Perjelas

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

(name) tau kemarin Ginjima sempat ribut ama teman circlenya sendiri, dan itu gara-gara dia yang nggak ngasih tau secara langsung kalau dia emang nembak Ginjima. Gimana ya, (name) kan pengen ngerasain doinya peka, terus balik nembak biar tercipta keseimbangan ekosistem, maksudnya keseimbangan hubungan.

(Name) yang mancing dengan cara mengungkapkan perasaan, lalu Ginjima yang melengkapi hal itu dengan mengajak (name) untuk menjalin sebuah hubungan silaturahmi, maksudnya hubungan romantis seperti pasangan anak SMA di drama-drama Korea.

"Mat, menurut lo gue langsung ngasih tau aja kali ya?" (Name) meminta saran kepada temannya, Tomat.

"Hmmm, ga tau juga sih. Serah, lu emang pinginnya gimana?" Tomat agak malas menanggapi sebenarnya, ngantuk dia.

"Sesuai kaya penjelasan diatas sih."

Tomat pun menengok ke arah atas. "Ohhh, hmmmmm. Gini aja coba, lu kasih surat lagi, tapi kaya kode, tapi kaya bukan kode. Aduh, kaya lu jelasin rasa suka lu sambil kaya isyaratin mau pacaran ama dia, kaya perasaan lu udah tumpah ruah sampai pengen dia jadi pacar lu."

(Name) ngelirik Tomat, ketawa dikit. "Ahahaha, kaya, kaya, kaya monyet." Ga digubris ama Tomat.

Pas banget lagi bicarain Ginjima, (name) dapat pesan WA lagi dari doi. "Mat, dichat ama dia."

"Nice info."

Gin

Siang (name)

Sibuk nggak?

Name (anda)

Siang juga Gin

Nggak dong, mau nembak ya?
(Delete)

Nggak kok, emang kenapa??

Gin

Hmmmm

Sore, selesai semua kegiatan
ekstrakulikuler selesai

Bisa ketemu didepan ruang
loker tidak?

Name (anda)

Oh okee, siap

Gin

Oke

Chatnya udah berakhir, bapernya belum reda.

"ANJIR MAT, DITEMBAK NIEH KAYAKNYA." (Name) lompat-lompat, kalau digambarkan sih, mirip kangguru petarung.

"Meninggal dong."

"Ga gitu beach." Tercium aroma jaksel, aslinya ini cerita gada yang tau latarnya dimana. Kalau kata saya sih di Jawa kali ya. Sisanya menurut kepercayaan dan keyakinan kalian masing-masing.

Intinya sih masih di Indo. #Indo jaya jaya jaya


(Ditempat Ginjima)

"Lalu? Setelah ngajak ketemu didepan ruang loker lo mau ngapain?" Atsumu buka bungkusan pocky strawberry milik Osamu. Hayoloh aku tahu apa yang ada dibenak kalian. Tapi tenang, ini kan beda universe.

"Lah iya, ngapain gue ajak ketemuan depan loker? Kan gue cuman mau ngasih surat diloker dia." Ginjima baru nyadar, lagian sih dari kemarin pada maksa-maksa. Sekarang tanpa disadari dia jadi ikutan mau ketemu (name) kan.

Anggap aja itu hasil positif dari memaksa dia nembak, kali aja mulai tumbuh benih cinta dihatinya.

"Yeuh si goblok, oh gini aja. Pas selesai kasih surat diloker dia, lo pura-pura basa-basi. Kaya lo ngomong, hari ini cerah ya haha." Ini Osamu baru muncul, maklum tadi gebukin Atsumu yang nyolong kue dia.

"Oh boleh-boleh. Boleh, palamu. Kesannya kenapa kaku banget sih." Ginjima menolak saran Osamu.

"Dari pada itu, mending sekarang kita langsung latihan deh. Kalian ga nyadar dari tadi kita ditatap bang Kita dari belakang?" Ini Suna mukanya udah super pucat banget, dari tadi dia nyadar diperhatiin.

Ketiganya, Si Osamu, Atsumu serta Ginjima akhirnya ikut tersadarkan. Buset, hawanya udah mengalahkan kesan nonton film horor di Bioskop sendirian. Dimana lo mendapatkan bangku VIP, hanya karena lo satu-satunya orang yang mau nonton film horor tersebut.

"Omaga." Batin ketiganya.






(Ditempat (name), loker)

Name (anda)

Mamat

Yang sabar ya

Mungkin pertanda NT

Name (anda)

Loe kampret

Malah ngatain

Hibur kek apa, bestie lo lagi
jatuh cinta bersemi-semi,
layaknya siswi drakor juga 🖕

Mamat

Pret

Name (anda)

Eh tapi serius

Kaki gue pegel anjir

Udah lah, nyerah kali ya?

Tapi kalau dilihat, kayaknya dia masih
latihan sih

Terus ngapain ajak ketemuan sore sih

KAN KITA SEKELAS

KEK, DIA TINGGAL DATANG KE MEJA KITA MAT

T__________T

MAMAH ANAKMU NT

(Read)








Karena yaudahlah ya, capek menunggu. (Name) ikutin saran Suna aja, kali ini (name) naruh surat lagi. Seperti saran temennya Tomat itu, dia ngasih surat konfes yang ngode kaya ngajak pacaran.

Oke selesai, (name) pun pulang.

"Mat, kampret. Asli, gue ditinggal."

Dikamarnya, Tomat bersin-bersin.







(Balik lagi, ke tempat Ginjima)



"COY UDAH JAM SEGINI?" Ginjima panik, yoi jelas, anak orang dibikin nunggu.

Tapi mari maklumi, dia kan juga nggak tau latihan hari ini bakalan lama. Biasanya cepat karena nggak ada jadwal pertandingan.

Suna yang tau kejadiannya ngeliatin dulu, tadinya sih niat nenangin. Tapi entah kenapa ngomporin teman tuh lebih jos. "Parah, baru juga dapat cewe yang mau ngasih lo surat, malah di NT."

Ginjima tambah panik. "GA BERMAKSUD GUE ASLI, GUE NGGAK TAU HARI INI BAKAL LAMA."

Atsumu dan Osamu join Suna, sesuai moto circle mereka. Anti memuji, saling mengatai. Yang baper dilarang join circle ini, nanti malah kena mental.

"Parah anak orang dibikin nunggu, cewek pula." Atsumu mulai ikutan ngejek.

Osamu nahan ketawa dulu, lucu aja menurut dia. "Ganteng lo, ampe permainkan anak orang?"

"Tobat deh Gin, mungkin emang takdir lo aja nggak menjalin hubungan di masa SMA." Atsumu lagi.

"Eh tapi bagus dong dia, malah bisa langsung nikah?" Osamu mikir.

"Lah iya, lebih keren lagi. Sat set sat malah nyebarin undangan duluan." Atsumu setuju dengan pemikiran kembarannya, Osamu.

"Bacot!" Sela Ginjima, berlari mengambil tas miliknya yang berada diujung ruangan, lalu buru-buru berpamitan dengan yang lainnya. "Makasih kak, duluan kak!"

"COK, MALAH NINGGALIN KITA. BERES-BERES DULU WOI!" Teriak Aran kepada Ginjima.

Telat, yang diteriaki sudah menghilang dari area tersebut.

Ginjima sampai diarea loker siswa-siswi berada, nihil tidak terlihat sosok (name). "Aduh asem, gimana nih. Anak orang pulang jam berapa tadi?!"

Ginjima memaki dirinya sendiri, Ginjima itu anak bunda. Sudah diajarkan sejak kecil untuk tidak membuat seseorang terutama perempuan untuk menunggu dirinya, kalau kata bundanya, lebih baik dirinya yang menunggu lama dari pada harus membuat orang lain yang menunggu.

Ginjima pasrah, tangan kanannya bergerak membuka loker miliknya. Lokernya nggak pernah ia kunci, soalnya tidak ada barang penting yang ia simpan didalamnya, lagi pula ruangan ini terdapat CCTV disetiap sudutnya, jadi dipastikan aman seratus persen.

"Loh apa nih?" Ekspresinya berubah, Ginjima terkejut.

"Surat dari (name) lagi."

Wajahnya seketika memerah hebat, kedua pipinya seperti habis ditampar karena tidak sengaja masuk ruang ganti baju perempuan, padahal dia juga salah masuk karena petugas lupa memasang tanda pembeda antara ruang ganti baju wanita dan pria pada saat itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro