0

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Death must be so beautiful. To lie in the soft brown earth, with the grasses waving above one's head, and listen to silence. To have no yesterday, and no to-morrow. To forget time, to forget life, to be at peace.
- Oscar Wilde.

--------

Disaat aku sedang menatap tujuan hidup semuanya sudah jauh untuk di gapai. Aku terlahir tak diinginkan oleh kedua orangtua ku, bukankah lucu? Mereka yang memetik buah mereka juga yang membuangnya, ironis.

Teman?, Kalian juga pasti tahu bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang benar-benar dapat dijadikan teman sejati. Kalaupun ada , manusia munafik dan menjijikkan seperti ku tak akan mendapatkan kebahagiaan kecil itu.

Entah sejak kapan dunia ini terlihat menyedihkan, melihat orang yang bahagia rasanya menjijikkan. Melihat manusia lainnya membuatku muak dan kesal.

Menjalani hari semakin berat, dengan orangtua ku yang tak bisa ku andalkan, dikucilkan oleh teman sekelas karena kesalahpahaman yang dibuat cewek cabe sialan, pacar yang hanya suka karena nafsu , guru yang pura-pura peduli  yang nyatanya hanya peduli dengan reputasi kelas.

"Aku lelah,"

Aku tak peduli apa kata orang, aku tak peduli dengan nasihat omong kosong kalian. Aku ingin lompat saja dari jembatan ini , hidupku tak ada maknanya.

---

Atau itulah yang aku kira terjadi, setelah melompat bukannya mendapati Neraka atau surga. Kini aku sedang bersama seorang pria lebih tepatnya sedang di gendong oleh-nya.

Iya, lebih tepatnya oleh Kita Shinsuke. Laki-laki yang sering ku tonton di anime Haikyuu dari sekolah Inarizaki.

"Kau, Apa kau gila!?" Teriak Kita sambil menatapku dengan tatapan tajamnya.

"Iya, aku gila sekarang lepaskan aku sialan!!" Bukannya melepaskan, Kita justru mempererat dekapannya.

"Kau, kenapa senekat itu sampai mau bunuh diri!? Astaga..." Ucap Kita dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Tunggu, dia mau menangis? Karena aku? Demi apa?!...

"Tunggu, apa kita saling kenal?..." Tanyaku yang dibalas oleh wajah heran Kita.

"Kau itu adik kelasku, sekaligus tetangga apa kau lupa?..."

"Ah, iyakah..."  Balasku yang hanya di tanggapi oleh anggukan pelan oleh Kita.

Tunggu, aku ini sebenarnya mau di bawa kemana olehnya?—

"Ano, Kita-san ini kita mau kemana ya?..." Kita sedikit berpikir sejenak sebelum membalas ku.

"Rumah ku dan nenek,"

Mampus. Masa bertamu baju basah kuyup kek gini sih?!...

"Gak, pokoknya enggak! Aku mau pulang ke rumah aja kalau gitu!!" Ucapku yang di balas dengan wajah ragu Kita.

"Kau yakin bisa ditinggal sendiri? Kalau kau berbuat hal bodoh lagi bagaimana?..." Tanyanya dengan nada khawatir.

"Enggak akan, janji deh! Pokoknya aku mau pulang aja!" Ucapku dan akhirnya setelah meyakinkannya , Kita mau mengantarkan ku pulang ke rumah yang ternyata berhadap-hadapan dengan rumahnya.

Itulah awalnya kehidupan keduaku sebagai (Fullname)dari dunia Haikyuu. Sesampai dirumah aku mencari tahu sedikit tentang latar belakangku di dunia ini. Ternyata, semuanya sama saja dengan dunia ku yang dulu, keluarga tak berguna, teman tak berguna, guru tak berguna. Bedanya, kehidupan ku yang sekarang memiliki orang-orang tambahan dan nama sekolahku dan letaknya digantikan oleh sekolah Inarizaki.

Dan seperti yang ku curigai dunia dua dimensi ini memang benar dunianya Haikyuu yang sering ku tonton di waktu senggang.

"Sial, kok malah masuk anime sih!? ini mah sama saja dengan dunia sebelum nya..."

Sebenarnya, permainan apa yang sedang dimainkan oleh tuhan?...

-TBC-

03/01/2021
Daadsaa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro