Chil

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sooyoung mengusap wajahnya dan berusaha mengumpulkan kesadarannya saat berjalan ke kamar mandi. Hari ini tidak ada schedule untuk drama. Hanya saja Wendy menyuruhnya untuk membantu Chungha dan Sejeong menyusun naskah untuk film, di waktu kosongnya.

Tidak memakan waktu lama, Sooyoung sudah selesai membersihkan diri, mandi, sikat gigi, hingga berpakaian di dalam kamar mandi.

"Makan dulu."

Aroma masakan menyeruak ke dalam indra penciuman gadis itu. Hingga pandangannya mendapati pria yang mengenakan apron saat ini berdiri di depan kompor.

"Lo bisa masak?"

"Gue ini cowok sempurna kayak yang ada dalam drama."

"Serah lo!"

"Eh, ini gue beneran ngajakin lo makan," tukas Taehyung segera, saat Sooyoung hendak kembali ke kamarnya.

"Ada racunnya nggak?"

"Nggak ada sih. Tapi kalau mau, bisa ditambahin kok."

"Kurang ajar lo!"

Taehyung berjalan mendekat. Pria itu menarik tangan Sooyoung menuju meja makan, menarik sebuah kursi, dan menuntun gadis itu untuk duduk di sana.

"Anggap aja ini sebagai ucapan terima kasih gue, karena lo udah ngizinin cewek gue dateng nanti."

Suara bel yang terdengar membuat Sooyoung dan Taehyung bertatapan. Ada rasa was-was. Entah siapa lagi yang bertamu kali ini.

Tidak ada suruh menyuruh, Sooyoung dengan sukarela keluar dan membuka pintu. Ia tidak ingin kejadian seperti semalam terulang kembali.

"Eh, Kak Irene, Kak Seokjin? Masuk Kak."

Sooyoung mempersilakan dua orang tersebut untuk duduk.

"Tumben pagi-pagi datang ke sini. Ada yang bisa saya bantu, Kak?" tanya Sooyoung memulai percakapan.

"Suami kamu mana?"

"Suami? Saya nggak punya sua–, oh suami saya, Taehyung?"

"Iya. Emang selain Taehyung siapa lagi?"

Sooyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menanggapi kalimat Irene.

"Saya di sini, Kak. Ada apa nih nyariin saya?" Taehyung mendekat dan duduk di sebelah Sooyoung.

"Gini... Kalian kan baru pindah di sini. Kemarin, Seokjin bilang, gimana kalau kita ngadain pesta rumah baru? Jadi, maksud kedatangan kami, ingin mengundang kalian ke rumah kami nanti malam. Bikin acara kecil-kecilan untuk penyambutan kalian sebagai tetangga baru kami."

Penjelasan Irene membuat Sooyoung dan Taehyung gagal paham.

"Ini maksudnya kalian ngundang kami ke acara perayaan rumah baru kami?"

Sooyoung berbalik menatap Taehyung seakan meminta penjelasan, karena otaknya yang masih loading.

"Ya, kalau kalian keberatan nggak papa sih. Pestanya kita batalin aja," tukas Seokjin.

"Oh, kita sama sekali enggak keberatan. Kapan?" lanjut Taehyung menanggapi.

"Malam ini, jam delapan."

Sekarang giliran Taehyung yang diam. Ia sudah punya janji dengan pacarnya malam ini.

"Gimana, kalian bisa?"

"Bisa, Kak. Bisa." Sooyoung menjawab tanpa menunggu persetujuan Taehyung yang masih berpikir.

"Ya udah, sampai ketemu nanti malam. Kami pulang dulu."

Sooyoung mengantar pasangan suami-istri tersebut hingga keluar dari pintu.

Saat kembali masuk, ia dikejutkan dengan kehadiran Taehyung yang sudah berdiri menatapnya.

"Kenapa lo main setuju-setuju aja?"

"Gue emang setuju. Kalau lo nggak mau, nggak usah!"

"Lo kan udah tau, nanti malam gue ada janji sama cewek gue."

"Bodo amat."

Taehyung mengacak rambutnya kasar. Ia mengikuti langkah Sooyoung masuk ke dalam meja makan.

"Gue harus gimana?"

"Mana gue tau."

"Anjir, ngapain juga gue nanya ke jomblo."

"Bisa nggak, sehari aja biarin gue hidup tenang?"

Dering ponsel Taehyung membuatnya segera merogoh saku celana dan mengangkatnya.

Sooyoung mengunyah nasi goreng yang tadi dibuat Taehyung, saat pria itu berbicara dengan sangat lembut kepada seseorang di seberang telpon.

"Iya, halo, Sayang."

"...."

"Oh, gitu? Iya, nggak papa. Lain kali aja kalau gitu."

"...."

"Iya, Sayang. Miss you too. Sampai ketemu secepatnya."

Taehyung menghembuskan napas panjang sesaat setelah menutup sambungan telepon.

"Cewek lo?"

"Iya lah. Nanti malam kita bisa ke rumah Kak Seokjin. Cewek gue nggak bisa datang malam ini. Katanya ada acara keluarga."

Sooyoung hanya mengangguk menanggapi Taehyung yang menjelaskan lebih dari apa yang seharusnya menjadi jawaban pertanyaan Sooyoung.

"Anyway, maksud kak Seokjin sama Kak Irene, mereka ngadain pesta penyambutan karena sampai sekarang kita nggak ngadain pesta, kan?"

"Mungkin. Soalnya orang kaya kalo gabut suka keluarin duit."

Ya, sepertinya Seokjin dan Irene sedang gabut, atau mungkin sedang ingin mengeluarkan uangnya yang sudah berlebih.

🏡🏡

Jam menunjukkan pukul 19.00. dan Sooyoung masih berada di halte menunggu bus yang akan ditumpangi pulang.

Ada beberapa pasangan yang saat ini berada di dekatnya. Hal itu cukup mengganggu untuknya yang masih merasakan patah hati karena cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suga.

Sooyoung merapalkan macam-macam doa agar bus yang ditunggu segera datang dan ia bisa terbebas dari situasi ini.

Tampaknya doa gadis itu terkabul. Terbukti, tak berapa lama kemudian bus datang. Sooyoung segera naik dan mengambil tempat paling belakang.

Sooyoung mengeluarkan earphone dan memutar musik yang bisa menaikkan moodnya. Ia menyandarkan kepala dan mulai bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang didengarnya.

Entah mengapa situasi ini membawanya kembali ke beberapa tahun lalu. Tepatnya saat ia masih duduk di bangku SMA. Masa di mana Sooyoung merasakan bagaimana manisnya pacaran. Hal yang sudah bertahun-tahun ini tidak pernah ia rasakan kembali.

Bus berhenti di halte terdekat dari rumah Sooyoung. Hanya perlu berjalan sejauh tiga ratus meter, dan gadis itu sudah sampai di depan rumahnya.

"Udah pulang?"

Sooyoung hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Taehyung.

"Ingat kan kalau kita ada janji sama Kak Irene?"

Lagi-lagi Sooyoung hanya mengangguk.

Gadis itu berjalan masuk ke kamar, mengambil handuk dan baju yang akan dikenakannya, kemudian ke kamar mandi.

Setelah selesai, Sooyoung kembali ke kamarnya mengoleskan make up tipis. Ia tidak menambahkan aksesoris apapun. Kesan sederhana seperti ini adalah hal yang paling nyaman untuk dirinya.

"Kita berangkat sekarang?"

"Iya."

Sooyoung mengikuti langkah Taehyung keluar dari pagar dan berjalan ke rumah Seokjin yang terletak di seberang jalan.

Satpam yang berjaga rupanya telah mengenali keduanya. Ia langsung mengantar Sooyoung dan Taehyung mengitari rumah hingga tiba di taman belakang.

Dan apa yang mereka lihat selanjutnya, membuat keduanya ternganga. Sebelumnya, mereka berpikir ini adalah pesta barbeque yang hanya dihadiri oleh empat orang. Tapi ternyata yang datang mungkin satu RW. Ditambah dekorasi pesta yang bisa dibilang terlalu berlebihan untuk pesta rumah baru.


"Ini bukan pesta pernikahan, kan?"

"Bukan. Tapi ini juga bukan pesta penyambutan ataupun rumah baru," balas Taehyung masih menatap keramaian di depannya.

Sooyoung menyadari satu hal. Ia menunduk melihat pakaian yang dikenakannya. "Kayaknya gue salah kostum. Gue balik dulu, ya."

Langkah gadis itu tertahan saat Taehyung segera menangkap tangannya saat berbalik.

"Mau ke mana?"

"Ganti baju. Gue nggak PD pake baju ini."

"Nggak usah diganti! Lo cantik pake itu."

Sooyoung membulatkan mata mendengar Taehyung melayangkan sebuah pujian untuknya.

Taehyung?

Pujian?

Ah, jika Taehyung memberi pujian, itu artinya penghinaan bagi Sooyoung. Berarti ia benar-benar harus pulang dan mengganti baju.

"Taehyung?"

Seorang perempuan cantik muncul di depan mereka. Sangat cantik dan modis.

Sooyoung tersadar saat genggaman Taehyung di tangannya terlepas begitu saja.

"Hai, Sayang. Kamu kok bisa ada di sini?"

Gadis yang dipanggil 'sayang' tersebut tidak merespon. Ia justru memiringkan kepala dan menatap Sooyoung yang posisinya saat ini berada di belakang Taehyung. "Dia siapa?"

"Ah, dia? Dia... Dia itu—"

"Kalian semua ada di sini?" tukas Irene yang baru saja terlihat.

Irene melihat ke arah Sooyoung, Taehyung, dan gadis tadi secara bergantian. "Kalian semua sudah saling kenal?"

"Iya. Aku kenal Taehyung, tapi gadis di belakangnya...."

"Dia itu istri Taehyung. Namanya Sooyoung."

TBC

Masih ada yg nungguin cerita ini nggak sih?😅











Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro