Curse 51 ~ Sudden Attack ~

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kembali ke kelompok Gojou yang berada di Yamanashi. Kali ini... Mereka sepertinya menyadari bahwa ada ancaman yang menyertai mereka.

Gojou yang saat itu sedang makan Mie Houtou bersama anak kelas dua untuk menambahkan asupan gizi menjelang siang, ia bisa merasakan bahwa ada seseorang sedang mengintai mereka... Namun Gojou berfirasat kalau yang mengintai bukanlah manusia.

'Kelompok Getou? Bukan... Tidak mungkin mereka sembarangan mengikuti kita. Lagipula ini misi pribadi, tidak mungkin mereka mengetahuinya.' Batin Gojou menghabiskan kuah Mie Houtou.

Sesudah mereka makan, kelompok Gojou akhirnya bergegas keluar sambil mengamati sekitar Kota Fujiyoshida yang lumayan sepi bulan ini. Maki yang paling lemah dalam Energi Kutukan bahkan bisa merasakan ada sesuatu yang mengintai mereka....

"Sensei... Sepertinya ada yang aneh. Bukankah seharusnya misi kita ini tidak terekspos kalau kita menyamar?" Tanya Maki was-was.

"Seharusnya begitu... Tapi seperti yang kau katakan, Maki. Mereka sepertinya mengawasi kita yang menyamar jadi turis." Sahut Gojou.

"Apa ini berarti kita ketahuan? Tapi mana mungkin mereka mengintai kita kecuali kalau menyebutkan tempat itu...." Panda yang masih dalam wujud manusianya berusaha menyimpulkan.

"Toriaezu, keikai wo okotaranaide. Utagawashii ten ga aru baai wa chuui ga hitsuyou da." (Pokoknya, kita harus tetap waspada. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, kita harus berhati-hati.) Ujar Maki memberikan taktik.

Kelompok Gojou tetap bersama-sama di posisi mereka. Sambil berjalan, mereka melewati sebuah Café dimana ada seorang pria berumur 24 tahun meminum kopi cappuccino miliknya dengan wajah datar mengawasi kelompok Gojou.

"... Aitsu ka?" (Mereka kah?) Ucap pria itu dalam pelan.

"Kau sudah melihatnya kan?" Nadira di seberang sana rupanya sudah menghubungi sang pria.

"Sesuai kemampuan telepatimu... Mereka sepertinya berjalan tidak tentu arah seolah mereka sengaja membodohi kita."

"Maka dari itu, lebih baik kau ikuti saja perintah Natallya. Serang mereka... Sesuai apa yang diperintahkan Ketua." Ucap Nadira kepada pria itu.

"Kalau itu yang dikatakan oleh kau, aku akan menurutinya." Sahut sang pria menyeruput kopinya.

"Aku serahkan padamu, Gyung-Min."

Lee Gyung-Min berkata "Ya" sebelum ia akhirnya menghabiskan kopi tersebut dan bergegas keluar dari Café. Kelompok Gojou yang dirasa sudah cukup jauh dari posisinya saat ini, Gyung-Min kemudian merefleksikan bayangannya sendiri dan ia pun segera mengendalikan bayangannya itu.

"Waktunya untuk menyerang...."

-----------------------------------------

Kelompok Gojou kini berada di posisi utara Kota Fujiyoshida. Gojou yang mulai merasakan ada sesuatu yang mendekati mereka mendorong ketiga murid kelas dua dengan lengannya yang panjang.

"Jalan terus, ada yang mengikuti kita dari belakang." Ujar Gojou pelan.

Inumaki, Panda, dan Maki mengangguk dan mulai berjalan sedikit cepat sesuai arahan Gojou. Semakin mereka berjalan cepat, semakin 'sesuatu' itu bergerak semakin cepat juga.

Hingga akhirnya....

"MENGHINDAR!"

Gojou berteriak kepada anak kelas dua dan mereka refleks menghindar dengan cara melompat jauh. Mereka terkejut saat mengetahui bayangan milik Gyung-Min keluar dan nyaris menyerang mereka dengan ujung bayangannya yang tajam.

Kelompok Gojou mendarat dengan mulus dan mulai melakukan ancang-ancang karena mereka akhirnya tahu bahwa kelima penjaga tersebut sudah mengetahui kedatangan mereka. Tak berselang lama... Lima Penjaga Air Mata Suci Kaneyama tersebut menampakkan diri mereka masing-masing dengan Natallya yang berada di depan sambil menaruh permennya di mulut.

"Kita ketahuan... Tapi bagaimana bisa?!" Pekik Maki pelan.

"Sepertinya mereka sudah mengetahui ini sebelum kita sampai di Kota Fujiyoshida." Ujar Panda.

"Salmon...." Inumaki juga ikut menyahut.

Natallya, Johann, Gyung-Min, Eddy, dan Nadira kini memandang keempat orang tersebut di posisi yang berbeda-beda. Natallya terlihat datar saat melihat sosok Gojou yang jangkung layaknya tiang listrik, tetapi ia tidak mempedulikan hal tersebut. Wanita itu mengeluarkan permennya dari mulut dan mulai berbicara.

"Kalian berempat sudah kami kepung, tidak ada jaminan untuk bisa melarikan diri dari tempat ini."

Ucapan Natallya yang terdengar datar, Gojou mulai berfirasat bahwa Natallya sepertinya bukan musuh biasa yang mampu dihadapi ketiga muridnya. Gojou pun segera menepuk pundak Maki dan berbisik kepada dia.

"Maki, kau, Toge, dan Panda segera lari dari sini... Biar aku yang akan mengurusi wanita berambut silver itu." Bisik Gojou.

Sadar bahwa Gojou membuat rencana, Maki mengangguk dan ia pun segera mengaba-aba Panda serta Inumaki untuk lari menuju tempat tujuan mereka. Mereka bertiga pun berlari, Natallya yang melihat hal tersebut kemudian memerintahkan keempat anak buahnya untuk mengejar anak kelas dua.

Kini hanya tersisa Inumaki, Panda, dan Maki yang berlari sambil dikejar oleh penjaga yang kini berjumlah empat. Johann dengan kecepatannya yang tinggi mencoba untuk menyerang mereka tetapi Maki dengan tangkas segera mengeluarkan senjatanya yaitu sebuah Naginata untuk menahan serangan dari Johann.

"Maki!" Panda dan Inumaki berhenti sejenak sambil menoleh ke arah Maki.

"Jangan berhenti! Biar aku yang akan mengurusi si pemilik petir itu! Kalian berdua cepat dapatkan air suci itu!" Teriak Maki dengan wajah yang serius.

Mendengar ucapan Maki, Inumaki dan Panda akhirnya mau tak mau meninggalkan dia untuk bertarung dengan Johann. Gyung-Min, Nadira, dan Eddy kembali mengejar mereka, sementara Johann kini berdiri berjarak 5 meter dari posisi Maki.

"Hei, wanita seksi... Sepertinya kau lumayan juga. Mau bermain sejenak sama aku?" Ucap Johann dengan senyuman arogannya serta mesum.

Maki tidak banyak respon mendengar omongan dari Johann, sebaliknya dia memperbaiki posisi kacamatanya dan mulai mengayunkan Naginata miliknya ke arah Johann.

"Sayang sekali, aku bukan wanita murahan yang mau main sama pria tidak tahu diri macam kau. Aku tidak akan pernah menyukai lelaki kerdus yang kerjaannya hanya main wanita." Ucap Maki sarkas.

Johann mendecak kesal setelah Maki mengejeknya yang sudah dianggap sebagai lelaki kerdus. Pria itu sontak mengeluarkan sebuah benda seperti gagang elektronik yang mampu mengalirkan energi listrik yang dihasilkan dari Energi Kutukan miliknya.

"Akan aku tarik ucapan kau yang tidak tahu sopan itu! Jangan anggap remeh kekuatanku ini!"

Maki tersenyum tipis dan ia pun berancang-ancang akan bertarung dengan Johann.

"Lihat saja, kau juga tidak boleh meremehkan diriku!"

-----------------------------------------

Inumaki dan Panda terus berlari menuju halte bus yang ada di luar jangkauan Kota Fujiyoshida. Gyung-Min beserta Nadira dan Eddy terus mengejar mereka dengan cara melompati gedung satu persatu.

Karena khawatir akan mengambil air mata suci, Gyung-Min akhirnya turun tangan dengan mengeluarkan jurusnya berupa manipulasi bayangan yang bergerak sangat cepat untuk bisa menangkap Inumaki dan Panda.

Inumaki yang menyadari gerakan bayangan yang begitu cepat akhirnya dengan segera melepaskan maskernya dan mengeluarkan kekuatannya yaitu Jugon.

"Ugokanai!"

Sontak saja, bayangan yang tadinya bergerak cepat kini berhenti akibat efek ucapan kutukan milik Inumaki. Gyung-Min yang menyadari hal tersebut cukup terkejut dan ia pun berhenti sejenak, begitu pula Nadira dan Eddy.

"Begitu ya... Aku ingat kau adalah anggota Inumaki... Dengan kekuatan Jugon milikmu itu." Ucap Gyung-Min dengan wajah datarnya.

Inumaki hanya terdiam dengan wajah serius, Panda yang berada di belakangnya menghampiri dia dengan wajah khawatir.

"Inumaki, kita harus--"

"Tuna tuna!"

Ucapan Panda terputus kala dia melihat Inumaki menunjuk arah halte bus, ini menandakan dia menyuruh Panda untuk segera pergi mencapai tujuannya dan dia akan mengurusi Gyung-Min pengguna teknik bayangan.

Panda sebenarnya tidak tega. Walaupun dia merasa manusia itu menjijikkan, tetapi dia masih ada rasa simpati akan teman satu angkatannya tersebut. Tetapi... Ini adalah misi yang berat, misi untuk menyelamatkan nyawa (Name). Panda rasanya akan mati rasa jika (Name) meninggal dengan keadaan yang tragis dan cerita ini akan berakhir dengan ending yang menyedihkan.

(Panda: GAK USAH BIKIN NANGIS APA, THOR!)

Dengan mantap, Panda akhirnya mengangguk.

"Berjanjilah kau akan selamat, Inumaki!"

Inumaki mengacungkan jempolnya menandakan bahwa tentu ia akan berjanji kalau dia tidak akan kalah. Panda dengan segera akhirnya pergi meninggalkan Inumaki untuk menghadapi Gyung-Min.

"Nadira, Eddy, kalian kejar si manusia jangkung itu... Biar aku urus sisanya."

Nadira dan Eddy mengangguk dan mereka mengejar Panda yang segera menuju halte bus... Menyisakan Inumaki dan Gyung-Min saat ini.

"Rasanya akan lebih menyenangkan jika mengalahkan anggota Inumaki... Dengan kedua tanganku ini. Akan kubuktikan kalau aku yang paling terkuat...."

Gyung-Min tetap mempertahankan wajah datarnya dan sebuah aura Energi Kutukan muncul dari tubuhnya. Inumaki yang sudah melepaskan maskernya menatap Gyung-Min tanpa rasa takut walau dia adalah semi-satu. Pemuda itu lalu melepaskan syal yang melingkar di lehernya dan mulai memasang wajah serius menandakan dia akan siap bertarung.

"Tuna Mayo!"

-----------------------------------------

Kembali ke posisi Gojou dan Natallya saat ini.

Natallya hanya menatap Gojou dengan santai tanpa merasakan adanya ketakutan meskipun dia tahu fakta bahwa Gojou adalah Penyihir Jujutsu terkuat tahun ini. Namun, ia tidak ingin harga dirinya tergerus akan kekuatan Gojou yang mengerikan, malah dia justru tertantang untuk bisa mengalahkan Gojou secara langsung.

"Suatu kehormatan bisa berhadapan denganmu, Gojou Satoru-san. Aku Natallya, aku ditugaskan untuk membunuhmu atas perintah dari Eksekutif."

Gojou yang berdiri lebih dari 10 meter dari Natallya menatap datar lewat kacamata hitamnya. Namun... Omongan Natallya terasa mencurigakan baginya. Bagaimana mungkin Eksekutif tahu kalau Gojou dan anak kelas dua berada di Yamanashi? Sedangkan misi ini dilancarkan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Eksekutif.

Apa jangan-jangan....

"Hei, siapa yang memberitahu kau kalau aku dan murid-murid kelas dua ada disini?" Tanya Gojou kepada Natallya.

Natallya sibuk mengemut permennya dari tadi sebelum ia mengeluarkan permen tersebut dan menjawab pertanyaan dari Gojou.

"Bukan urusanmu... Aku tidak akan semudah itu memberitahu siapa orang yang sudah memberitahu kami soal keberadaan kalian. Bagi kami... Tugas kami tidak lebih untuk mengeliminasi orang yang berniat jahat mengambil air mata suci, tak terkecuali kau dan murid kelas dua itu...."

Pasca Natallya mengucapkan kalimat tersebut, ia remukkan permennya menjadi butiran kecil hanya dengan kekuatan dalamnya.

"... Tadashi, kore kara watashi wa shinken ni naru. Gojou Satoru, anata wa koko ni shinu deshou." (... Tetapi, mulai saat ini aku akan serius. Gojou Satoru, kau akan mati disini.)

Aura Energi Kutukan Natallya mulai terasa di sekujur tubuhnya, dengan segera tangannya ia gerakkan seperti mengendalikan sesuatu dan dari berbagai toko sampai rumah-rumah yang kosong muncullah berbagai tentara boneka kayu yang dikendalikan langsung oleh Natallya. Gojou yang menyaksikan kejadian itu bersiul karena betapa hebatnya Natallya bisa mengendalikan boneka kayu tersebut.

"Hebat juga kau... Kalau seandainya jadi muridku pasti memiliki potensi.~" Ujar Gojou.

Natallya hanya memasang wajah datarnya, tetapi untuk detik selanjutnya ia mulai menjadi serius.

"Aku tidak akan semudah itu menjadi muridmu, Gojou Satoru."

Menggaruk pipinya dengan santai, Gojou menghela napas sejenak sebelum akhirnya dia melepaskan kacamatanya memperlihatkan matanya yakni Six Eyes yang begitu indah.

"Aku pastikan kau akan menyesal telah menantangku, Natallya-chan. Jangan meremehkan kekuatanku ini."

Gojou menatap Natallya kini dipenuhi oleh tatapan serius, menandakan bahwa Gojou sudah siap menghadapi Natallya. Bahkan tangan Gojou juga sudah menunjukkan sedikit kekuatannya berupa petir yang cerah.

Apakah kira-kira Gojou, Inumaki, dan Maki bisa mengalahkan musuh mereka? Apakah Panda bisa mendapatkan Air Mata Suci Kaneyama?

To be continued....

Uwaaaaaaaaai akhirnya selesai juga~! *Lempar meja dan digeplak sama kru syuting*

Huhuhu,~ akhirnya nih chapter kelar juga. Pusing rasanya mikirin naskah berikutnya kayak gimana, jalan ceritanya kayak gimana, apalagi gimana adegan berikutnya, haduh pusing. :")

Untuk para reader tersayang, maaf sudah membuat kalian menunggu. m(_ _)m Author tahu kalian gak sabaran menunggu update dari Author yang mager ini.y

Jujur saja, Author lagi banyak masalah di RL, apalagi masalah keluarga. Ini mungkin kedengarannya curhat ya, tapi Author emang lagi mengidap Skizofrenia sekarang.

Emang sih, ada yang bilang Skizofrenia itu genetik, tapi gak cuma itu. Skizofrenia bisa lahir juga dari rasa trauma masa kecil bahkan sampai besarnya kalau masih diteruskan maka bisa menimbulkan rasa stres dan gelisah takut kalau diulangi lagi.

Dan itu yang dialami Author sekarang. Author dari kecil sudah sering jadi korban Ibu Author yang suka marah sama almarhum Ayah Author yang tinggal di Jepang sana, jadi Author sering dijadikan bahan pelampiasan pemukulan sampai Author pernah kabur ke rumah tetangga.

Gak cuma itu... Author pernah mengalami kejadian gak enak pas masih kecil. Author terjatuh dari atap terus kepalanya kena tembok sangat keras... Makanya otak Author rada... Bodoh gitu. Author rasanya merasakan setiap kali tingkat stres Author meninggi, efeknya kepala Author akan terasa berat seperti ada saraf yang saling bertabrakan.

Makanya itu... Author tuh rasanya kepingin banget supaya Author tidak kebablasan menjadi anak durhaka. Niatnya Author pingin Ibu Author berubah untuk tidak terus membentak sama memukul, tapi karena sepertinya udah kebiasaan apalagi setelah almarhum Papa meninggal.

Eh malah curhat gini dah lah /Ditendang

Oke, sampai jumpa di chapter selanjutnya!~~~

Eh btw, gimana reaksi kalian waktu lihat Panda versi Gorilla? :v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro