Bab 27 (Edited)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi kembali menjelang, dengan bantuan suara berisik, entah itu dari kokokan ayam tetangga? atau burung yang hinggap pada dahan pokok dekat jendela bilik, hal itu sukses mengusik telinga Aqil. Ditambah silau cahaya pagi yang menyorot melewati kain langsir biru muda  dan langsung mengenai matanya, benar-benar mengganggu kelelapan tidurnya.

Aqil sedikit mengernyit matanya. Dia merasa terganggu dengan silau terang yang menembus kulit tipis kelopak matanya. Dengan reflek dia berguling menghindari cahaya yang menganggu ketenteraman tidur di pagi harinya. Tapi siapa sangka sebaik saja dia menggerakkan pinggangnya dia justru diserang  rasa sakit yang benar-benar menyentak nya, membuatnya meringis. Rasa perih yang berasal dari bagian bawahnya benar-benar tak tertahankan.

Aqil sampai membuka matanya lebar-lebar. Sepertinya rasa sakit itu sukses membangunkan kesadaran yang samar-samar. Atau mungkin....mata yang membelalak itu adalah refleksi dari ingatan tadi malam yang kembali terngiang menghancurkan ngantuknya.

Aqil akhirnya bangun dengan mata membelalak. Sangat lebar. Riak mukanya juga berubah ngeri. Ia lantas menarik tubuhnya bangun keposisi duduk. Namun sungguh sial, rasa sakit yang amat sangat itu kembali menyerangnya. Dia kembali meringis dengan keras diiringi dengan nafasnya yang tersekat karena rasa sakit yang menjalar di pinggangnya. Bahkan sekarang ini wajahnya juga berubah jelek karena itu.

Sial, bagaimana dia boleh lupa kejadian malam tadi? Mereka telah bercinta untuk kedua kali dalam masa dua hari ini. Bagaimana ini boleh terjadi?Pertahanannya benar-benar jatuh. Enak saja dia menerima Alex untuk memuaskan nafsu serakah yang entah dari mana munculnya.

Aqil mengeluh perlahan. Rambutnya yang berantakan diperbetulkan. Dia melirik sekilas pada jam lonceng di sebelah katilnya. Pukul 6:15 pagi. Lagi satu jam empat puluh minit sebelum kelas akan bermula. Aqil tidak mahu lewat hari ini jadi dia bercadang untuk bangun lebih awal hari ini memandangkan semalam dia telah ponteng sekolah kerana sakit punggung. Selamat Alex sudah maklumkan pada guru kelasnya yang kononnya dia terkena flu.

Aqil memutar matanya memandang sekitar dalam bilik tidurnya. Di sampingnya Alex masih tidur lena tidak mengenakan pakaian, otat six pack jelas terlihat. Dia tidur berbungkus dalam selimut tebal. Patutlah malam tadi rasa macam sejuk semacam je rupanya dah ada orang yang steal selimut dia.

"Kamu sudah bangun?"suara garau dan serak basah menerjah masuk je gegendang telinga Aqil, membuyarkan lamunan pemuda itu. Dia menoleh ke sisi, melihat Alex yang mula terjaga dari tidurnya. Matanya dikedip banyak kali terkena penahan silau cahaya matahari.

"Um"Aqil mengangguk pelan. Dia menunduk ke bawah. Pipi dan daun telinganya memerah kembali. Alex tersenyum samar. Dia menarik tubuh Aqil dalam pelukannya. Dahi Aqil yang dilindung oleh poni tebalnya dikucup lembut.

"Selamat lagi, sayang"tegur Alex. Bibir Alex menyenget kecil. Dia tersenyum. Suaranya  kedengaran gemersik sekali. Bagai satu melodi yang menyentuh hati. Lebih lagi pandangan matanya kelihatan berlainan. Tiada ketajaman yang biasa menusuk ke hati manusia, tetapi digantikan dengan kelembutan seperti baldu. Tanpa dapat ditahan, hati Aqil berdetak laju bagai memainkan lagu nyanyian rock. Berdegup sangat kuat bagai mahu lompat keluar.

Ah, aku  sudah gila...Aqil mergutuk hatinya yang mudah cair apabila berdekatan dengan Alex. Dia hanya mampu mengangguk kepala membalas sapaan lelaki itu seraya berusaha beransur  turun dari katil untuk ke bilik mandi. Dia berniat untuk menyucikan dirinya yang melekit dengan keringat dan air mani miliknya juga Alex. Bau hamis dari cairan putih pekat kental yang melekat di tubuhnya boleh dibau dari badannya tetapi Alex sepertinya tidak peduli malah dia semakin memeluk erat pinggang Aqil, menyukarkan pemuda belasan tahun itu untuk turun dari katilnya.

"Hari dah lewat lah"Aqil melontar pandangannya menghadap Alex yang memeluknya dari belakang. Jelingannya hanya dibalas dengan kening Alex dijongket naik ke atas dan senyum manis dituju pada Aqil. Dia menarik dagu Aqil ke arahnya  dan mencium bibir pemuda itu dengan sekilas. Aqil tidak sempat meronta sebelum Alex melepaskan ciuman mereka dengan satu ciuman hinggap pada batang hidungnya.

"I will help you clean"tidak menunggu balasan dari Aqil, Alex terus mengendong Aqil masuk ke dalam bilik mandi dan keluar satu jam kemudian. Yup. Mereka menyambung kegiatan panas mereka dalam bilik mandi.

Bedebah, berani tul dia ambik kesempatan... Aqil dengan kesal bergerak masuk ke dalam pagar sekolah sambil menggosok pinggulnya yang perih. Sedikit butir air mata  bertakung di tubir matanya menahan sakit.

Kereta Alex yang bergerak semakin jauh meninggalkan perkarangan kawasan sekolah dihiraukan. Dia masih sakit hati dengan Alex. Sudah tahu dia ada kelas hari ini lelaki itu masih mahu menghajarnya satu jam sebelum sekolah bermula. Sekarang pinggul dan krisannya berdenyut-denyut hanya berjalan beberapa langkah.

Siol punya pakcik tua...

Sementara itu di bendara lapangan terbang. 11:30 tengah hari.

Kelibat seorang wanita mengenakan  pakaian seksi, bermekap tipis namun masih terlihat jelas kecantikannya
keluar dari tangga pesawat menuju ke gedung bangunan airport.

Wanita itu melangkah masuk ke dalam gedung lapangan terbang dengan bergaya sambil membimbit beg baju roda berjenama mewah bewarna pink sementara kaki jenjangnya yang bergerak lurus menarik perhatian penjalan kaki yang berdekatan dengannya. Mata masing-masing liar bergerak naik turun mencuri lihat dari kakinya yang putih melepak yang mengenakan kasut stiletto hitam bertumit tinggi hingga ke pakaian singkat dan sendat  yang menampilkan belahan payudaranya. Wanita itu berjalan bak model terkenal...No, dia memang seorang model majalah terkenal.

Wanita ini bernama  Abbriella Abrail, mantan teman wanita Alex selepas Alex bercerai dengan isterinya. Buat masa ini dia merancang untuk ke perusahaan Alex untuk bertemu dengan pujaan hatinya. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu Abriella sangat merindukan lelaki itu.

Sepanjang perjalanan dari bendara lapangan terbang  ke tempat penungguan taxi Abriella menghiraukan tatapan iri dan excited pengunjung di airport yang mengenali wajahnya kerana wajahnya sering kali muncul di cover majalah fashion terkemuka.

Screekk...sebuah kereta mewah berjenama Ford bewarna kelabu  miliknya yang dipandu oleh Lisa, agen dia dari agensi perusahaannya berhenti di hadapannya. Nampaknya wanita itu telah  lama menunggu kepulangannya ke tanah Indonesia.

Abbriella memasuki ke dalam kereta mewah itu dan menyesuaikan dirinya duduk di kerusi disamping kerusi pemandu.

"Kita mahu pergi ke mana, miss Abriella"tanya agennya dengan berhati-hati.

"Nikolaevich Corporation. Sudah tiba masanya untuk aku bertemu dengan kekasih hati aku"ujar wanita itu seraya mengoles gincu merah pada bibir tipisnya.

"Tapi miss, tuan Alex dan miss--" kata-kata nya dipotong dengan jelingan maut yang diberi oleh wanita disampingnya. Dia terus terdiam.

"Lakukan apa yang aku cakap. Jangan banyak songeh"Abbriella memekik memarahi agennya itu dengan bersuara lantang. Selamat kereta  yang dinaiki mereka sedang meluncur laju meninggalkan bendara lapangan terbang jadi tiada siapa yang perasan wanita itu menengking pemandu di sampingnya.

"B-baik miss"takut membuat artis dibawah jagaannya naik darah agen itu tidak berani membuka mulutnya. Perjalanan menuju ke perusahaan Nikolaevich Corporation tidak makan waktu yang lama malah Abbriella sempat menukar baju seksi yang dikenanya dengan pakaian yang lebih sopan. Dalam masa dua puluh minit mereka tiba dihadapan sebuah bangunan pencakar langit.

Dengan percaya diri Abbriella melangkah masuk ke dalam gedung pencakar langit itu dengan aura yang bermartabat.

Setiap derap langkah kakinya menarik perhatian para pekerja lelaki dan wanita yang berkerja dalam gedung itu. Semua karyawan menghentikan perkerjaan mereka semata-mata untuk mencuri lihat wanita yang kecantikannya  mengalahkan miss universe.

Suasana dalam gedung di tingkat satu berubah jeda sebaik sahaja Abbriela, model terkenal itu melepasi mereka dengan menampilkan senyuman yang menawan terhadap semua karyawan yang kerja dalam bangunan itu.

Abbriella menuju ke kaunter dan menawarkan senyuman yang terlihat tulus pada wanita yang bekerja dimeja kaunter itu yang tampak terpukau akan kecantikannya.

"Maafkan saya, boleh saya bertemu dengan Alexevier Nikolaevich?CEO di sini"tanya Abbriella dengan ramah.

"Ah...umm...cik Abbriella sudah buat appointment ke belum?"wanita kaunter itu tergagap membalas. Sekali sekala dia akan melirik Abbriella yang berdiri dihadapannya.

"Belum"jawab Abbriella.

"Oh..."

Selepas urusan di kaunter selesai Abbriella menuju ke lift yang digunakan khas untuk VVIP. Dia masuk ke dalam lift itu kemudian menghadap ke arah semua karyawan yang berkumpul di gedung lantai bawah semata-mata untuk melihatnya. Dia menguntum senyuman yang memukau. Deretan gigi yang tersusun rapi dan putih berseri terlihat.

Dan kemudian ribuan panah cinta tertacap tepat di setiap dada para karyawan bujang yang melihat senyumannya. Sungguh memeranjatkan penangan panah cinta wanita itu mampu menakluk hati setiap para bujangan. Setiap karyawan wanita yang melihatnya hanya mampu mengeluh dan merasa cemburu akan kecantikan yang tidak tertanding itu.

Selepas pintu lift yang ditumpangi Abbriella tertutup rapat semua karyawan yang sejak tadi mengunci rapat mulut mereka mula menghela nafas panjang dan keriuhan mula terjadi di lantai bawah gedung itu.

"I...Itu...bukankah wanita itu model
majalah terkenal Abbriella Abrail?"

"No way...kenapa model terkenal seperti dia datang ke mari?"

"Aku dengar dia mantan kekasih  CEO kita. Mungkin mereka masih belum putus"

"Tak sangka kita akan bertemu Abbriella di sini...wah... bertapa jelitanya dia... Beruntung betul CEO kita memiliki wanita secantik bidadari itu sebagai kekasih dia"

"Hmm...betul tu"

"Damn...jantungku berombak kencang..."

"Agh...aku lupa nak minta autograph dia..."

"Alamak...aku pun lupa..."

Sementara semua karyawan sibuk berbicara mengenai model terkenal itu, model yang dipersoalkan hanya tersenyum. Senyumnya yang sebelum ini tulus kini bagaikan topeng.

Wanita itu melihat jam di pengelangan tangannya. Sekali pandang ia seumpama ukiran ais halus diukir menyelaputi jam ini. Ia adalah Chopard Super Ice Cube. Ia adalah jam tangan wanita yang diletakkan puluhan butir potongan berlian disekelilingnya. Jam ini bernilai 1,1 juta.

Jarum jam di pengelangan tangannya menandakan telah pukul 12 tengah hari. Telah tiba waktu makan siang.

Abbriella  membuka tas yang ditaburi berlian kecil di permukaannya. Ia adalah Hermes Birkin bag. Ia sebuah tas yang bernilai 1,9 juta. Tas wanita ini dibuat dari platinum dan memiliki lebih dari 2.000 berlian. Wanita itu menyeluk tangannya masuk ke dalam tas nya kemudian mengambil sepotong gambar. Ia adalah gambar seorang lelaki yang telah berusia akhir 30-an namun kekacakkan nya tidak dapat ditandingi oleh mana-mana lelaki yang telah dilihatnya. Lelaki itu adalah Alexevier Nikolaevich, mantan kekasihnya dan juga tunangannya. Lelaki yang dicintai dengan sepenuh jiwa dan raganya.

Namun sayang hubungan mereka tidak sampai ke jinjang pelamin. Ayah  nya tidak merestui hubungannya dengan Alex kerana orang tua mereka saling bermusuhan di dunia bisnes dan juga di dunia gelap juga kerana Alex pernah beristeri.

Ye. Siapa sangka dia, Abbriella Abrail, model terkenal yang disayangi ramai orang merupakan anak seorang penguasa syarikat terkemuka di dinegara Rome, Abrail Corporation juga merupakan anak kedua ketua mafia yang bermaharajalela di Itali yang kini di sandang oleh abangnya sebagai ketua mafia.

Sebagai anak gadis dalam keturunan Abrail, Abbriella sangat disayangi kedua ibubapa nya walaupun mereka tidak merestui hubungannya dengan Alex namun mereka tidak memaksa Abbriella untuk mengahwini dengan anak lelaki clan lain kerana rasa sayang mereka terhadapnya. Segala permintaan Abbriella pasti akan dikabulkan.(kecuali hubungannya dengan Alex)

Meskipun hubungannya dengan Alex dibantah keras oleh ayahnya namun rasa cinta Abbriella melebihi segalanya. Apa yang dihendaknya pasti akan tercapai tidak kira apa cara sekalipun.

Di sebabkan itu...Here i came. Selepas setahun lebih tidak bertemu kerana jadual waktu permodelan yang padat akhirnya dia dapat kembali ke sisi Alex. Abbriella akan memastikan  Alex menjadi hak miliknya yang seutuhnya. Tidak kira apa pun!

Abbriella mengelus lembut permukaan gambar kekasih hatinya. Senyuman indah terukir di wajah cantiknya yang bak  bidadari syurga itu. 

"Fufu...aku tak sabar untuk melihat  kamu, Alex..."

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro