajer dikepalanya, akhirnya [Name] menawarkan untuk mampir sebentar ke minimarket terdekat. Gadis itu masih sayang dengan telinganya.

[Name] yang tidak ingin masuk ke dalam menyuruh Oikawa untuk segera membeli minumannya. Sedangkan sang gadis akan menunggu diluar.

Dua menit kemudian seorang teman lama di Amerika datang menghampirinya. Mereka pun terlibat percakapan ringan yang bisa membuat [Name] tertawa lepas. Dan Oikawa yang melihat itu kini sedang menatap sang pemuda tinggi sambil memeluk leher [Name] dari belakang dengan posesif.

"Apa yang kau lakukan disini, Ushiwaka?" Tanya Oikawa dengan tatapan tajam.

"[Name], aku tidak tahu kalau kau berteman dengan Oikawa Tooru," ucap Ushijima dengan wajah datar.

"Aku bahkan tidak tahu kalian saling kenal. Kau sendiri tahu kalau aku bukan orang yang ingin berdekatan dengan keramaian, Wakatoshi-kun," balas [Name].

Pelukan di leher [Name] dipererat. Gadis berambut ombre coklat tersentak kaget. Lengan Oikawa dipukul kencang akibat hampir tercekik. [Name] mendongak menatap sang pemuda berambut coklat dengan alis bertaut kesal.

"Sakit, Oikawa-kun!"

Perempatan imajer muncul dikepala Oikawa. Ia menunduk, menatap gadis didalam dekapannya. Pemuda bernetra coklat mengerucutkan bibirnya. Kesal karena [Name] memanggilnya dengan nama belakangnya, sementara Ushijima dipanggil dengan nama depan.

"Tooru!" Pekik Oikawa.

"Hah?"

"Tooru!" Ulang sang pemuda.

Mengerjap, sang gadis bernetra emerald menghela nafas. Ia menunduk. Merasa kesal dengan kelakuan childish milik pemuda berambut coklat yang masih mendekapnya. Ushijima yang melihat itu mengerutkan keningnya heran.

"[Name], Apa kau berpacaran dengan Oikawa Tooru?" Tanya Ushijima dengan nada datarnya.

"Tentu saja! Kau pikir kenapa aku bisa ada di sini? Memeluknya semesra ini?"

Lagi-lagi, Oikawa mengeratkan pelukannya. [Name] sampai mundur selangkah, punggungnya bertabrakan dengan dada bidang sang pemuda berambut coklat. Sang gadis mengaduh kaget.

"Kami ini saling menyayangi tahu! Jadi jangan kau coba-coba untuk menyelinap di antara kami. Karena kami tidak akan berpisah!!" Mendengar perkataan Oikawa, Ushijima terdiam sejenak.

"...kalau begitu, [Name], apa kau mau pindah ke Shiratorizawa?" Pertanyaan dari Ushijima membuat sang gadis [Lastname] mengerutkan keningnya heran.

"Memangnya kenapa, Wakatoshi-kun? Bukannya selama ini kau tidak mempermasalahkanku bersekolah di Seijoh? Lagipula kita masih bisa sering bertemu."

Oikawa tersentak kaget. Sang pemuda berambut coklat kembali menunduk, melihat ke arah [Name] dengan ekspresi tidak percaya.  Sang gadis yang merasa ditatap ikut mendongak. Membalas tatapan Oikawa dengan tatapan heran. Apa ada yang salah dengan kalimatnya?

"Selama ini?! Kau sering bertemu dengannya?!" Pekikan tak percaya dilontarkan. Ushijima kembali ditatap tajam.

"Jangan pernah kau bertemu dengannya lagi. Dia milikku! Kau tidak akan bisa mengambilnya,"

"Aku tidak pernah berniat mengambilnya darimu," sang pemuda tanpa ekspresi mengalihkan pandangannya menatap gadis bernetra emerald "[Name], sebaiknya kau juga pindah ke Shiratorizawa,"

Perempatan imajer muncul di kepala Oikawa. Kerutan pada kening pemuda itu semakin kelihatan. Ia menggertakkan giginya.

"Wah, setelah selalu gagal menyuruhku pindah, kini kau mengincar pacarku? Mau kau jadikan babu klubmu, hah?"

"Cho--Tooru!" Teguran [Name] diabaikan kedua pemuda yang masih saling bertatap sinis.

Ushijima menggeleng. "Kupikir, mungkin kalau [Name] pindah, kau juga akan beralih ke Shiratorizawa. Orang kuat harus bermain dengan tim yang kuat juga. Shiratorizawa lebih pantas untukmu,"

"HAA?? KAU--UMFF," [Name] berbalik dan membekap mulut Oikawa. Dengan cepat, ia menatap Ushijima.

"Maaf, Wakatoshi-kun. Tapi aku tidak akan pindah hanya karena hal sepele. Ayo bertemu di lain hari. Sampai jumpa,"

Sang gadis berambut coklat membalikkan tubuh Oikawa. Kemudian mendorong punggungnya dengan cepat tanpa menunggu balasan dari Ushijima.

"AH, TUNGG--" Oikawa hendak memberontak, namun terdiam saat melihat tatapan tajam [Name].

Gadis itu mendorong Oikawa sampai di belokan gang perumahan. [Name] menyandarkan punggungnya pada dinding. Ia menghela nafas pelan. Oikawa yang melihatnya hanya mengerucutkan bibir. Pemuda itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Merasa kesal dengan kelakuan gadisnya. Padahal Oikawa sedang membelanya!

"Tooru, aku tahu kalau kau membenci Wakatoshi-kun--"

"Jangan panggil dengan nama depannya!" Ketus Oikawa.

[Name] kembali menghela nafas. Tangan kanannya menarik pelan ujung lengan jersey Aoba Johsai VBC milik sang pemuda berambut coklat. Memintanya untuk balas menatap netra emerald milik sang gadis.

"Dia itu tetanggaku di Amerika!"

"...APA?!"

Netra coklat mengerjap bingung. [Name] melepaskan ujung lengan Oikawa. Gadis itu mengusap wajahnya dengan frustasi. Lalu kembali menatap sang kapten voli dengan ekspresi lelah.

"Kau sudah tahu kalau aku ini seorang half kan? Ibuku orang Amerika. Dan aku pernah tinggal di sana selama dua tahun. Aku bisa mengenal Wakatoshi-kun karena setiap tahun, ia akan liburan di rumah ayahnya di Amerika. Karena itu aku memanggilnya dengan nama depan. Sekarang kau puas?"

"Jadi..."

[Name] hanya mengangguk. Gadis itu menyerahkan kantong plastik berisi jus jeruk yang tadi dijatuhkan Oikawa saat melihat Ushijima. Oikawa menerimanya.

"Rumahku tak jauh dari sini. Kau pulang saja," kata [Name] sambil berlalu, meninggalkan Oikawa di belakang.

"Tunggu--[Nickname]-chan! Kubilang aku akan mengantarmu!" Pekik Oikawa sambil mengejar sang gadis.

K--Aii : ...kayaknya lama-lama ini jadi fluff.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro