Curse 34 ~ Then and Now ~

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Diharapkan menyetel lagu Tokyo Sensation yang dibawakan oleh Wagakki Band pas adegan kejar-kejaran!

Kau yang tadinya sendirian dan frustasi karena tak dapat menemukan lagi teman ajak, kini memandang seorang pria berkacamata sedang terlihat mengelus seekor kucing putih di pangkuannya. Melihat kucing putih tersebut, mata kamu berbinar dan kau merasa gemas dengan kucing tersebut.

"K-kawaiiiiiii!"

Kau yang memekik gemas dengan kucing tersebut sontak membuat sang pria yang mengelus kucingnya menoleh dan melihat kamu.

"Hei... Kalau mau memekik jangan keras-keras, telingaku sakit dengarnya."

Kau terkejut dan otomatis kau menutup mulut kamu sambil tersenyum malu.

"E-ehehehe... M-maaf, etto...."

Kau belum mengenal pria itu sebelumnya, padahal dia sudah muncul di ruang medis tapi waktu pertama kali bertemu keadaannya sangat tidak elite. Pria itu hanya memandang kamu datar sambil memangku kucingnya di paha.

"Nanami Kento, staff SMK Jujutsu Tokyo."

"Ah, watashi wa (Full Name) desu--"

"Ya, aku sudah tahu. Aku mendengarnya dari Yaga-san."

Kau terkejut lagi mendengar respon dari sang pria yang diketahui bernama Nanami Kento tersebut. Reaksinya yang sangat dingin entah kenapa membuat kamu begitu penasaran akan statusnya sebagai staff di SMK Jujutsu.

"U-um, s-senang bertemu dengan anda, Nanami-sensei!"

Nanami menatap kamu datar sambil menggendong kucingnya.

"Jangan panggil aku sensei, aku bukan guru di SMK Jujutsu." Ucapnya begitu datar tanpa ekspresi.

"E-eh? Terus enaknya dipanggil apa?" Tanya kamu kebingungan
engan respon dari Nanami.

"Panggil aja dia Nanamin!"

Tiba-tiba saja, Gojou sudah ada di belakang Nanami sambil tersenyum dengan penutup matanya yang terlepas dan menjulurkan lidah.

"Gojou, aku akan menampar kamu jika kau masih memanggilku dengan nama menjijikkan itu." Ucap Nanami sambil menghela napas.

"Ehhhhh, gak apa-apa kan? Kan kedengarannya lucu aja gitu! Lagian kau sendiri juga kelihatan tidak keberatan!" Gojou mengembungkan pipinya mendengar reaksi dari Nanami.

"Masa bodoh, jangan panggil aku sekali lagi dengan panggilan sok imut itu." Nanami lantas membiarkan sang kucing pergi dan berdiri sambil membetulkan kacamata dia.

Kau tertawa canggung melihat tingkah laku Gojou dan Nanami saat bersama. Namun kau tiba-tiba merasakan sakit pundak dan kaki sehingga kau meringis kesakitan.

"Kau kenapa?" Tanya Nanami kepada kamu yang menahan rasa sakit di pundak.

"Ini... Pundak sama kakiku lagi sakit jadi aku mau berencana ke terapi badan cuma aku gak berani pergi sendirian...." Ucap kamu sambil memijat pundak kamu yang kesakitan.

"Heh?! Kau mau ke terapi badan?! Ore ikuuuuu!" Gojou dengan semangat 45 ingin ikut sama kamu.

"GAK." Namun kau dengan singkat, padat, dan jelas menolak mentah-mentah permintaan dari Gojou.

Gojou langsung patah hati dan ia protes sama kamu.

"Hei, kenapa memangnya?! Aku kan guru kamu sendiri! Masa ya gak diajak jalan-jalan gitu?! Sekali-sekali diajak kek!" Protes Gojou sambil memohon kepada kamu.

"Gak mau! Aku kapok kalau jalan-jalan sama guru pedo macam kau! Kau-nya mana gak bener kalo diajak jalan-jalan!" Kau dengan kesal tetap menolak permintaan dari Gojou karena kau ingat persis kejadian di Miyagi sebelum keberangkatan kamu kesini.

Mendengar hal tersebut, Gojou langsung mengadu ke Nanami perihal dirimu.

"Nanamiiiiiin, dia jahat ke aku! Murid macam apa yang jahatin gurunya sendiri?! Aku gak bisa diginiin rasanya!" Ucapnya mendramatisir ala-ala sinetron gak guna yang alaynya minta ampun banjir air mata melulu sampe Author merasa resah.

"Kau sendiri juga aneh-aneh pas di ruang medis, kenapa kau seolah mau memperkosa (Surname)? Aku jadi merasa tidak bisa memercayai kamu rasanya." Dengan kata-kata yang menusuk, Nanami langsung meng-headshot Gojou dengan panah imajinasi.

Gojou seketika pundung dan terkapar di tanah, membuat kau dan Nanami yang melihatnya hanya bisa menatap datar walaupun sebenarnya kalian sedikit merasa iba dengannya.

"Ugh... Tubuh udah sakit, masa ya harus pergi sendiri?" Kau hanya bisa menghela napas sambil memijat pundak kamu.

Nanami yang melirik ke bawah menatap kamu yang memasang wajah cemberut, tak bereaksi apa-apa perihal dirimu. Namun, pria tersebut memposisikan kacamatanya dan memandang ke arah lain.

"Jika tak keberatan, aku bisa saja mengantarkan kamu."

Kau yang terkejut mendengar ucapan Nanami sontak saja menghadap ke atas, raut wajah kamu berubah dari yang tadinya cemberut berubah menjadi kaget bercampur senang atau canggung.

"E-eh? N-Nanami-san... I-itu beneran?" Tanya dirimu masih memasang shock mendengar ucapan dari Nanami.

"Heeee,~ Nanamin, gak biasanya kau mau menerima ajakan orang lain selain tugas kamu membereskan Roh Kutukan.~ Kesambet apaan kau?" Gojou yang juga sama kagetnya langsung menatap Nanami dengan penuh penasaran sampai mengecek gestur tubuhnya yang bagi kamu terlihat biasa saja.

"Aku tidak kesambet apa-apa, salah jika orang dewasa menjaga anak remaja dibawah umur? Aku tak seperti kau, Gojou." Nanami tetap memasang wajah datarnya meski Gojou sudah bersikap alay di hadapannya.

"Kalau gitu... Apa Nanami-san akan menemui aku di depan gerbang sekolah? Aku akan setia menunggu Nanami-san!"

Nanami yang hanya menatap kamu dengan datar (meski dari pandangan kamu sendiri itu adalah tatapan dingin) tidak bereaksi apa-apa sekali lagi. Tetapi ia dengan tanggap menjawab pertanyaan kamu.

"Baiklah, aku akan datang ke gerbang begitu kau sudah menunggu, (Surname)-san."

-----------------------------------------

(Sekali lagi anggap si reader :v dan jangan salfok ke boneka Elizabeth Gintama v:)

Kau kini sudah menunggu di depan pintu gerbang SMK Jujutsu dengan mengenakan sweater putih celana jean hitam, memakai masker hitam, serta sepatu hitam dengan tali putih yang menutupi telapak kakimu yang mengenakan kaos kaki putih. Kau juga membawa tas ransel hitam di punggung kamu sambil memainkan hape layar yang kau bawa.

"Maaf membuat kau menunggu."

Kau menoleh dan melihat Nanami yang berjalan dengan hanya memakai pakaian kasual dia yaitu jas cerah dengan dalaman biru muda serta dasi yang menghiasi pakaian dia, ia juga memakai kacamatanya yang menutupi iris mata dia. Kau yang melihat cara berpakaian Nanami sontak sweatdrop.

"Nanami-san... Kau seperti orang kantoran jika pakaian kamu seperti itu." Ucap kamu tersenyum canggung.

"Memang kenapa? Aku ini hanya tidak tahu selera fashion, jadi aku hanya berpakaian sesukaku. Kau sendiri pakaiannya seperti itu mau terapi badan saja atau mau jalan-jalan keliling Tokyo sih?" Nanami memandang kamu datar dan dia terheran-heran dengan gaya pakaian kamu yang sudah mau melakukan perjalanan traveling ala backpacker.

Kau tertawa pelan mendengar ucapan dari Nanami.

"Hehehe, habis terapi badan sekalian jalan-jalan untuk menghilangkan kebosanan, boleh kan? Aku mohon, Nanami-san!" Kau memohon kepada Nanami untuk mengizinkan kamu jalan-jalan sesudah terapi badan.

Nanami yang melihat permohonan kamu hanya bisa menghela napas, ia memposisikan kacamatanya dengan perangainya yang kalem.

"Baiklah, sekali ini saja. Besok-besok jangan diulangi lagi." Ucapnya kepada kamu.

Kau yang mendengar ucapan dari Nanami sontak memasang wajah cerah dan kau tersenyum ceria dengan mata kamu yang tertutup sehingga kau menunjukkan wajah yang begitu bahagia.

"Arigatou, Nanami-san!" Ucap kamu berterima kasih kepada Nanami.

Nanami terkejut, bukan karena ia terpesona sama senyuman kamu. Tapi... Melihat raut wajahmu, entah kenapa dia teringat 'seseorang' di masa lalunya....

-----------------------------------------

Kalian berdua sampai di terapi badan, lokasinya berada di daerah Shinagawa. Cukup jauh memang, tapi ini semua demi kesehatan kamu dan badan kamu.

"Masukkah?" Tanya kamu kepada Nanami yang memandang tempat terapi badan tersebut.

"Untuk apa bertanya lagi?"

Kau tersenyum dan tertawa pelan sebelum akhirnya kau segera masuk ke dalam.

"Ayo!"

Kau dan Nanami kemudian masuk ke dalam tempat terapi badan tersebut, begitu kalian masuk ke dalam....

"UAAAAGHHHH!"

Kalian disambut oleh teriakan seriosa seorang lelaki yang dipijat oleh staff terapi badannya.

"Yak, tahan ya, Pak! Ototnya sebentar lagi sembuh kok!"

Sang pemijat hanya bisa tersenyum sabar saat mendengar teriakan yang merusak telinga tersebut. Kau dan Nanami hanya bisa memasang wajah datar saat kalian melihat antrian yang cukup banyak apalagi rata-rata mereka semua adalah orang dewasa yang sudah bekerja atau bisa juga yang pensiunan.

Apalah aku yang masih muda gini udah kayak nenek-nenek--

Kau merasa insecure sambil memasang wajah (-_-;) karena kau adalah yang termuda satu-satunya disitu, untung saja kau datang bersama Nanami, jadi kau tak perlu gugup.

"Selamat datang! Anda berdua mau pijat disini?" Seorang resepsionis menyambut kau dan Nanami dengan senyumannya yang ramah.

"Ah-- em, satu orang aja. Yang disebelahku--"

"Tolong pijat untuk dua orang."

Kau terkejut saat Nanami malah meminta untuk dipijat juga. Tunggu, yang sakit dirimu kenapa Nanami malah ikutan mau dipijat? Sekarang kau kebingungan sendiri dengan sikap Nanami.

"Baik, dua orang dipijat ya! Boleh sebutkan nama anda berdua? Nanti kalau giliran sudah dipanggil kalian bisa masuk ke dalam!" Ucap sang resepsionis dengan ramah.

"Nanami Kento."

"Etto-- (Full Name)."

"Baiklah, sudah terdaftar! Kalian berdua bisa menunggu di kursi untuk giliran selanjutnya!"

Kau merasa sangat tegang karena kau harus duduk di dekat para orang tua yang memang kelihatannya sudah tua tapi jiwanya anak muda. Karena rasa tegang kamu itu, Nanami memutuskan untuk duduk di sebelah kamu karena dia tahu kalau kamu duduk terpisah dengannya bisa-bisa kau tambah tegang.

Nanami rasanya seperti mengurus anak sendiri di usianya yang sudah tidak muda padahal dia sepantaran sama Gojou.

-----------------------------------------

"Aduuuuuuuh, sakit banget sumpah!"

Sesudah dipijat setelah menunggu dengan lama, kau dan Nanami akhirnya keluar dengan kau akhirnya pulih dari rasa sakitmu tapi efek pemijatannya cukup membuat kamu ngilu. Sementara kasus Nanami sendiri, ia sudah terbiasa dengan pemijatan urut seperti itu jadi dia tak mampu merasakan rasa sakitnya.

"Nanami-san, makasih lho sudah mau menemani aku. Kalau Nanami-san gak ikut entah apa yang bakal terjadi jika aku duduk diantara para orang tua...." Kau tersenyum sambil memandang Nanami yang hanya melirik kamu sejenak.

Pria itu hanya memposisikan kacamatanya sambil berkata.

"Aku hanya menemani murid seperti kau dari marabahaya. Peran orang dewasa harus menjaga anak muda dari ancaman disekitar." Ucapnya dengan datar.

Mendengar ucapan dari Nanami, kau tertawa senang dan tersenyum cerah.

"Hahaha! Memang benar sih. Nanami-san, kau adalah pria yang bisa diandalkan!" Sahut kamu dengan cengiran yang terpampang di wajah kamu.

Nanami terdiam memandang kamu yang memasang cengiran itu. Kilasan ingatan muncul di dalam otaknya, memunculkan sosok 'orang' itu yang begitu mirip sama kamu. Nanami merasa... Sifat kamu yang ceria dan begitu apa adanya sangat mirip dengan teman dia semasa muda....

"Ah, Nanami-san, disana ada toko roti! Mau beli roti dulu gak?"

Kau menunjuk sebuah toko roti yang menjejerkan berbagai variasi roti yang ada di dalam toko tersebut. Nanami yang melihatnya lantas keheranan dan bertanya kepada kamu.

"Untuk apa kita ke toko roti? Bukankah ada toko lain yang bisa dikunjungi?" Tanya Nanami kepada kamu.

"Ehehe... Aku sekarang ini hanya mau makan roti saja, aku kebetulan pingin roti sisir yang isi dalamnya itu coklat. Kalau Nanami-san gak mau aku tidak memaksa kok."

Walaupun kau berkata demikian, kau memang sangat ingin mengunjungi toko roti tersebut. Nanami entah kenapa bisa membaca raut wajah kamu, ia pun merasa tak tega dan ia menghela napas sebelum dia berjalan duluan ke toko roti tersebut.

Kau memandang Nanami yang dengan segera menghentikan langkahnya.

"Kau mau ke toko roti itu kan? Tunggu apalagi?" Ucapnya sambil membelakangi kamu tanpa menoleh.

Kau yang mendengarnya tentu merasa senang, dengan cepat kau menyusul ke Nanami sambil tersenyum.

-----------------------------------------

Kau memakan roti sisir berisikan selai coklat tersebut dengan lahap, rasanya begitu enak sehingga kau memakan tiga buah roti sisir sekaligus. Nanami kebetulan membeli roti panjang untuk keperluan pribadinya saja.

"Hei, lihat! Pria itu keren banget!"

"Waaaaah, kelihatan tua tapi dia begitu daddyable! 😍"

"Uhuk-- andai aku bisa mendekati dia...."

"Eh, tapi siapa perempuan itu disebelahnya? Anaknya kah?"

"Hmm... Bisa jadi, apa dia jangan-jangan seorang duda?"

Kau dan Nanami bisa mendengar percakapan tiga orang perempuan dari kejauhan. Kalian berdua terdiam satu sama lain dengan wajah datar.

"Kita berdua terlihat seperti anak dan Ayah ya...."

Kau tersenyum canggung sambil berkata seperti itu kepada Nanami. Nanami tak bisa memberikan jawaban apapun perihal perbincangan tiga orang perempuan tersebut, tapi nyatanya memang benar jika ia berjalan sama kamu ia terasa seperti punya anak....

"Hah... Ya, begitulah." Sahut Nanami apa adanya.

Grab! (Jangan samakan ini dengan aplikasi Grab >:v)

Tiba-tiba saja, sesosok Roh Kutukan kecil Tingkat 4 mencuri dompet kamu. Kau terkejut ketika Roh Kutukan itu berlari sambil membawa dompet kamu.

"Astaga, dompetkuuuuuu!"

Nanami yang juga melihat kejadian itu sontak saja ikutan terkejut dan ia langsung mengoper bungkusan rotinya kepada kamu.

"Kita kejar Roh Kutukan itu!"

(Mulai dari sini lagu Tokyo Sensation dimulai!)

Adegan saling kejar-kejaran terjadi diantara kau, Nanami, dan Roh Kutukan tingkat 4 tersebut. Roh Kutukan tersebut begitu cepat sehingga Nanami dan kau menyamakan kecepatan walau kau kalah cepat dengan Nanami.

"T-tunggu aku!"

Adegan seperti melompati pagar, memanjat, bahkan lompat melewati sungai terjadi dengan begitu menegangkan. Kau dan Nanami masih mengejar Roh Kutukan itu sampai ke sebuah gedung kosong yang lantainya penuh becek dan sangat licin.

"Pegangan!"

"Eh-- Uwaaaaa!"

Nanami yang sadar kalau lantainya licin lantas menggendong kamu dan loncat tinggi menyusul Roh Kutukan itu. Kau memasang wajah pucat karena tindakan Nanami yang tiba-tiba.

Sampai kalian ada di lantai 4 gedung kosong tersebut, Roh Kutukan itu berhenti dan ia rupanya menaruh semua dompet wanita dan pria di ruangan tersebut!

"Sudah aku duga... Kau menyimpannya disini hm?"

"N-Nanami-san, turunkan aku!"

Nanami lantas menurunkan kamu dari gendongannya. Kemudian ia menatap Roh Kutukan berbentuk seperti kodok dengan gigi tajam dan mata besar tersebut sambil menaikkan kacamatanya.

"Mau pergi kemana lagi kau?"

Sang Roh Kutukan tersebut menggeram kepada Nanami sambil memegang dompet kamu, seolah-olah benda itu hanya milik Roh Kutukan seorang.

"Aku rasa dia adalah manifestasi dari perasaan dengki dengan orang kaya, maka dari itu dia menjadi seperti ini dan mencuri dompet seseorang." Ucap Nanami yang tahu tentang sosok Roh Kutukan tersebut.

"Eh?! Kalau gitu semua dompet disana adalah hasil curiannya?!" Seru kamu sambil memandang gunung dompet yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Ya, dia pasti sudah mengumpulkan dompet itu selama bertahun-tahun lamanya, pantes menjadi banyak." Jawab Nanami.

Pria itu kemudian mengambil sebuah benda seperti pisau tetapi pisau itu ditutupi oleh sebuah kain.

"Kita basmi Roh Kutukan itu disini. Dengan begitu dia tak akan mencuri dompet lagi."

"O-oh!"

Seandainya kau membawa pedang kamu pasti sudah membunuh Roh Kutukan itu, tapi peran kamu disini adalah membantu Nanami jadi tanpa pedang pun kau sudah bisa bertarung.

Roh Kutukan itu seketika menyerang Nanami, Nanami dengan sigap mengarahkan pisaunya ke arah Roh Kutukan tersebut. Tapi sebelum menyerang, tiba-tiba saja Roh Kutukan tersebut menyerang Nanami dengan air sehingga Nanami terkejut sampai ia melindungi dirinya tapi sayang air tersebut membasahi dirinya.

"Sial...."

Roh Kutukan tersebut akan menyerang Nanami namun kamu dengan tangkas memukulnya dengan begitu keras hingga Roh Kutukan tersebut terpental sampai menabrak dinding beton hingga hancur.

"Ha, rasakan itu, Roh Kutukan sialan!"

Namun, semua itu belum berakhir, Roh Kutukan Grade 4 tersebut masih bisa bertahan dari serangan kamu. Nanami yang tidak punya pilihan lain akhirnya mengeluarkan kekuatannya yang begitu kuat.

"十劃呪法 [Toukaku Juuhou]!"

Dengan menghitung rasio serangan, Nanami melancarkan aksinya dengan menebas Roh Kutukan tersebut dengan pisau kainnya. Seketika, Roh Kutukan itu mati dan ia langsung sirna begitu Nanami selesai menyerangnya.

"S-sugooooi! Nanami-san kakkoi!"

Kau yang melihat adegan tersebut berbinar-binar dengan aksi Nanami barusan, rasa kekaguman kamu tak terbendung melihat betapa kerennya Nanami.

"Hmph... Itu bukan apa-apa, pekerjaan ini hanya memudahkan aku saja."

Nanami melepaskan kacamata dia dan menghela napas sejenak. Tubuhnya masih basah oleh air yang disiram oleh Roh Kutukan tadi.

"Nanami-san, kau basah! Apa kau butuh saputangan?" Kamu menawarkan saputangan kepada Nanami yang rambutnya masih basah.

"Tak perlu... Ini akan kering sendiri." Ucap Nanami sambil menaikkan rambutnya ke belakang.

Kau yang melihat sosok Nanami yang mendadak jadi keren, tiba-tiba menjadi malu sendiri.

'A-astaga... Apa yang sedang kupikirkan? Nanami-san itu usianya sepantaran kayak Gojou-sensei... Tapi kenapa dia begitu keren sekali?' Batin kamu memandang Nanami diam-diam.

Nanami yang menyadari kamu memandangnya sontak menegur kamu dengan wajah datarnya.

"Hei, kenapa kau bengong?"

Kau kaget dan kau cepat-cepat menggelengkan kepala sambil memandang ke arah lain.

"B-bukan apa-apa, Nanami-san! E-etto...."

Canggung mencari topik, kau seketika sadar akan timbunan dompet yang masih ada di dalam gedung tersebut.

"Nanami-san, aku rasa kita harus mengembalikan dompet-dompet itu ke pemiliknya semula! Kasihan kan mereka pasti mencari...."

Kau memegang dompet kamu sendiri yang sudah kau dapatkan. Nanami yang mendengar ucapan kamu tak memberikan ekspresi apa-apa, tapi ia berpikiran sama seperti kamu.

"Lebih baik kita berikan ini kepada polisi, mereka pasti akan mengembalikan ini kepada pemiliknya semula."

Kau memandang Nanami dan kau tersenyum sambil mengangguk.

"Un! Tentu saja! Ayo kita panggil polisi perihal ini!"

-----------------------------------------

Setelah akhirnya polisi mengamankan semua dompet tersebut, kau dan Nanami akhirnya pulang ke SMK Jujutsu di sore harinya. Kamu begitu lega sekaligus senang karena perjalanan kamu bersama Nanami terasa menyenangkan.

"Hiyaaah,~ melelahkan sekali hari ini! Terapi badan, beli roti, mengalahkan Roh Kutukan, bahkan mengamankan dompet ke polisi! Perjalanan hari ini terasa menyenangkan, Nanami-san!"

Nanami tetap memasang wajah datarnya memandang kamu yang merasa sangat senang. Pria itu tak memberikan respon kepada kamu selain menaikkan kacamatanya.

"Nanami-san!"

Kau memanggil Nanami dari jarak yang cukup berjauhan dengannya. Langkah Nanami terhenti ketika ia melihat kamu yang tersenyum cerah.

"Kapan-kapan, ayo kita jalan lagi seperti ini!"

Senyuman kamu yang cerah sekaligus begitu bahagia membuat perasaan Nanami bercampur aduk antara teringat masa lalu atau justru terpesona oleh kamu. Pria itu diam-diam tersenyum tipis sambil menaikkan kacamatanya dan ia pun berjalan menghampiri kamu.

"Ya, ayo kita jalan-jalan lagi lain waktu."

To be continued

Waaaaaai, chapter hari ini full penuh dengan Nanami Kento!

Hehe, pada heran ya? Ya Author juga heran sih /Ditabok

Tapi Nanami itu gak kalah kerennya kok, dia emang tipikal Sugar Daddy yang patut dihormati. 😍😍

Hayo, siapa yang oleng nih habis baca chapter ini? :v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro