Bicara

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Heya, Readers!

Jumpa lagi dengan Author~

Author membawakan chapter baru nih

Penasaran?

Skuy baca

Country dimiliki oleh warga negara

Plot Author yang bikin

"Palu mana palu?": berbicara

'Errrr...': berpikir/membatin

Gua/aku: Indonesia ngomong ama dirinya sendiri/membatin

Enjoy~

#

Pertama – tama yang gua lakuin saat ketemu dengan cogan berpakaian kek tentara ini adalah berwow ria. Gilak cuy body perfect dengan muka cakep paduan yang sangat killer sekaleh!. Dan dengan bloonnya gua sambung dengan "Oh hey" plus senyum malu – malu.

TNI sendiri kek patung didepan pintu kamar Indonesia. Dia nggak akan menyangka kalau Tuannya akan bangun. Eh, maksudnya dia percaya kalau Indonesia akan bangun... cuman nggak dengan cara yang kek gini. TNI macam orang yang ngelihat hantu.

"Om saya buka hantu" gua reflex lah ngomong kek gitu. Gua kan rada gimana gitu dilihat kek gitu oleh mas – mas merangkap om.

TNI memberikan ekspresi wajah yang tak dapat diartikan.

"T-Tuan... apa anda lupa dengan saya?" TNI mendekati Indonesia dan Indonesia mengambil langkah mundur.

"Lah emang situ siapa?"

'Sorry mas dalam ingatan saya, saya nggak pernah ketemu orang kek anda'

Wajah TNI kalut. Masternya benar – benar bertingkah beda dari yang dulu dia pernah tahu. Dulu masternya itu orang pendiam tak berekspresi akibat ulah Londo dan Jepun nggak tahu diri. Terakhir yang dia tahu adalah wajah histeris ulah PKI yang membunuhnya.

"Saya TNI, Tuan..." TNI berharap Indonesia mengenalinya. Tahu dirinya. Beda lagi dengan apa yang dipikirkan Indonesia. Dia melongo kek orang begok.

'Anjir?! Cowok macam dia TNI?! Ya tuhan kalah ganteng aing'

Nih countryhuman malah insecure ma diri sendiri.

Karena Indonesia diam dan TNI menganggapnya menjadi normal maka TNI membawa teh yang sempat diseduhnya. Dia tuangkanlah teh itu ke cangkir dan memberikannya kepada Indonesia. Indonesia mengambil tehnya lalu menyeruputnya pelan – pelan.

"Apa Tuan baik – baik saja?" TNI menanyakan kondisi Indo.

"So pasti aku baik – baik saja, TNI. Eh, haruskah aku memanggilmu om?"

TNI merengut mendengar kata om dan gaya bahasa yang aneh.

"Tuan... apa anda benar – benar tidak mengingat saya?"

'Apa anda benar – benar Indonesia?' TNI ingin mengatakan ini tapi dia tahu mata yang menatapnya itu adalah mata yang sama yang telah membesarkan sejak dulu.

"Tentara Negara Indonesia kan?"

"Anda mengingat saya?" mata TNI berbinar.

'Lah kok kek puppy gini?' alis gua mencuat ke batuk, aneh bener.

"Aduhhh ingatan ku seperti dimasukkan ke blender, campur aduk" aku memijat kepalaku yang nggak pusing, alias cuman akting doang. Aku nggak mungkin ngomong kalau aku bukan Indonesia yang asli.... ya bisa sih dipanggil impostor tapi nanti gua bakal disikat ama TNI!

"Tuan jangan memaksakan diri"

TNI menyimpulkan kalau Indonesia lupa ingatan. Di benaknya dia akan menyuruh semua instansi untuk memperkenalkan diri supaya paling tidak Indonesia bisa mengingat mereka kembali.

"Ini tahun apa dah?" Ucap Indonesia sambil menatap atap. Menurutnya ada yang ganjal dengan suasana zaman ini.

"Ini tahun 2010, Tuan"

Gua sembur muka cogan TNI, kaget cuy. Yang disembur kek orang tersiksa banget tapi tetep gans kok.

'Anjir?! lah kok?! Kok bisa gua time travel ke 12 tahun dimasa lalu?!..... wait sakti banget gua!'

"Ehem, TNI. Gimana bisa aing-ehem aku bisa ada disini??"

"Tuan... PKI membunuh Tuan.."

And wushhhh angin dingin masuk ala adegan kaget sinetron Indosi***. Seharusnya sih gitu tapi Indonesia lagi – lagi hanya melongo.

'Jadi Indonesia beneran mati?! Watdefak?! Lelucon macam apa ini?! Dilihat dari muka TNI keknya bukan canda ini!'

"Sudah 74 tahun anda tidak sadarkan diri. Banyak orang dan countryhuman menunggu anda. Kami menunggu anda. Hingga yang lain beranggapan kalau anda tidak akan bangun... saya.. tidak kami, bangsa Indonesia percaya bahwa Tuan Indonesia pasti bangun. Walaupun kami harus menunggu lama, kami akan setia. Dan setelah sekian lama akhirnya anda bangun..."

Gua speechless. Welp, sejarah yang sangat menarik.

"Countryhuman?"

"Iya, grup anda Maphilindo. Tuan Malaysia dan Tuan Philipine sering berkunjung untuk menjenguk anda. Anggota ASEAN juga kemari. Tuan Rusia kemari saat ada kunjungan, Tuan North Korea juga"

'Ah ya, berarti sebelum meninggoy, Indonesia yang asli nggak tahu anggota ASEAN yang lain.... berarti pura – pura nggak tahu... tapi kan ane emang nggak tahu?'

"Wah banyak juga ya?"

"Tentu saja, Tuan. Banyak yang menunggu anda" TNI tidak sabar ingin memberitahu yang lainnya.

"Kruuukkkkk!!!"

Suara perut Indonesia membuat keduanya kaget.

"Aduh, perutku..."

"Maafkan saya, Tuan. Seharusnya anda makan dulu sebelum mengetahui hal – hal yang berat"

"Ya nggak papa sih, TNI. Btw ini dimana?"

TNI menaikkan alisnya mendengar kata asing dari Indonesia. "Anda berada di Keraton Yogjakarta"

"Hooohhh berarti Yogyakarta ada disini?"

"Ah, dia ada di kantor. Ingin saya kabarkan kah, Tuan?"

"Ndak deh, repot nanti"

TNI menghela nafas geli. Tuannya ini selalu mendahulukan orang lain.

#

Setelah masalah perut tuntas, Indonesia menatap kembali TNI yang hanya melihatnya makan dari tadi. "TNI, gimana kalau kita keluar?"

"Tapi Tuan, anda baru saja bangun. Bukankah lebih baik anda istirahat kembali?"

TNI tidak ingin Masternya ini kenapa – napa.

"TNI, aku ingin tahu keadaan Indonesia saat ini"

'Aneh banget dah pakek nama Indonesia.... lebih aneh lagi jadi Indonesia...'

Wajah Indonesia penuh harap. Dia sangat ingin melihat situasi tahun 2010-an dimana COVID masih belum ada. Dimana semuanya masih normal. Yaaaa walaupun Indonesia tahun 2010-an serasa amat telat dengan teknologi.

Aku melihat complicated expression di wajahnya. Oh ayolah jangan ngomong kalok korupsi pas meningkatnya tahun ini?!

"Baiklah, Tuan. Biarkan saya menemani anda"

"Oh ya jelas dong nanti kalau aku kesasar gimana? Mana belom ada Google Map"

"Huh? Google Map?"

'Ooooopppppsssss teledor banget gua ngomong anjir!'

'Sepertinya aku harus menambah kosakata baru untuk memahami, master. Tapi bagaimana bisa Master mengetahui bahasa ini? Apa jangan – jangan Master bisa mendengar kami pada saat tidur?!' muka TNI memerah sesaat jalan pikirannya berakhir kesitu. Dia sangat malu jika Indonesia mendengarkan curhatannya bahkan mengingatnya.

"TNI punya hoodie?"

"Hoodie?"

"Um jaket yang ada tudungnya?"

"Oh ya Tuhan, saya siapkan"

Fix setelah ini TNI akan mampir ke KEMENDIKBUD dan belajar bahasa gaul.

#

Perjalanan keluar sangat menakjubkan menurut Indonesia yang notabenenya nggak pernah kemana – mana. Ber-oh dan ber-ah ria setiap kali abdi keraton menjelaskan asal usul Keraton lalu tersenyum setiap kali orang melihatnya mangap kek ikan butuh air.

"Woh banyak orang ya"

Mereka berdua telah sampai di Malioboro, menghabiskan waktu 1 jam karena harus berkamuflase dan ditahan muluk. Indonesia mendadak ingin menjauh dari kerumunan dan langsung celingak – celinguk cari masker. Benaknya berfikir mengapa semua orang tidak menjaga jarak dan tidak menggunakan masker?

"Tuan?"

Lalu dirinya tersadar kalau dia bukan lagi di tahun 2022.

'Ohiya nggak ada kopid'

"Ehem, apa tadi yang kamu tanya TNI?"

TNI menyelidiki gerak gerik tuannya. Dia tahu kalau tuannya tadi mau panik.

"Ya Tuan, kita berada di Malioboro"

"Hoh"

Aku melihat banyak pedagang jualan, orang – orang bercengkeraman, dan suasana ramai. Fokus ku beralih ke pedagang keripik pedas dengan kepala botak macam artis yang terkenal itu.

"Pak keripiknya"

"Berapa mas?" si bapak nggak sengaja ngelihat mata gua dan rambut gua yang ketutup jaket. Awalnya sih biasa aja, terus si bapak kaget sendiri.

"Tu-tuan In-!"

"Sssttttt" aku tutup tuh mulut, TNI dah siap – siap aja pegang senapannya.

"Sans TNI"

"Sans?"

'Ughhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh 2010 dan segala keterlambatan teknologinya!'

"Mmmpppphhh!" gua lepasin si bapak setelah gua melihat mukanya mau biru.

"Hah..... hah..... Tu-tuan Indonesia?"

"Yoi"

"Anda beneran Tuan Indonesia?"

"In the flesh~"

"Huh?"

Okeh gua harus berhenti menggunakan bahasa gaul.

"Iya pak, saya yang asli"

Lah kok bapaknya kek mau mewek aja?

"Akhirnya saya bisa melihat secara langsung Tuan Indonesia... hiks... hiks"

"Pak jangan nangis... nanti tambah serem"

"Saya sudah menunggu anda. Kakek saya selalu berpesan untuk menunggu anda dan akhirnya anda bangun!" si bapak menggenggam erat tangan Indonesia sambil sesegukan.

"Eh?"

"Saya sudah katakan pada Tuan, bahwa banyak yang menunggu anda" TNI menggigit bibirnya seperti banyak yang ingin dia katakan.

'Mereka butuh Indonesia... tapi aku bukan Indonesia...'

#

Bersambung

Sampai jumpa lagi~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro