I

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Lo nggak papa?"

Sooyoung menyeka darah yang mengalir membasahi pipinya. Ia tak menatap pria yang saat ini berjongkok tepat di depannya.

"G-gue nggak sengaja. Tadi refleks. Lagian lo kenapa masuk ke rumah gue?"

Pandangan Sooyoung terangkat. "Lo keluar dari sini atau gue teriak maling!" ancam Sooyoung yang justru dibalas tatapan bingung dari lawan bicaranya.

"Heh, ini rumah gue! Harusnya yang ngusir itu ya gue!"

"MALINGGG... MALINGGG... MAL-"

"Lo gila? Wah nggak bener nih." Taehyung membekap mulut Sooyoung.

BUKKK

Sooyoung mengambil gelas kumur yang diletakkan di dekatnya dan langsung menghantamkannya ke kepala Taehyung.

"Sebelum gue marah, mending lo cepetan pergi dari sini!" bentak Sooyoung yang saat ini mencoba berdiri.

"Bukan gue, tapi lo! Lo siapa sih? Datang-datang seenaknya masuk rumah orang dan nuduh maling." Sulut Taehyung yang sudah emosi karena memar di dahinya akibat hantaman Sooyoung. Setelah ini ingatkan ia untuk membuang gelas kumur pemakan tumbal itu.

"Gue Sooyoung! Pemilik sah rumah ini!"

"Asal lo tau, gue pemilik baru rumah ini! Hari sabtu lalu gue bayar ini rumah secara LUNAS!" balas pria itu tak mau kalah.

"Gue juga ngebayar rumah ini hari sabtu!"

"Gue bayar rumah ini jam sepuluh pagi!"

"Gue ngebayar rumah ini jam sembilan lewat empat puluh lima menit pas!"

Tunggu. Pernyataan keduanya terdengar sangat meyakinkan.

"Nama pemilik rumah ini yang sebelumnya siapa?" tanya Sooyoung yang mulai khawatir.

"Baekhyun. Agen properti namanya Taeyeon."

"Loh, pemilik rumah ini Taeyeon. Agen propertinya baru Baekhyun."

Keduanya diam. Raut wajah gelisah yang terpancar dari wajah mereka menjelaskan bahwa ada sesuatu yang janggal di sini.

"Lo bukan penipu, kan?"

"Emang lo pernah liat penipu seganteng gue?"

Terkena tipu adalah satu kesialan, ditambah bertemu orang dengan sifat seperti Taehyung. Tidak perlu ditanyakan perasaan Sooyoung bagaimana.

"Gini aja. Kita bakal lapor ke polisi kasus ini. Untuk sementara sebelum semua terselesaikan, gue akan tinggal di rumah ini," usul Sooyoung.

"Terus gue?"

"Yah lo balik ke habitat lo sebelumnya."

"Enak banget kalo ngomong. Lo aja sana yang pergi! Biar gimanapun gue yang pertama datang ke rumah ini."

"Tapi gue yang lebih dulu ngelunasin."

Jika dibiarkan, perdebatan ini tidak akan menemui akhir.

Ting tong...

Suara bel yang terdengar membuat keduanya saling tatap.

"Bukain!" pinta Sooyoung.

"Lo aja yang buka. Kan katanya ini rumah lo."

"Mimpi apa sih gue semalam ketemu makhluk modelan kayak lo. Cowok kok bawel banget."

Sooyoung menggerutu tetapi tetap berjalan untuk membuka pintu.

Entah siapa yang datang di hari pertamanya pindah.

"Haii..."

Seorang wanita yang sangat cantik menyambut penglihatan Sooyoung tepat saat membuka pintu. Di sebelahnya ada seorang pria yang juga sangat gagah.

"Halo..." balas Sooyoung ramah.

"Kenalin, aku Irene. Ini suamiku, Seokjin. Kita tinggal di rumah sebelah." tunjuk wanita itu ke arah rumah mewah dua lantai di seberang jalan. Tepat berhadapan dan terlihat sangat kontras dengan rumah Sooyoung yang sederhana.

"Oh iya. Salam kenal, Kak, aku Sooyoung. Maaf harusnya aku yang nyamperin tetangga. Tapi ini malah sebaliknya."

"Nggak papa, kamu pasti sibuk beberes." Pandangan Irene terarah ke kening Sooyoung. "Kening kamu kenapa berdarah?"

"Ah, ini? Nggak papa, tadi jatuh pas keluarin barang. Masuk dulu, Kak." Sooyoung mempersilakan keduanya masuk.

"Kamu tinggal sendiri?"

"Iya, Kak. Hehe."

"Terus itu yang ngintip siapa?"

Sooyoung menoleh ke arah ruang tengah saat Seokjin menyadari kehadiran orang lain di sana.

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, setelah tertangkap basah mengintip. Awalnya ia hanya ingin melihat siapa yang datang, tapi kecantikan Irene membuatnya lupa untuk berhenti.

Mau tidak mau ia harus keluar dari persembunyiannya dan bergabung dengan tiga orang lainnya di ruang tamu.

"Halo, Kak. Salam kenal." Sapa Taehyung sebelum duduk di sebelah Sooyoung.

Syukurlah pria itu sudah berpakaian lengkap, tidak lagi memakai handuk dan bertelanjang dada.

"Kalian tinggal serumah?"

"Iya."

"Enggak."

Anggukan Taehyung dan gelengan Sooyoung membuat Irene dan Jin saling tatap karena kebingungan.

"Jadi, yang bener yang mana?"

"Kita tinggal serumah. Dia emang suka lupa kalau sekarang kita tinggal berdua. Hehe." Alibi Taehyung terdengar aneh, tapi masih bisa diterima.

"Kalian hubungannya apa?" tanya Irene yang sudah seperti reporter.

"Kakak-adik."

"Suami-istri."

Jawab keduanya kembali bersamaan.

Sooyoung membulatkan mata ke arah Taehyung. Tangan kirinya bergerak mencubit pinggang pria itu. Bagaimana bisa ia mengatakan suami istri saat keduanya bahkan baru bertemu beberapa saat yang lalu.

"Jadi kalian kakak adik atau suami istri?"

"Sebenarnya hubungan kami dulu hanya sebatas kakak-adek ketemu gede. Tapi ternyata takdir menyatukan kami berdua." Taehyung mengangkat lengannya dan merangkul bahu Sooyoung. "Benar kan, istri?"

Tunggu saja sampai tamunya pergi. Sooyoung akan memberikan pelajaran yang pantas setelah ini.

"Kalian terlihat sangat serasi," puji Irene tulus.

"Kakak juga terlihat sangat cantik- ah maksudku kalian juga terlihat sangat serasi." Taehyung masih belum bisa mengalihkan perhatiannya dari kecantikan Irene.

"Kalau begitu kami pulang dulu. Kalau kalian butuh sesuatu, jangan sungkan untuk datang ke kami. Anggap kami sebagai keluarga. Sooyoung sering-sering main ke sebelah, ya! Biar aku ada temennya."

"Kalau kalian mau berenang datang aja ke rumah! Di belakang juga ada air terjun." Jin melanjutkan kalimat Irene.

"Iya, Kak. Terima kasih karena menyambut kami dengan hangat."

Irene dan Seokjin berjalan keluar. Meninggalkan dua orang yang membuat rumah ini berubah suram.

Sooyoung berbalik ke arah Taehyung dan memberikan senyum kecil. "Apa? Tinggal bareng? Suami istri?"

PLAKKK

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi putih Taehyung.

"LO GILA? MEREKA ITU TETANGGA DEPAN RUMAH YANG BISA NGELIAT SEMUA AKTIVITAS KITA TIAP HARINYA. DENGAN LO NGAKU KITA ITU SUAMI ISTRI, SAMA AJA LO UDAH MASANG PERANGKAP BUAT GUE!"

"Nggak usah ngegas. Tarik napas dulu!"

"Lo udah bikin hidup gue susah di detik pertama kita ketemu. Sekarang lo keluar dari sini!"

"Sabar dulu! Kalau gue tadi nggak bilang kita suami istri, apa kata mereka nantinya ngeliat lo tinggal sama laki-laki."

Sooyoung menarik napas panjang dan menghembuskannya kasar. Cobaan yang diterimanya hari ini bertubi-tubi.

"Pake ini buat nutupin luka lo." Taehyung mengeluarkan plester luka bermotif pororo dari saku celananya, lalu meletakkan di meja. Kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya.

TBC

No comment sama kegajean diri sendiri 😂

Mohon bersabar yang nggak suka sama ceritanya, maapkan author")





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro