Lelah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

De deng! Readers!

Hola~

Ketemu lagi dengan Author yang bikin greget

OwO gimana kondisi kalian?

Moga aja baik

Ocey, Author bawa chapter baru nih~

Baca skuy!

Country milik penduduknya

"Utang oh utang": berbicara

'Gak tahu lagi deh': berpikir/membatin

Gua: Indonesia bermonolog

Enjoy~

#

"Ughhhh lelah...." setelah ditahan 2 jam oleh bapak botak berlatar belakang pedagang keripik akhirnya gua bisa balik lagi ke keraton.

'Fix abis ini gua diem di keraton aja, nggak mau keluar. Gua kan intropet'

"Tuan, saya bawakan teh ya?"

"Ah nggak usah ngerepotin TNI. Kau tidak ada tugas kah?" Indonesia penasaran sebenernya kenapa juga TNI harus nemenin dia keliling Malioboro? Toh juga tadi dia dilihatin kek orgil ama masyarakat yang kebetulan berwisata.

Muka TNI bener – bener tebel deh.

"Saya... sudah lama menetap sementara disini. Menjaga anda, Tuan"

"Jadi, selama ini orang cogan kek situ nungguin putri tidur..." nunjuk diri sendiri (indonesia) "... kek gua? Buat apa TNI?" Indonesia ya sadar diri. Dia nggak ganteng kek TNI dan juga nggak terlalu berguna.

"Kenapa Tuan malah mempertanyakan pertanyaan yang sudah pasti jawabannya? Sudah tugas saya menjaga anda. Hanya anda yang paling penting untuk saya" Mata TNI berkilat tajam menatap Indonesia seperti dia telah menghina tujuan yang selama ini TNI pegang.

'Waduh nih orang ngamuk kah?'

#

"Wahhhhhhh aku terlambat rapat ini!" Sebuah makhluk berteriak histeris tatkala mengetahui kalau dirinya akan terkena amukan dari atasannya.

"Ya udahlah bodoh amat kalau emang dah terlambat" keknya nih makhluk belum pernah merasakan rasanya disan***.

Yogyakarta memutuskan untuk putar balik dan menuju ruangan favoritnya. Iya, ruangan yang dia jadikan tempat curhat walaupun si pemilik ruangan kerjaannya tidur doang.

"Tunggu sebentar sepertinya aku melihat suatu penampakan" Yogyakarta mengucek matanya beberapa kali melihat orang yang berada di depan TNI.

'Ha? Sejak kapan ada makhluk lagi? Dan terus kenapa dah dia bewarna.. jangan – jangan dia countryhuman lain? Nggak mungkin deh dan apa – apaan tuh mulut! Lu kira gua apaan anjir?! Gua masih idup!'

"Oh gini ya, mulai ngelunjak ternyata"

"Eh... eh ini bukan mimpikan?"

"Sini ku bantu dengan melempar cangkir ini kekepalamu Yogya" mulut Indonesia tiba – tiba nyerocos tanpa sepengetahuan yang punya.

"EHHHHHHHHH AYAH?!"

'HAAAAAAAAAAAAAAAAAA???? ITU YOGYA?!?!? GUA TAHU DARI MANA NJIRRRRRRRR????'

Setelah tuding – tudingan yang lama sampai TNI mulai bosan melihat tingkah laku dua makhluk nggak jelas, akhirnya Yogyakarta yang punya otak lebih genep daripada Indonesia pun memulai pembicaraan yang bermutu.

"AYAH KAPAN BANGUN?! KOK YOGYA NGGAK TAHU?! GIMANA KONDISI AYAH?! MAU KE RUMAH SAKIT SEKARANG?! OH LUPA MAU NGABARIN YANG LAIN DULU!"

"Govlok nggak usah ngegas juga njir, gua di depan lu. Budeg lama – lama ni telinga"

Gua ngelihat Yogya ngerogoh saku celananya dan tetew keluarlah hp jadul.

"Ha? Loh? Ah?"

"Ada apa Tuan?"

"Itu?"

"Itu handphone tuan"

'Gua tahu kalok itu hp Om Cogan!'

"Lebih tepatnya ini hp BB atau Blackberry keluaran terbaru" ucap Yogya masang muka sok merasa kaya.

(Pasti kalian tahu lah, yang lahirnya sebelum tahun 2010)

Mau tahu reaksi Indonesia? Dia lagi nyembunyiin muka malu bung.

'Aduhhhhh njir aku baru inget kalau tahun 2010 masih pakai BB... manalagi om Markzukeberg baru bikin facebook, belom lagi era nama – nama alay. Oh iya anjir alay, anak layangan...ughhhhh membayangkan semua itu bikin mual kepala gua'

"Ayah? Ayah tak apa?"

"Kau lihatlah wajah penuh dengan beban ini. Masih ditanyak pula"

"Maaf ayah. Yogyakarta tahu Yogya banyak salah" wajah mewek dipasang membuat Indonesia ingin nempeleng nih manusia jejadian.

"Dah sana lanjutin tugas anda"

"Ini Yogya diusir?"

'Kalok iya lu mau ngomong apa?'

Maunya gua sih berkata kasar tapi sayang dah keduluan suara tuh BB berkicau.

"Halo?... ya? ... lah bukannya mau dibahas sama Mas Jakarta? ...sibuk? ...mmm okeh? ..."

'Kenapa lu ngelirik gua?'

"...baiklah kalau begitu bawa saja kesini. Ada orang penting disini yang mau saya kenalin. ...baik ...selamat petang"

TNI melirik tajam kearah Yogyakarta yang cuman bisa angkat tangan.

"Btw siapa tuh orang penting?"

Gua harus pakai baju bagus atau kagak nieh?

"B-t-w iku opo to pak?"

"Tolong pakai bahasa Indonesia"

"Eh, ngapura pak. Ummm maksud Yogya, btw itu apa?"

"Btw itu singkatan dan by the way"

"Lah sejak kapan toh Ayah jago bahasa asing?"

"Kau ngejek aku Yogya? Keknya telingamu butuh dipelintir deh"

"Huwaa ngapura pak!" Yogyakarta mendadak ngambil beberapa langkah mundur dari meja santai yang Indonesia pakai buat ngopi sekarang.

Indonesia menghela nafas panjang.

"Balik lagi kepertanyaan awal. Siapa orang penting yang akan datang?"

"Tuan, orang penting itu anda" jawab TNI penuh penekanan. TNI bingung dengan Tuannya.

'Mengapa Tuan bertingkah seperti ini? Apa karena tragedi 30 September masih melekat diingatannya?'

'Sebegitu pentingnyakah gua sampai dikira orang penting?' Indonesia melihat dirinya yang cuman bercorak merah ama putih. Nggak ada penting – pentingnya.

Gua sadar kalau ada lebih dari ratusan juta jiwa yang hidup dibawah warna merah putih. Tapi tanpa mereka Indonesia bukan apa – apa. Jadi Indonesia itu cuman sekedar identitas yang menjaga rakyatnya.

'Jadi kesimpulannya gua nggak penting!'

Nih makhluk malah senyum – senyum sendiri setelah sampai dikesimpulan itu. Entah apa otaknya yang kurang asupan vitamin dan nutrisi atau nih orang sedpresi itu pas hidup sampek nggak ada yang menganggap dirinya penting?

Kesihan amat sih

Selagi Yogyakarta kembali sibuk dengan BBnya yang tiba – tiba berdering lagi dan juga TNI yang kedepan menunggu orang yang Yogyakarta suruh dengan seenak dengkul kesini, Indonesia disibukkan dengan pemikirannya... lagi.

Kali ini bukan berpikir tentang nasib apesnya yang terdampar disini melainkan nasib negeri.

Cyahhhhhhhhhhhhh napa juga gua mikir buat nih negri? Kalok gua diem bae tak berkutik, hidup gua juga mapan~

Tapi anehnya kata – kata itu juga yang seperti menamparnya.

"AWCH!?!"

"Eh?! Ayah kenapa?!"

"Kagak napa – napa?"

'Eh anjir kenapa tangan gua mukul wajah gua sendiri?! Jangan – jangan gua berkelamin ganda?!'

Indonesia berhenti berfikir sejenak, sepertinya ada yang salah dengan pemikirannya tadi.

'Goblok kok berkelamin ganda?! ... perlu dilihat kah nih?'

Tolol memang, yang nulis nih cerita juga nggak paham dengan pemikiran Indo. Dia periksa tuh dibalik celana mumpung Yogyakarta keluar tauk mau cari apaan. Dan kalian tahu apa yang dia temukan dibalik celana? Iya bung belalai gajah.

"Okeh dah fix gender gua cowok. Syukur deh nggak asexual gua"

Tepuk jidat atuh sayaaaaaaaaaaaa. Gemez pingin nabok

"Balik lagi, masa sih gua punya dua kepribadian. Terus kepribadian kedua gua siapa? Ya kalik Indonesia yang asli? Katanya dah mati dia? ... kesurupan dong gua? Astaga gua bakal booking meeting ama ustadz buat diruqyah"

Mikirin itu semua membuat Indonesia kek orang kena gangguan jiwa. Daripada jadi gila mending nulis semua event yang ada, ye kan?

"... gua punya dendam ama copid, sampek yang gua tulis cuman itu doang"

Dioretlah si cacetan terus nulis baru lagi

"Segini dulu kah?"

"Ayah! Yogya dah bawa mereka nih"

"Mereka siapa njir?"

Dua makhluk jejadian muncul dihadapan Indonesia. Keduanya memasang wajah horor kek ketemu hantu diperliman.

"HEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE?????"

"TUAN INDONESIA?!"

"LU BERDUA SIAPA NJIR?!"

#

Bersambung

Hayo cobak tebak siapa yang Indonesia temui? Pastinya masih dalam lingkup negara kita

Penasaran?

Tunggu ya

Sampai jumpa~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro