Yuk

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Minum dulu."

Joy menatap sekilas ke arah pria yang meletakkan sekaleng minuman, kemudian duduk di kursi kosong di sebelahnya.

"Ngapain lo?"

"Ngasih minuman."

"Nggak perlu! Sana masuk! Gue lagi pengen sendiri!"

Sooyoung menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Matanya terpejam menghadap ke langit malam di atas sana. Saat ini ia sedang berada di taman kecil di belakang rumah. Taman berukuran 5×5 meter yang dihiasi berbagai macam tanaman dan sepasang kursi dan meja di tengah-tengahnya.

Merasa diperhatikan, gadis itu kembali membuka mata dan mendapati Taehyung masih belum beranjak dari tempatnya.

"Gue bilang pergi!"

"Gue mau ngomong sesuatu," sergah Taehyung segera, sebelum Sooyoung kembali mengusirnya.

"Kalau lo mau ngeledekin gue tentang kejadian tadi, mending nggak usah! Gue udah cukup malu."

"Kenapa lo yang malu? Harusnya sutradara tadi yang malu. Udah jelas-jelas lo nggak melanggar kontrak sedikitpun, tapi dia tetep kekeuh bilang lo salah. Bahkan ngejelekin lo di depan semua orang."

Sooyoung menatap kaleng minuman di meja. "Ini bir?"

"Bukan. Alcohol free."

Sooyoung membuka kaleng minuman tersebut dan meneguknya. Tampaknya ia sudah tidak begitu keberatan dengan kehadiran Taehyung di dekatnya.

"Uhm, gue udah boleh ngomong?"

"Mau ngomong apa? Cepetan!"

"Gini... Tentang kontrak yang udah kita bikin. Gue bukannya mau ngelanggar atau apapun itu. Gue cuma—"

"Langsung aja anjir!"

"Cewek gue boleh dateng nggak? Besok malam? Cuma sebentar kok, tiga jam paling lama."

"What? Are you crazy? Lo mau bawa cewek lo dan pamerin kalau lo tinggal serumah sama cewek lain?"

Taehyung menggaruk tengkuknya. "Bukan gitu. Maksud gue gini loh. Besok pas selesai kerja, lo jangan langsung pulang."

"Enggak! Udah jelas di kontrak, kita nggak boleh bawa siapapun ke rumah ini! Bahkan keluarga sekalipun! Titik!"

"Ayo dong... Besok-besok kalau lo mau bawa cowok atau siapapun, gue pasti bakal bantuin kok."

"Nggak!"

"Oh iya, lo kan nggak punya cowok. Hahaha."

PLAKKK

"Sooyoung, lo kasar banget main tampar orang."

"Kalau enggak mau dikasarin jauh-jauh lo dari gue!"

"Pantas lo nggak laku. Galak banget!"

"Dari pada lo punya cewek tapi bego!"

"Maksud lo apa ngatain cewek gue bego?"

"Ya iyalah bego! Kalau pinter, nggak mungkin mau sama lo."

"Balikin minuman gue!" Taehyung menarik kaleng minuman yang sementara diteguk Sooyoung. Membuat beberapa tetes masuk ke dalam hidung gadis itu.

"Taehyung bangsat! Kurang ajar lo!" Sooyoung dengan susah payah mencoba mengeluarkan minuman yang membuat hidungnya perih.

"Lo yang kurang ajar!"

Tingtong

Suara bel menghentikan pertengkaran keduanya.

"Bukain!" pinta Taehyung yang tentu dihadiahi penolakan.

"Lo aja yang buka! Terakhir kali pas kak Irene sama kak Seokjin datang, gue yang buka pintu."

Taehyung mendengus sebelum berjalan membuka pintu.

Sementara Sooyoung menarik napas panjang dan mengeluarkannya teratur. Mencoba menenangkan diri setelah mendapat cobaan dari Taehyung.

Suara berisik dari dalam rumah membuat Sooyoung merasa penasaran. Ia dapat mendengar suara seorang wanita dengan sangat jelas. Bayangkan saja bagaimana kerasnya hingga Sooyoung yang ada di belakang rumah bisa terganggu.

Tunggu! Suara wanita? Jangan bilang dia pacar Taehyung.

Sooyoung tidak bisa terima jika Taehyung melanggar perjanjian. Dengan cepat gadis itu bergegas masuk dan ingin melampiaskan kekesalannya pada siapapun yang akan ia temui.

Suara yang terdengar semakin jelas, terasa familiar di telinga Sooyoung.

Hingga saat dirinya sampai di ruang tamu, Sooyoung hanya bisa berdiri mematung. Ia kehabisan kata-kata yang sejak tadi dipersiapkan.

"Kamu bisa jelaskan ini semua, Sooyoung?" Wanita tersebut berjalan mendekat ke arah Sooyoung.

"J-jelasin apa?"

"Hayo mampus lo!"

Itu bukan suara Taehyung. Melainkan dua remaja pria yang baru saja ternotis kehadirannya.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau mau pindah?"

"Kenapa Sooyoung harus bilang?"

"Kamu ini makin gede, makin ngelawan Mommy!"

"Mampus lo, Kak."

"Heh, lo berdua gue cekek baru tau rasa!" Rasa takut dan emosi Sooyoung bercampur menjadi satu.

Hyeyon, wanita yang biasa Sooyoung sebut sebagai Mommy. Ya, ia adalah ibu kandung Sooyoung. Dan dua anak pencari masalah adalah Chenle dan Jisung, adik Sooyoung.

"Kamu bisa mulai jelaskan! Kenapa kamu pindah ke sini? Kenapa kamu nggak tinggal di salah satu apartemen kita?"

"Mom, Sooyoung kan udah bilang kalau Sooyoung mau hidup mandiri."

"Iya, kamu bilang mau hidup mandiri. Tapi bukan hidup melarat kayak sekarang."

Taehyung yang sejak tadi menyimak, akhirnya berinisiatif untuk masuk mengambilkan minum. Namun gerakannya justru menjadi pusat perhatian.

"Dia siapa kamu?"

"Temen, Mom."

"Jangan bohong!"

"Mom, dia beneran temen Sooyoung!"

Mommy Hyeyon berjalan mendekati Taehyung dan mengamatinya dari atas ke bawah.

"Kamu temen Sooyoung?"

"Iya, Tante."

"Kenapa cuma temen?"

"Hah?"

Taehyung dibuat gagal paham dengan pertanyaan yang singkat dan tidak jelas itu.

Mommy Hyeyon kembali berjalan ke arah Sooyoung.

"Dia beneran temen kamu?"

"Iya!"

"Kenapa nggak dipacarin?"

"Apaan sih, Mom?"

"Cowok seganteng itu kenapa dianggurin?"

Sooyoung melirik tajam ke arah Taehyung. Sementara pria itu baru saja mendapat kepercayaan diri setelah mendengar pujian.

"Ganteng dari Hongkong! Gantengan juga gue!" celoteh Jisung.

"Percuma ganteng kalau kere."

Kalimat yang dikeluarkan Chenle menusuk tepat ke jantung Taehyung.

Sooyoung menaikkan jempolnya bangga saat Chenle berhasil melukai rasa percaya diri Taehyung yang terlampau tinggi.

"Chenle nggak boleh ngomong gitu sama calon kakak ipar."

"Apaan sih, Mom. Udah deh, kalian bertiga mending pulang sekarang. Nanti kemalaman di jalan."

"Kita mau nginep di sini, Kak."

"Nggak bisa! Nggak boleh! Mom, ayo dong. Mommy bisa nginep di hotel aja," rengek Sooyoung. Ia tidak ingin termakan omongannya sendiri. Setelah tadi melarang Taehyung mendatangkan tamu.

"Udah, Mom. Mommy mending nginep di hotel aja," tukas Chenle.

"Lo juga anjir!"

"Kok gue juga? Tadi udah dikasih jempol juga."

Bukan keluarga Sooyoung jika tidak banyak bicara. Itulah sebabnya Sooyoung selalu memilih tinggal sendiri. Ia tidak bisa berbenturan tiap hari dengan keluarganya.

"Okay. Mommy bakal pulang, tapi dengan satu syarat."

"Apa lagi sih, Mom. Jangan aneh-aneh deh!"

"Mommy mau makan malam sama kamu."

"Gampang itu. Kapan-kapan, ya."

"Tapi bawa dia juga. Siapa tadi mamanya?"

"Taehyung, Tante."

"Iya, bawa Taehyung juga."

"Tapi—"

"Mau atau enggak?"

Sooyoung mengacak rambutnya frustasi.

"Fine! Udah, kalian pulang sekarang."

Mommy Hyeyon tersenyum puas. Ia mengelus pelan rambut Sooyoung dan beralih menepuk pelan bahu Taehyung.

"Mommy pulang, ya. Jaga diri kamu!"

"Itu si Taihyung nggak pulang juga?" tanya Jisung yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Nama gue Taehyung, bukan Taihyung."

"Itulah. Nggak pulang?"

"Nanti. Gue masih ada urusan sama Sooyoung."

"Iya. Nggak usah buru-buru nyelesaiin urusannya. Lebih lama, lebih baik."

"Mommy!"

"Okay. Mommy pulang sekarang. Bye..."

Sooyoung menutup pintu saat Mommy dan kedua adiknya sudah pergi dengan mobil yang dikendarai. Ia mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu dan memejamkan mata.

"Itu beneran nyokap lo?"

"Kalo udah tau nggak usah nanya!"

"Tapi kok cantik banget? Nggak kayak lo."

"Gue lagi males nyari ribut."

"Ihh, gue ngomong apa adanya. Nyokap lo cantik, modis, awet muda, dan nggak suka kekerasan."

"Ngomong sekali lagi, gue sumpel mulut lo pake kaos kaki!"

Taehyung berdehem, mengurangi gugup akibat ancaman yang dilayangkan Sooyoung.

"Btw, tadi itu bisa dibilang pelanggaran kontrak, kan? Berarti lo nggak ada alasan buat ngelarang gue bawa cewek gue besok. Biar kedudukan kita 1-1." Taehyung memamerkan smirknya. Membuatnya terlihat dua kali lebih menyebalkan, namun juga dua kali lebih tampan.

"Serah lu!"

Sooyoung berjalan masuk ke kamarnya. Mengistirahatkan otak, hati, juga mentalnya yang seharian ini terus-menerus diuji.

TBC

Makasih untuk kalian semua yang setia nungguin cerita ini update 🥰

Love you all❤️💜💚





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro