Chapter 1: Penjelasan Yang Mencengangkan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

A/n: Maaf, ya. Jika chapternya pendek-pendek. Tapi nanti mungkin di chapter lain akan sedikit panjang. Kalian juga bisa memintaku menerjemahkan salah satu chapter ceritaku yang lain yang berbahasa inggris.

Selamat membaca~

Akhirnya, waktunya istirahat. Tadi aku tadi tidak bisa konsentrasi di kelas karena iblis itu terus menatap tajam kepadaku dan itu membuatku merinding. Dan sekarang tahap selanjutnya adalah mencari tahu siapa dia.

Aku sekarang berada di atap gedung sekolah, memakan makananku dan menunggu laki-laki yang akan memberitaku segalanya. Oh, apa tadi aku sudah menyebutkan kalau dia akan ke sini bersama dengan temannya?

Aku mendengar pintu terbuka dan aku menoleh. Ya, itu ada mereka. Panjang umur bagi mereka. Mereka mendekat dan duduk di sampingku. "Sebelum kita ngejelasin, aku ingin memperkenalkan diriku. Namaku Naoki Ishida." Katanya lalu tiba-tiba menjabat tanganku. Aku hanya tersenyum canggung dan terkekeh.

Dia berhenti menjabat tanganku. "Dan aku ingin memperkenalkan temanku. Nenek Berkacamata." Kata Naoki yang membuatku tertawa kecil.

"Apa kau bilang? Aku bukan Nenek Berkacamata. Aku Shingo Komoi." Seru teman Naoki dengan muka merah. "Lupakan, aku tidak ke sini untuk berkelahi denganmu. Aku tidak punya selera." Kata Shingo lalu dia menoleh ke arahku. "Jadi kamu ingin tahu tentang dia?" Aku mengangguk. "Satu pertanyaan, jika kau sudah tahu, apa yang akan kau lakukan?"

Aku terkejut saat mendengar pertanyaan mereka. Yaah, aku tidak bisa menyalahkan dia. Memang benar, kok. Aku bahkan tidak punya alasan untuk mengetahuinya selain rasa ingin tahuku. Mungkin aku asal jawab saja, deh. "Aku akan membuat dia berhenti bersikap seperti itu." Karena kata itu, mereka terkejut.

...
...
...
...
...

"Apa? Apa aku ada mengatakan yang salah?" Tanyaku.

"Serius? Membuatnya berhenti?" Teriak Shingo.

"Mustahil." Kata Naoki dan Shingo.

"Bagaimana itu mustahil? Daripada itu, tolong kita ke penjelasan saja, deh!" Kataku. Mereka saling tatap tanda ragu. "Jika kalian menjelaskan semuanya, aku akan tahu bagian mana yang mustahil." Kataku lagi, membuat mereka menoleh kepadaku. Terasa sunyi beberapa saat tapi mereka menghela nafas karena menyerah dan menoleh.

"Oke, terserahlah. Kami akan memberitahumu." Kata Shingo.

"Um,... sebelum itu, bolehkah aku tahu siapa na-... " Aku berhenti karena Naoki memotong perkataanku.

"Aichi Sendou." Kata Naoki. "Yang berbicara kepadamu tadi adalah Aichi Sendou. Dia adalah Ketua kelas kita. Dan aku dengar kalau dia akan mencalonkan diri untuk menjadi Ketua OSIS." Kata Naoki.

"Menjadi Ketua kelas saja sudah buruk, apa jadinya sekolah ini jika dia menjadi Ketua OSIS?" Seruku.

"Tapi dia tidak bisa diremehkan. Dia itu pintar, seorang murid teladan, berbakat, punya banyak prestasi, dan tegas. Jika kamu tidak suka yang terakhir, kau bisa mengabaikannya. Tapi menurutku dia memang tegas." Kata Shingo.

"Iya, dia memang tegas tapi... dia juga mengancam. Apakah ada murid di kelas kita yang kehilangan segalanya seperti yang dia katakan?" Tanyaku.

"Jangankan ada satu murid yang kehilangan segalanya, lima murid pun ada. Aichi benar-benar memegang kata-katanya." Kata Shingo.

"Apa?!" Seruku dengan terkejut.

"Siapapun yang kalah dalam sesuatu seperti kompetisi atau lomba, dia akan tidak bahagia di kelas. Kehilangan teman-teman, tidak akan pernah dihargai, kehilangan kepercayaan, diabaikan semua orang, dan banyak lagi. Yang masih berteman atau bersikap ramah kepada mereka juga akan mendapat nasib yang sama. Seseorang yang berbuat onar juga akan mendapat hukuman yang sama." Kata Naoki.

"Apa urusannya untuk memanipulasi kita semua? Apakah guru-guru tidak pernah melihat hal yang seperti ini?" Aku bertanya lagi.

"Itulah masalah besar kenapa kami mengatakan mustahil untuk menghentikannya. Karena kepintarannya dan bakat-bakatnya, seluruh guru selalu berbaik sangka kepadanya. Tidak hanya itu, Aichi selalu berpura-pura baik di depan guru-guru sehingga dia mendapat kepercayaan dari mereka." Kata Naoki.

"Ada satu lagi. Dulu ada kebakaran di sekolah sebulan sebelum kau masuk ke sini. Seluruh guru dan murid-murid mencoba untuk keluar dari sekolah. Kami semua selamat dari kebakaran itu. Tapi ada satu guru terperangkap dan tidak bisa melarikan diri. Mengetahui hal ini, Aichi dengan cepat kembali ke sekolah walaupun pemadam kebakaran berusaha untuk menghentikannya. Untunglah, Aichi menyelamatkan guru itu dengan selamat. Sejak waktu itu, reputasi Aichi akan selalu dipercayai oleh guru-guru." Kata Shingo.

Aku membeku mendengar ceritanya lalu memalingkan muka. Aichi itu sungguh luar biasa tapi dia kejam. Aku tidak percaya iblis seperti dia bisa berada di sekolah ini. "Dia adalah... seorang bully. Seorang bully yang kejam." Kataku sambil melihat ke arah mereka.

"Nggak bisa salahin kamu. Dia memang adalah seorang bully... juga seorang penyalahguna kekuasaan. Aku tahu kalau dia ingin kita semua untuk termotivasi tapi dia sangat memaksa kita semua untuk menang. Dia tidak mau menerima suatu kekalahan. Karena dia, kita semua menderita." Kata Naoki.

Kami mendengar suara bel berbunyi lalu kami berdiri. "Baiklah, hanya itu yang kami tahu. Kau bisa mencarinya sendiri jika kau sangat ingin tahu." Kata Shingo.

"Iya, terima kasih." Kataku lalu kami kembali ke kelas.

A/n: jika kalian ingin tahu kelanjutannya tanpa menunggu chapter selanjutnya yang akan datang, kalian bisa baca cerita lengkapnya di salah satu chapter cerita bahasa inggrisku, "Let's Sing MLP Song!" Chapter 'To Be The Person I Want To Be'. Jangan lupa vote, ya! Baca juga cerita bahasa inggrisku yang lain, "The Forgotten Memories". Sampai jumpa~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro