3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pulang sekolah terasa lebih melelahkan dari biasanya, hari ini tidak ada hal bagus yang terjadi. Kembar Miya yang mencari ribut dengan (Name) , Riyuna dan Kawan-kawannya yang tak bisa membiarkan (Name) bernapas dengan tenang, pacar brengsek yang tak tahu diri , guru sialan yang tidak peka, tidak ada teman untuk di ajak curhat.

"Aku lelah, aku benar-benar ingin istirahat saja..."

Ding-Dong-Ding-Dong-

Iya, ada tamu tak di undang yang memencet bel rumah (Name). Sang gadis pun memaksakan diri untuk bangun mengecek siapa yang datang di sore hari ke rumahnya.

"Kita-san?..."

(Name) pun membuka pintu rumahnya, dapat terlihat Kita Shinsuke membawa kotak makanan dan beberapa minuman cola.

"Apa aku bisa bicara denganmu? Aku membawa camilan juga,"

(Name) sebenarnya sedang tak ingin diganggu namun, karena ia melihat Coca-Cola (Name) segan untuk menolak.

"Baiklah, ayo masuk..."

_____

(Name) dan Kita pun duduk dengan canggung di ruang tamu, tidak ada satupun yang membuka pembicaraan.

"Jadi, apa yang Kita-san mau bicarakan?..." Lawan bicara sang gadis memasang wajah ragu tapi, pada akhirnya ia membalas pertanyaannya sang gadis.

"Aku dengar katanya kau dan Riyuna bertengkar hebat di kantin dari salah satu anggota klub Voli ku, apa itu benar?..." (Name) menatap Kita bingung, bertengkar? Bukankah (Name) justru di buli oleh Riyuna? Itu bukanlah sebuah pertengkaran lebih tepatnya pembelaan diri.

"Daripada bertengkar, aku hanya melakukan perlawanan karena lelah di buli olehnya," Kita-san yang mendengar membulatkan matanya seolah-olah ia kaget akan sesuatu.

"Di buli? Riyuna tidak mungkin seperti itu," gumam Kita pelan yang masih terdengar oleh (Name).

Wah, apa Kita dekat dengan Riyuna sampai terkejut seperti itu?...

"Mungkin itu hanya kesalahpahaman saja (Name), setahuku Riyuna tak akan berbuat seperti itu,"

"Kalau Kita-san tidak percaya bisa tanyakan siapa yang menumpahkan makanan duluan kepada anggota voli yang duduk di sebelah meja makan ku di kantin," ucap (Name) dengan tenang.

"Apa karena itu kau mencoba membunuh diri? Karena tidak tahan dengan kelakuannya? Mungkin Riyuna ada kesalahpahaman dengan mu makanya ia berbuat begitu..." Ucap Kita membela Riyuna di hadapan (Name).

"Ya, dia salah satu alasan aku ingin mati dan tidak ada kesalahpahaman di antara aku dan dia, yang ada dia lah yang menciptakan kesalahpahaman dengan menyebarkan rumor palsu kepada orang-orang," ucap (Name) tegas , yang sekali lagi mendapatkan raut wajah penolakan dari Kita.

"Tidak, aku yakin ini hanya kesalahpahaman mu saja (Name). Bagaimana jika besok kau dan dia bicarakan baik-baik aku akan membantu kalian berdua untuk berbaikan tidak perlu saling fitnah seperti ini, tidak baik..."

Saling fitnah? Apa dia mengatakan bahwa (Name) tengah menipunya sekarang? Dan apa ini? Kenapa Kita membela cewek cabe itu? Apa mereka dekat? Sejak kapan?...

"Kita-san. Bisakah Kita-san pulang saja untuk hari ini? Aku lelah karena banyak hal terjadi dan aku benar-benar muak dengan ceramah omong kosong ini. Salah paham? Jika Kita-san ingin menceramahi ku tolong cari bukti yang kuat bahwa semua ini hanya kesalahpahaman,"

"Makanya aku menyarankan kalian untuk saling berbincang agar membuktikan semuanya, aku bukannya ingin menyalahkan mu aku hanya-"

"Kita-san, keluar. Kumohon aku sangat lelah," ucap (Name) memohon, ia sudah tidak kuat diperlakukan tidak adil seperti ini, terutama oleh Kita yang selalu ia anggap kapten paling bijaksana.

Kita yang terluka oleh kata-kata (Name) memperlihatkan wajah sedih seolah-olah dia lah yang diperlakukan tidak adil, setelah beberapa perdebatan kecil Kita-san pasrah dan pamit pulang.

"Baiklah, aku akan pulang tapi jika kau berubah pikiran lusa nanti datanglah ke gedung latihan Voli," ucap Kita-san sebelum meninggalkan rumah sang gadis.

"Keras kepala sekali dia, agh bikin kesal saja!"

Tidak ada hal baik semenjak (Name) menapakkan kaki ke dunia ini menggantikan (Name) dunia fiksi dua dimensi. Walaupun semua konflik didasarkan oleh masalah yang sama, semua hal menjadi rumit, apalagi dengan keberadaan anggota klub maniak voli itu (Name) semakin depresi, padahal ia sekarang saja sudah sibuk hanya untuk bernapas.

Entah kenapa (Name) merasa hari esok akan menjadi neraka baginya, sepertinya hal yang ia alami hari ini hanya awalan saja. Pikiran negatif terus muncul (Name) tidak tahan dengan tekanan berlebih seperti ini, setiap saat ia memiliki banyak pikiran ia jadi sesak napas dan kepalanya menjadi sakit tak karuan.

Semenjak ia memulai harinya di SMA (Name) entah sejak kapan baru mengetahui dirinya memiliki MDD/GDM(Gangguan depresi mayor), biasanya ia akan merasa tertekan seperti ini setiap ada masalah walaupun hanya masalah sepele. Iya, (Name) sangat lelah dengan segalanya ia sampai lupa dengan hal-hal yang ia senangi.

Di saat-saat seperti ini biasanya (Name) berlarut dengan pikirannya yang ingin mengiris pergelangan tangannya atau membunuh dirinya dengan cara yang cepat dan mudah tapi, setelah konsultasi dengan psikiater ia mendapatkan penanganan yang tepat dan diberi beberapa obat anti-depresan. Tapi, apa (Name) dunia ini memilikinya?...

Ah, (Name) sudah mencari obat itu di setiap sudut ruangan tapi tidak menemukannya sama sekali, setelah dipikir-pikir di buku diary nya di dunia ini tidak ada menuliskan ia pernah pergi ke psikiater ataupun psikolog. Ah, apa (Name) harus berlarut dalam depresi seperti ini hingga besok? Ia sangat tergoda ingin mengambil cutter di dalam tasnya tapi ia teringat dengan kata-kata salah satu pasien Psikiater dulu saat sedang menunggu giliran.

"Disaat obat tidak ada atau habis, kau harus hubungi seseorang mau orang asing ataupun yang terdekat, jika itu tidak berhasil coba kau pergi ke luar di tempat banyak orang, atau kau bisa kunjungi rumah temanmu, pokoknya jangan sampai kau berlarut dengan pikiran negatif mu sendirian, itu lebih menakutkan dari apapun."

(Name) muak, kata 'Seseorang' itu membuat (Name) tambah sesak. Ia tidak memiliki 'Seseorang' yang ia dapat hubungi. Tidak, (Name) sebenarnya tahu jauh di lubuk hati bahwa ia bisa saja pergi ke rumah Kita untuk mendapatkan pertolongan tapi, karena egonya (Name) tidak bisa meminta bantuan pada Kita.

"Aku hanya ingin teman, seseorang yang memahami ku sebagai (Name) bukan hanya dari penampilan luar atau dari rumor yang beredar, tapi kenapa tidak ada yang ingin memahami perasaan ku ini?..."

-TBC-

07/01/2021
Daadsaa


Aku Nemu ini pas lagi baca" di mangago aku ngakak Ampe bengek 🤣 apa aku aja yang terlalu receh?-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro