tantangan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku apdet lho.

***

Malam hari ini langit Tokyo terlihat sangat indah. Bintang bintang kecil menghiasi hamparan luas itu. Banyak orang yang mengagumi langit Tokyo hari ini. Seperti Ushijima dan [name]. Mereka berencana piknik malam di sebuah bukit.

Mereka sekarang duduk di bukit, dan hanya menatap langit langit malam. Tangan mereka bertautan erat. Seakan tertempel perekat.

"Wakatoshi," panggil [name]. Ushijima hanya berdehem dan menolehkan kepalanya fokus kepada [name].

Wajah [name] yang terlihat manis walau sedikit pucat dari biasanya adalah kesukaan Ushijima. Ia bisa memandang wajah itu sampai waktu yang tak di tentukan.

"ayo bermain tantangan!" ajak [name] dengan nada cerianya.

"boleh saja," ucap Ushijima, "memang apa tantangannya?" lanjutnya bertanya.

"kau dulu beri aku tantangan!" ucap [name].

"hmm," Ushijima mengambil pose berpikir, mencari tantangan yang pas untuk [name].

"bagaimana kalau pulang nanti ku gendong? Kau tidak boleh menolak," ucap Ushijima datar. [name] membolakan matanya kaget.

"apa apaan tantangan itu?! Bukan tantangan!" ucap [name] sedikit berteriak.

"tidak boleh menolak."

"hm, baiklah." jawab [name], "nah untuk tantangan untukmu, besok kau harus berlatih voli dengan fokus tidak boleh menghubungiku! Supaya menang dikejuaraan minggu depan, oke?!" lanjutnya memberi tantangan.

Ushijima memiringkan kepalanya tanda bingun, tapi setelahnya ia mengangguk setuju. Tercetak senyum pias di wajah [name], namun matanya sedikit sendu.

Malam hari itu hanya diisi obrolan dan candaan dari sepasang kekasih itu. Di bawah langit Tokyo yang berbintang.

***

Pagi hari, tepatnya pukul setengah delapan. Matahari sudah menyinari dunia, sinarnya merembet masuk ke sela sela gorden jendela kamar milik Ushijima. Ushijima terbangun karena suara alarmnya yang berdering keras.

Membuka handphonenya, ada satu notif masuk dari sang kekasih.

Sederhana. Tapi membuat Ushijima melukiskan senyuman lembut di wajah datarnya. Apalagi saat ia melihat pesan terakhir.

Setelah membalas, ia segera bangkit dari kasur dan bersiap siap untuk melakukan kegiatan sehari hari.

***

Siang hari. Waktunya ia pergi ke gym untuk melatih ototnya. Seperti biasa ia membuka handphone dan hendak menghubungi [name], tapi ia teringat akan pesan [name] tadi pagi, lalu mengurungkan niatnya dan berjalan santai menuju gym.

"Ushijima-san?" Ushijima mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Ternyata teman setimnya, sang setter Kageyama.

"ingin pergi berlatih voli?" tanya Kageyama.

"tidak." ucap Ushijima, "aku ingin berlatih ototku," lanjutnya dan dibalas ohh ria dari Kageyama.

"[name]-san tidak menemani?"

"dia sibuk." jawab Ushijima. Setelahnya mereka hanya terdiam dan berjalan beriringan menuju gym.

Tak terasa waktu sudah pukul 7 malam. Ushijima mengakhiri kegiatan hari ini dan pulang ke rumahnya. Hendak mengistirahatkan diri.

"[name] sedang apa kira kira?" gumam Ushijima di sepanjang perjalanan menuju rumah.

Setelah hari ini selesai, Ushijima berencana memeluk gadisnya seharian besok. Beruntung ia besok libur, jadi besok adalah waktu yang pas.

***

Merebahkan diri setelah berkegiatan penuh selama seharian adalah hal yang paling Ushijima sukai. Merilekskan otot ototnya yang tegang, dan menatap langit langit kamarnya.

Membosankan, tapi ia menyukainya.

Serasa kantuk menyerang, Ushijima mencari posisi nyaman dan memejamkan mata lalu tertidur.

***

Ushijima pagi ini sudah berada didepan rumah [name] menunggu dibukakannya pintu utama. Ditangannya ada sekantung cemilan kesukaan [name]. Nuatnya hendak menikmati hari liburnya seharian dengan [name].

Pintu dibuka, menampilkan wanita berumur sekisaran 60 hingga 70 tersenyum sendu kepada Ushijima. Ushijima menunduk menghormati sang wanita tua itu.

"mari masuk dulu, Nak." ajak ibu [name]. Ushijima mengikuti dari belakang.

Rumahnya sedikit berbeda, ruang tamunya sedikit lebih luas dari biasanya. Apakah di dekorasi ulang?

"sebelumnya tunggu sebentar ya, Nak. Ibu ingin memberi sesuatu," ucap sang wanita meninggalkan Ushijima diruang tamu. Ushijima hanya mengangguk dan duduk di ruang tamu.

Tak lama kemudian wanita itu kembali membawa kotak sedang berwarna hitam putih. Ushijima tahu, itu kotak yang biasa [name] pakai untuk menaruh aksesorisnya.

"[name] kemana ya, Bu?" tanya Ushijima penasaran. Raut sang wanita semakin sendu dan suram. Ushijima memiringkan kepalanya heran, ada apa?

"Ibu tidak bisa beritahu, kamu buka saja kotak ini. Ibu tinggal ya," ucap wanita itu menyerahkan kotak ke Ushijima lalu ia pergi meninggalkan Ushijima sendiri di ruang tamu.

Ushijima segera membuka kotak itu. Berisi surat, dan foto foto yang tidak asing. Perasaannya menjadi tidak enak, dadanya sesak.

Ia membuka kertas itu. Membaca paragraf pertama nafasnya sesak dan matanya berkaca kaca. Benar dugaannya ada yang tidak beres.

Hai, Wakatoshi? Hehe.

Kalau kamu baca ini berarti aku sudah pergi.

Maaf ya meninggalkanmu tiba tiba. Aku kemarin melakukan operasi untuk penyakitku. Tapi, penyakitku tidak bisa berkompromi untuk membiarkanku hidup bersama denganmu lebih lama sih.

Maaf juga sudah membuat tantangan konyol. Aku hanya tidak ingin kamu bersedih dengan kepergianku. Tidak keren tahu! Kamu berhasil ya?! Hadiahnya ada di kotak ya.

Kamu berhasil hidup tanpaku seharikan? Berarti sekarang kamu bisa ya hidup tanpaku setiap hari. Jangan bersedih, aku tetap selalu ada disampingmu.

Aku sayang kamu, jaga dirimu.

Detik itu juga air matanya mengalir deras. Ia berusaha sekuat tenaga supaya tidak terisak sehingga tidak menganggu ibu [name].

Tangannya sibuk membolak balikkan foto foto mereka yang berada di kotak. Di salah satu foto terdapat tulisan letak peristirahatan terakhir [name]. Membereskan semua, ia buru buru keluar rumah dan menuju tempat itu.

Hujan mengguyur kota Tokyo dengan deras saat Ushijima tiba di pemakaman. Batu itu tertulis jelas nama [name]. Hujan kali ini menemani dia menangis di pemakaman [name].

"kau tega, [name]."

"sangat."

Tidak jauh dari letak pemakaman, Ushijima melihat sekilas sosok [name] di bawah pohon. Tersenyum sendu sembari menggumam.

"maaf, dan selamat tinggal."

***

/menangis meraung raung.

TIKTOK YANG NGASIH IDE, BUKAN AKU SUER.

/menangis kembali.

Yaudah ya, gutbai :')

/kabur.

Sugarhmhm.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro