Chapter four

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Eomma, aku berangkat!" Sahut Minju dari bawah.

"Hati-hati di jalan"

Ketika ia berada di ambang pintu masuk, seorang yeoja yang hanya berbeda 2 tahun lebih muda dari Minju, menghampiri Minju yang sudah di ambang pintu.

"Eonni-ya!" Panggil yeoja itu.

"Ada apa, Yuju-ah?"

"Eonni, ini baju teman mu tertinggal. Sekalian, boleh aku berangkat bersama?" 

"Ah, terima kasih,” ujar Minju lalu mengambil baju yang berada di tangan Yuju dan memasukkannya kedalam tas, “Boleh saja, kajja!"

Minju pun menggenggam tangan Yuju erat. Sudah lama ia tak sebahagia ini. Dan bahkan ia merasakan genggaman ini terakhir kali sekitar 7 tahun yang lalu.

"Minju-ah!" Panggil Jongin. Minju menoleh kearah sumber suara dan mendapati Jongin sedang duduk di kap mobilnya. "Ayo berangkat bersama!" Ajaknya setengah berteriak.

"Tidak bisa, adikku bagaimana?" Jawab Minju  sembari berjalan kearah Jongin lalu menatap Yuju.

"Gwenchana, ayo naik!" Ucap Jongin sembari menghampiri kakak-adik itu. "Siapa namamu?" Tanya Jongin pada Yuju.

"Aku Jeon Yuju" jawab Yuju lalu tersenyum.

Seketika terlintas bayangan di benak Jongin, senyuman Yuju sangat miripㅡbahkan tidak ada bedanyaㅡdengan adiknya dulu. Namun dengan segera Jongin menepis bayangan itu karena Jongin sadar, yang memiliki senyuman itu bukan hanya adiknya.

"Ah baiklah, Yuju-ssi. Kajja!"

.

.

.

"Jongin oppa, gomawo" ucap Yuju ketika hendak turun dari mobil Jongin bersamaan dengan Minju. Ya, Yuju memang satu sekolah dengan Minju, tapi Minju selalu saja menolak untuk pulang bersamanya.

"Gwaenchana" jawab Jongin balas tersenyum. Sementara wajah Minju kini kembali dingin, sorot mata yang selalu di takuti murid-murid sekolahnya kini terpancar lagi di wajahnya.

"Yuju-ah, jika ada yang mengejekmu karena kau adalah adikku jangan segan-segan untuk mengejeknya balik. Tapi ingat, jangan pernah membentak mereka sebelum mereka membentakmu. Arra?" Ucap Minju dingin.

Yuju mengangguk dan mulai berjalan meninggalkan Minju dan Jongin. Beberapa pasang mata kini melihat kearah Yuju dengan tatapan kasihan karena mereka pikir Yuju habis dieksekusi oleh Minju. Seluruh murid di sekolah ini tidak mengetahui kalau Yuju dan Minju adalah bersaudara, tentunya kecuali pihak sekolah. Minju takut jika teman-temannya mengetahui bahwa Yuju adalah adik kandungnya, Yuju akan kesepian dan tak memiliki teman.

Jongin menggenggam tangan Minju, mencoba menenangkan hati yeojanya yang dibuat panas oleh teman-temannya akan tatapan mereka. Minju menyadari genggaman tangan Jongin yang terlalu kuat dan kini menoleh kearahnya.

"Jebal, jangan sentuh aku jika berada di lingkungan sekolah" ucap Minju dingin.

"Wae?" Tanya Jongin

"Kau tau bukan? Kalau teman-teman tau aku yeojamu mereka akan berkata semena-mena terhadapku"

"Bagaimana bisa?"

"Pabo! Mereka menyukaimu!”

“Oh, jadi kau cemburu?”

“Mwo?!”

“Aku tau kau cemburu, Kim Minju-ssi”

Minju pun menoleh kearah Jongin dan meghempaskan tangan Jongin. Sorot mata Minju kini berubah menjadi tambah dingin, meninggalkan Jongin sendirian di tangga. “Minju-ah!” Panggil Jongin sambil mengejar langkah Minju. Minju pun tidak mempedulikan panggilan Jongin dan tetap berjalan menuju kelasnya.

“Ya! Jeon Minju!” bentak Jongin.

Seketika pasang mata di koridor lantai 2 langsung terbelalak lebar, mendengar seseorang membentak Minju. Sementara Minju masih menatap Jongin dingin dan tak bergeming.

“Wae geurae?” tanya Jongin.

Minju memutar bola matanya dan pergi meninggalkan Jongin. Jongin dengan perasaan khawatir masih mengikuti Minju tepat di belakangnya tanpa berkata sepatah katapun.

Berani sekali dia membentak Minju

Itu baru namja!

Tumben sekali Minju tidak membentaknya balik

Apa yang terjadi?

Iya! Mereka mirip!

Kalimat-kalimat seperti itu terdengar jelas di telinga Minju. Telinga Minju pun langsung memanas dan hendak memukul namja di hadapannya tanpa alasan. Tapi seketika tangan Minju tertahan oleh seseorang dan lantas membuat gadis itu menoleh.

“Eonni, hentikan”

Seketika sorot mata dingin dari seorang Minju berubah menjadi tenang. Murid yang mengerumuni koridor lantai 2 banyak yang menutupi mulutnya karena tak percaya akan tindakan Yuju. Murid kelas 1 yang berani-beraninya berurusan dengan Minju.

Sementara Jongin masih terpaku di tempatnya, memperhatikan Minju yang seketika melemas. Jongin yang panik melihatnya langsung berlari kearah Minju dan menadahkan tangannya untuk menahan tubuh Minju agar tak jatuh ke lantai. Dengan pikiran yang sangat panik, Jongin bergegas menuju uks membawa Minju bersamanya.

Sementara Yuju yang masih berada di tengah kerumunan, hanya bisa menatap teman-teman dan sunbaenya kesal. “Tidak bisakah kalian menghargai eonniku sedikit? Tak bisakah kalian tak menggangu eonniku? Tak bisakah kalian berhenti membicarakan eonniku? Kalian hanya bisa membicarakannya dari belakang dan tidak tau yang sebenarnya!” kesal Yuju.

“Ja..jadi.. jadi kau adik dari seorang Jeon Minju?” sahut salah seorang namja di belakang Yuju.

“Ne! Waeyo? Kalian takut? Kalian hanya tidak tau kepribadian eonniku yang sebenarnya, dan bahkan jika kalian semua tau, kalian tak akan pernah menyesal mempunyai teman seperti eonniku!”

“Yuju benar. Minju tak seburuk yang kalian pikir” sahut Ah Young

.

.

.

Minju mulai menggerak-gerakkan jemarinya, mata yang sedari tadi tertutup rapat kini mulai terbuka. Penglihatannya pun samar-samar dan buram. Minju pun mengerjapkan matanya beberapa kali. Kini, penglihatannya pun mulai menjelas, dia mendapati seorang yeoja sedang duduk di sampingnya sembari menatapnya khawatir.

“Yuju-ah.. kau tidak ke kelas?” tanya Minju.

“Ani, aku sudah izin pada Cho sonsaengnim untuk membolos 2 mata pelajaran untuk menjagamu” jawab Yuju.

“Nanti kalau ke—“

“Gwaenchana, mereka sudah tau kalau aku adikmu”

Mata Minju terbelalak lebar, tak percaya akan perkataan adiknya barusan “Coba kau ulang apa yang kau katakan tadi” pinta Minju.

“Aigoo, eonni-ya, aku bilang teman-teman sudah tau kalau aku adikmu. Aku tidak apa-apa di jauhi temanku, yang penting eonni tidak akan pernah menjauhiku”

Minju tersenyum mendengar ucapan Yuju, senang rasanya dapat merasakan kehangatan dari seseorang yang ia sayangi sejak lama. Sorot mata dingin itu sudah berubah menjadi sorot kehangatan sejak terbukanya mata mungil itu. Seketika mata Yuju berbinar, Minju yang melihatnya kebingungan kenapa adiknya tiba-tiba seperti itu, “Yuju-ah, ada apa?” tanya Minju.

“Ani, aku hanya merindukan tatapanmu yang hangat. Jangankan di sekolah, di rumah saja kau selalu memberikanku tatapan dingin. Aku merindukan mu, eonni”

Yuju pun memeluk Minju erat. Rindu akan eonninya itu benar-benar dirasakan oleh Yuju. Sejak appa dan eomma  bercerai, sorot kehangatan Minju pada Yuju menghilang. Hanya sorot mata dingin itu lah yang menghiasi mata Minju 12 tahun ini. Setelah kehilangan seorang appa dan seorang kakak tertuanya yang entah pergi kemana, ia juga harus kehilangan kehangatan seorang Jeon Minju.

To be continue

P.s: hollaaa o/ saya balik dengan lanjutannya Love Distance.ohok maaf for typo(s), kritik dan votenya di tunggu!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro