Chapter 6: Jangan Takut Karena Kami Ada Di Sini!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

A/n: maaf, ya, semuanya. Author lama benget updatenya. Mungkin udah berminggu-minggu atu MUNGKIN sebulan. Soalnya aku sedang malas ingin menerjemahkan chapternya. Tapi untunglah sekarang aku sedang dalam mood untuk melanjutin cerita ini. Jadi, cerita ini tidak terbengkalai. Ngomong-ngomong, chapter kemarin sudah terungkap kalau Aichi sendiri juga di bully. Dan sekarang inilah kebenaran yang seharusnya diketahui semua orang.

Selamat membaca, semuanya...

Di kamar Kourin

Aichi sedang duduk di atas kasur Kourin dengan tangannya yang sedang memegangi luka-luka yang mulai berdarah. Kourin duduk di sebelah Aichi dengan kotak P3K di tangannya. Kourin memegang tangan Aichi tapi Aichi menarik kembali tangannya. "Aku sudah bilang kepadamu, aku tidak butuh bantuan darimu." Kata Aichi sambil membuang mukanya.

"Aichi, tolonglah! Aku mencoba membantumu jadi tolong diterima, ya." Kata Kourin.

"Kenapa kau masih baik kepadaku? Aku telah menyakitimu, mengancamu, menakutimu. Tapi kau masih... " Aichi berhenti. Dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Aichi,... " Kata Kourin lalu dia memegang tangan Aichi. "... tolonglah!" Aichi merasakan tangan Kourin yang perlahan membuatnya merasa nyaman. Aichi meghela nafas lalu dia membiarkan Kourin melakukan apa yang dia suka. Kourin tersenyum lalu dia mengobati luka Aichi. Aichi meringis saat kapas yang diberi obat luka menyentuh luka-lukanya.

Saat Kourin selesai, dia memandang ke arah Aichi. "Aku tahu semuanya, Aichi. Alasan kenapa kau mem-bully orang." Kata Kourin. "Bisakah kau memberitahuku sesuatu yang aku tidak tahu?" Kata Kourin. Aichi hanya tetap diam sambil memalingkan muka. "Siapakah orang-orang yang mem-bully kamu, Aichi?" Mata Aichi melebar. Tapi pada akhirnya dia menjelaskannya.

"Toshiki Kai. Dia adalah kakak laki-lakiku." Kata Aichi sementara Kourin terkejut. "Aku pernah di-bully saat aku masih sekolah dasar. Mengetahui ini, membuat temannya berkata, 'Adikmu itu lemah' 'Kenapa adikmu tidak bisa menjadi orang yang kuat?'. Dia kira jika aku tetap seperti itu, reputasinya akan kacau. Dia adalah murid teladan juga. Seorang murid yang sempurna di depan mata orang."

"Jadi dia melakukan semua ini hanya gara-gara reputasinya?" Seru Kourin lalu Aichi mengangguk.

"Dia menyuruhku untuk menjadi sempurna sepertinya di depan mata teman-temannya. Aku harus menjadi murid terunggul daripada murid-murid lain. Bahkan jika teman-teman sekelasku tidak sempurna, akulah yang akan mendapat hukuman darinya. Jika aku tidak memenuhi itu semua, maka aku akan di-bully olehnya dan teman-temannya. Aku iri kepada kalian semua. Kalian bebas melakukan apa yang kalian inginkan. Kalian mempunyai seseorang yang bisa membantumu. Kakakku tidak akan pernah menerima nilai kosong dariku." Kata Aichi.

"Tapi itu bukan berarti kau harus menderita semua itu." Kata Kourin. "Aichi,... sebenarnya aku juga pernah di-bully." Kata Kourin lalu Aichi menoleh ke arahnya dengan terkejut. "Aku di-bully tetapi seseorang membantuku mengatasi para pem-bully. Dia kuat, baik hati, berbakat. Seluruh para pem-bully takut kepada dia. Tapi itu bukan berarti dia menyalah gunakannya. Dia ingin menghentikan para para pem-bully dan melindungi seluruh korban bully." Kata Kourin lalu dia tersenyum.

"Aku tersinggung saat kau berkata dia tidak menyalah gunakannya." Kata Aichi.

"Maaf. Aku hanya ingin mengatakan kalau kau tidak perlu mem-bully dan membiarkan kata bully tersebar. Kau harus melawan kakak laki-lakimu itu." Kata Kourin.

"Tapi... "

Kourin: // Jangan takut! // *Aichi menoleh ke arahnya lalu Kourin berdiri.*

Kourin: // Jangan s'lalu berpikir kalau kau itu lemah! Saat kau punya seseorang di sampingmu, janganlah takut untuk meminta tolong. //

Kourin: // Kita adalah manusia... kita bukanlah mahluk yang sempurna. Kita harus gagal supaya kita menang. // *lihat ke langit dibalik jendela*

Kourin: // Percaya bahwa kau akan mencapai semua bintang di langit. Dengan temanmu membantu dari belakang. //

"Tidak, aku tidak bisa melawan. Aku tidak bisa." Kata Aichi.

"Kau pasti bisa melakukannya, Aichi! Aku akan selalu berada di sampingmu." Kata Kourin lalu Aichi terkejut. Kourin tersenyum kepada Aichi sambil memegangi wajah Aichi. "Tidak hanya aku tapi semua orang akan. Kau adalah teman kami." Kata Kourin membuat Aichi bertambah terkejut.

Kourin: // Kami... akan merentangkan tangan untukmu. Kami... akan selalu membantumu berdiri. // *memegangi tangan Aichi dan membuatnya berdiri*

Kourin: // Semua orang menderita... termasuk kau. Tidak ada orang yang tidak pernah menderita karena kesalahan dan kelemahan mereka. // *meletakkan tangan di dadanya.*

Kourin: // Tapi jangan pernah... menyerah! //

"Aichi, percaya atau tidak. Kau bisa membebaskan kau sendiri. Kau bisa menarik kakakmu dari kegelapan." Kata Kourin.

"Tapi bagaimana? Bagaimana aku bisa melakukan semua itu?" Tanya Aichi.

Kourin tersenyum lalu dia meletakkan tanganya di dada Aichi. "Hatimu bisa menyelamatkan kakak laki-lakimu. Sementara kita semua akan membangun jembatan untukmu. Bebaskanlah hatimu dari rantai itu, Aichi." Kata Kourin.

"A-Aku... "

"Tidak ada yang mustahil untukmu, Aichi." Teriak Kourin.

Kourin: // Kakakmu t'lah kehilangan arah. Siapa yang akan menyelamatkannya sekarang? Apakah itu kau? //

Aichi: // Aku... //

Kourin: // Apakah itu kau? // *bernyanyi lebih keras*

Aichi: // A-Aku... // *menutup matanya*

Kourin: // Apakah itu kau? // *bernyanyi lebih keras*

Aichi: // I-Iy... // *ragu-ragu*

Kourin: // Apakah itu kau? // *bernyanyi dengan sekeras mungkin*

"Iya!" Aichi akhirnya berteriak. Dia melihat kebawah untuk sesaat lalu menatap ke arah Kourin dan tersenyum. "Akulah yang akan menyelamatkan kakakku dari kegilaan reputasi itu." Kata Aichi lalu Kourin tersenyum dan melangkah maju ke arahnya.

Tapi Kourin tersandung karena sesuatu lalu dia tidak sengaja mendorong Aichi ke kasur menggunakan tubuhnya dan sekarang dia berada di atas Aichi. Mereka saling menatap untuk sesaat lalu mereka tersipu malu and wajah mereka merah padam. "M-Menyingkit!... Menyingkir!" Kata Aichi dengan terbata-bata tapi Kourin tidak bergerak sama sekali.

Mereka mendengar pintu terbuka dan terlihat Rekka-adik Kourin- sedang berdiri di sana, melihat mereka. "KYAAAAA, KOURIN AKAN MEMBUAT BAYI DENGAN LAKI-LAKI ITU!" Teriak Rekka dengan panik.

"SALAH PAHAM!" Teriak Kourin dan Aichi.

A/n: cerita ini updatenya mungkin agak-mungkin- lama. Jika aku sedang ada mood untuk melanjutinnya. Ya, Alhamdulillah. Tapi kalau tidak, mohon bersabar, ya. 😂😂😂😂😂😂😂😂😂. Sekarang sudah dulu, ya. Dadah...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro