Bab 16 (Edited)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Awas scene kali ni mengandungi mature content. Content yang  mengandungi aksi panas, Mosturbasi time🔥🔥🔥Anda telah dilarang! Saya sarankan sediakan tisu semasa membaca. 😘

Scene panas bermula!Selamat menikmati~🤗

👬👬👬👬👬👬👬👬👬👬👬👬👬👬

Oh Shit!

Alex menelan ludahnya. Keringat merembes keluar membasahi dahinya. Dahinya berkerut seribu. Matanya tak lepas menjeling tajam benjolan besar yang timbul pada seluarnya.

Apasal aku hard on pada bocah belasan tahun?!Laki pulak tu!

Aku dah gila ke apa?!

Alex bingkas bangun. Baju kemeja yang dipakainya dilucutkan dari badannya. Satu persatu ditanggalkan hingga yang tersisa boxer briefs dipakainya kian mengetat. Alex mengorak langkah menuju ke cermin besar yang tergantung pada dinding biliknya. Dia melihat pantulan dirinya
pada cermin itu terutamanya pada boxer yang makin mengetat dan menyukarkan Alex untuk berjalan.

Tch, aku perlu release sebelum keadaan jadi makin memburuk.

Alex bergerak menuju ke bath room. Towel hitam di ambil dari ampaian baju dibawa bersamanya masuk ke dalam bath room lalu menuju ke sebuah bilik shower yang di lindungi dengan dinding kaca tebal yang memperbolehkan orang luar melihat bentuk tubuh pengguna bilik shower itu menembusi dinding kaca walau masih tampak samar samar.

Pintu kaca dibuka Alex memasuki bilik itu. Dia menggigil secara tidak sengaja apabila kulitnya bersentuhan dengan udara dingin bilik mandi kosong.

Alex menghidupkan air permandian pada had yang sederhana maksimum. Dia membiarkan air sejuk itu mengalir di segenap inci tubuhnya. Membiarkan ia mengalir ke bawah, menelusuri di leher jenjangnya, otot eight packnya yang berketak ketak dan terlihat sempurna. Ia juga melepasi pahanya, betis kemudian sampai ke lantai ubin sejuk.

Alex memejamkan matanya, menikmati rasa nikmat bermandikan air sejuk pada waktu malam. Dia membiarkan air sejuk meremajakan otot-otot yang lenguh dan membersihkan tubuhnya yang berminyak.

Tidak cukup dengan itu tangan Alex menyentuh setiap genap inci tubuhnya bagi memastikan tubuhnya bebas dari segala jenis kotoran. Dia memicit botol syampoo badan sampai cairan dalam botol itu mengalir keluar dan jatuh ke tapak tangannya. Dia menggosok tangannya yang bersabun di setiap celah tubuhnya yang tidak tersentuh. Membersihkan hingga tiada kotoran yang tersisa. Tidak lupa juga dia harus melegakan pleasure yang berkumpul dalam tubuhnya menjerit minta dilepaskan.

Tangan nakal Alex bergerak ke bawah dan ke bawah hingga ke celah kelengkangnya. Penisnya yang sudah membengkak besar dan menegang dipegangnya dan di urut perlahan.

Alex menjilat tepi bibirnya. Tangannya menaik turun mengepam batang penisnya yang makin menegang disentuhnya. Dia bermain main dengan hujung penisnya, menarik selaput kulit yang membaluti batang penisnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

Alex membungkukkan badannya menghadap dinding kaca. Dahinya di sandar pada dinding kaca tersebut. Dia mengalihkan tangannya yang bermain dengan batang penisnya pada dua bola kenyal yang tergantung di bawah batang penisnya.

"Ahn..."

Alex mendesah penuh nikmat menahan sensasi seksual ketika masturbrasi. Tanpa sedar pinggulnya bergerak sendiri seirama dengan gerakan tangannya.

"Ah..."

"Oh yeah, that good~!" Alex mendesah hebat.

....

Selepas hampir sepuluh minit bermasturbrasi Alex mula bernafas tercungap cungap. Dia mulai lelah. Biasanya dia hanya mengambil masa lima minit saja untuk orgams ketika bermasturbrasi tapi kali ni lima minit sudah berlalu dan dia masih belum mencapai klimaks. Dia dapat merasakan cairan mani miliknya bakal keluar tidak lama lagi tapi ada sesuatu yang menghadang ia daripada keluar.

Alex mengetap giginya. Di semakin melajukan gerakan tangannya pada batang penisnya. Mengepam naik turun penisnya berulang kali tapi kenapa ia masih belum puas? Malah penisnya makin terasa sakit dibiarkan air maninya berkumpul tidak dilepaskan.

"Shit!"pekiknya. Alex menggetap giginya.

Dia makin terdesak.

Urgh...bila ia nak keluar...aku tak tahan, kenapa aku masih belum ejakulasi lagi?, dia mulai panik.

Alex cuba membayangkan wanita seksi berbikini depannya, menggerakkan pinggul mereka, bermain dengan payudara besar mereka.

Tapi, dia tidak merasakan apa apa.
Nafsunya langsung tidak bangkit.

Oh shit...what happen to me?
Think!Think something else! Sesuatu yang lebih erotis!

Alex memejam matanya. Cuba membayangkan sesuatu yang berunsurkan erotis.

"Alex-san..." wajah Aqil tiba tiba tersembul keluar dalam mindanya. Seolah bermain main depan matanya bagaikan sebuah video layar skrin bergerak.

Aqil pada saat itu terlihat menggoda dengan wajahnya memerah. Matanya tampak sayu dan bergelinangan dengan manik manik mutiara yang bakal merembes keluar tak lama lagi.
Mulutnya separuh terbuka dan salivanya mengalir ke bawah, membasahi dagunya. Pemandangan yang sungguh menggiurkan dan seksi.

Penisnya Alex makin menegang dan membesar tiba-tiba. "Eh?!" Alex terjerit kecil. Terperanjat. Hujung penisnya kini mengeluarkan sedikit cairan putih, ia mengalir terus ke bawah menelusuri urat urat yang timbul di batang penisnya yang menegang keras meskipun telah dipam berulang kali dia masih belum berhasil mengeluarkan cairan maninya tapi kenapa bila terbayangkan wajah seksi Aqil, jr Alex memberi tindak balas?

"Oh shit" Alex meraup wajahnya. "Aku dah gila"

"Damn! Kenapa Aqil?"Alex bergumam pelan tapi tangannya masih belum berhenti bergerak, bermain dengan batang penisnya yang bakal mengeluarkan air maninya tidak lama lagi. Yang dia hanya perlu lakukan ialah lepaskan.

Pikirkan tentang Aqil! I need to release!

Wajah Aqil muncul lagi dalam fikirannya. Kali ini lebih erotis. Aqil sedang menjilati penisnya yang membengkak besar.

Wajah Alex sedikit memerah membayangkan itu. Tidak lupa juga kenikmatan yang dirasai nya pada saat itu. Dia dapat rasakan air mani yang terperangkap dalamnya akan meledak sekejab lagi. Hanya menunggu masa saja ia tiba. Dan orang yang mampu melakukan itu hanya Aqil seorang saja.

"Ah...unn...milik tuan Alex besar" suara Aqil yang terdengar erotis bagaikan irama lullaby di telinganya.

"Yea...Aqil jilat lagi..." termangguk mangguk kepala Alex hampir mencapai klimaks.

"Begini?" Aqil melepaskan lidahnya dari batang penis Alex. Hujung kepala penisnya dikucup lembut lalu Aqil membuka lebar mulutnya dan memakan benjolan besar yang membengkak itu ke dalam mulutnya. Lidahnya bermain peranan menjilati batang penis Alex sementara kepalanya dinaik turun, menelan batang penis Alex yang membengkak besar makin dalam mulutnya.

"Ahn..."erengan kecil keluar dari mulut Alex. Matanya sedikit berpinar pinar. "Oh God..."Alex bergumam pelan. Dia makin melajukan gerakan tangannya mengepam naik batang penisnya sementara otaknya ligat membayangkan hal ecchi itu.

"Al...ex, kamu suka?Pu...as tak?" tanya Aqil dengan mulunya penuh dengan benda kenyal miliknya.

"Yea...more...Aqil give more...I' ll cum..." Alex mengerang dalam keghairahan.

"Ok...umm...unn..."Aqil melajukan gerakan mulutnya. Menelan penisnya dalam dalam hingga mencecah tekaknya namun ia hanya setengah dari batang penis Alex yang dapat di telannya memandangkan ukiran penis Alex lebih besar dari rata-rata milik lelaki  Asia.

Batang penisnya yang bergeseran dengan dinding dalam rongga mulut Aqil menghasilkan satu getaran yang mampu membuatkan fikiran Alex terawangan merasai kenikmatannya.

"Oh shit!"Alex mengerang sedikit kuat saat dirinya mencapai klimaks. Tubuhnya bergetar hebat seraya air mani yang terkumpul dalam tubuhnya meledak keluar daripada terperangkap dalam tubuhnya. Seiring dengan itu cairan putih yang banyak terpancut keluar dan jatuh ke lantai simen dan dinding kaca tebal.

"Ha...ha...aku terlalu tua untuk ni..." nafas Alex tersekat sekat. Seluruh tubuhnya lenguh melakukan aktiviti panas itu. Dia menyandar tubuhnya pada dinding kaca. Rambutnya diacak acak hingga kusut.

"Fuck!"Alex mengeluh. Rasa menyesal pula kerana menggunakan Aqil sebagai objek masturbrasi.

"Just, what the hell happen to me?"

TBC

Hehe...amacam, panas ke tidak? Harap kalian enjoy baca part ni maklumlah baru pertama kali saya buat cerita yang mengandungi mature scene.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro