-sunya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[name] berdiri mematung. Netra coklat disapu kelopak. Berulang kali, runtutan kedipan refleks itu kian menjadi. Rutup hujan menggema di telinga, dua manusia saling bertatap seakan tengah bertengkar hebat namun tak mau ada yang melihat.

"Aku nggak bisa gini terus," Gadis itu berkata pelan.

Oikawa Tooru menggigit bibir bawahnya. Laki-laki itu tak pernah malu menunjukan lemah di hadapan perempuan tersayang, seperti sekarang, kedua matanya tampak basah oleh sebab lain selain hujan.

"[name]...." Perempuan teman sekelas Oikawa memanggil lirih, memegangi payung yang membawa teduh. Hanya pada Oikawa. [name] dibiarkan melebur dengan air langit begitu saja.

"Aku benci, [name]. Aku benci diriku sendiri, bagaimana hal-hal yang aku mau pada akhirnya nggak pernah menjadi miliku. Semuanya hanya sekedar hampir, tak pernah sungguhan mampir apalagi menjadi takdir. Aku cuma bisa dekat dengan hal-hal yang aku inginkan, tanpa pernah sekalipun kesampaian."

Tangan si perempuan mengepal kuat, mengabaikan bisikan-bisikan yang mulai terdengar dari orang-orang di sekitar. Oikawa menunduk dalam, "Sebaiknya emang kita udahi aja semua ini."

"Iya." [name] menanggapi dengan suara parau. "Berjuang berdua tapi sama-sama meninggalkan luka. Mending udahan aja."

"Tooru-"

Tubuh tegap berbalik, Oikawa berlari seraya mengatai diri sendiri.

"Kejar."

"Tapi-"

[name] menghiraukan perkataan kakak kelasnya seraya berjalan melalui lain arah, dengan sekujur tubuh yang basah, berharap semua perasaannya terhadap Oikawa ikutan terbunuh. Walaupun, tak mungkin bisa seratus persen luruh.

· • -- ٠ ✤ ٠ -- • ·

klandestin/klan·des·tin/

adv

secara rahasia; secara gelap;
secara diam-diam

· • -- ٠ ✤ ٠ -- • ·

A/N:
My insecurity swallowing myself. And my self-respect. And my pride. And so, i rewrite this story. ❤

[august 6]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro