11. With You

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku berdiri dengan tegang di depan counter untuk mengambil popcorn. Masa-masa seperti ini yang biasanya membuat latahku semakin parah. Petugas counter memberikan sekotak popcorn caramel dan sekotak lagi yang salty.

Diam-diam kulirik laki-laki yang berdiri di sampingku dengan tenang. Dia mengucapkan terima kasih dengan senyumnya yang menawan lalu membawa popcorn ke dalam pelukannya. Seandainya aku jadi kotak popcorn.

"Cloud? Hei, kok bengong?" Kukerjapkan mata, berharap ini bukan mimpi.

"Oh. Sudah ya?" Pertanyaan bodoh yang hanya ditanggapi dengan tawa kecil Sky.

Kami memutuskan untuk mampir ke salah satu mall yang masih ada di sekitaran Serpong. Sky bilang Sapto yang akan mengurus Bicycle Lane sampai jam lima sore saat waktunya tutup. Dia sudah lama tidak nonton, jadi disinilah kami sekarang. Menonton film Indonesia yang diadaptasi dari komik lawas.

Beberapa menit sebelum film dimulai, aku ke toilet. Sky menunggu di dekat pintu toilet. Tangannya sibuk mengemili popcorn.

"Jangan habiskan popcorn-nya," kataku sebelum menghilang ke dalam toilet.

"Okay." Dia mengangkat satu tangan sambil tertawa, seolah tidak akan mengambil butiran lezat popcorn lagi.

Setelah selesai membasuh tangan, aku bergegas keluar dari toilet. Sky tidak ada di tempat dia menunggu. Agak jauh dari toilet, kulihat sosok yang menjulang itu ... sedang tertawa. Di hadapannya ada seseorang dengan tubuh langsing dan rambut hitam panjang seperti dalam iklan shampoo, yang juga sedang tertawa.

"Hai, Cloud." Sky memanggil saat melihatku.

"Kenalkan ini Winda, teman lamaku." Aku tersenyum sopan sambil menyalami Winda, yang entah mengapa terlihat kesal.

Tidak lama, terdengar pengumuman yang menyebutkan bahwa studio tempat kami menonton telah dibuka. Sky sedikit menarik lenganku dengan tidak sabar, lalu melambaikan tangannya ke arah Winda. Perasaanku saja atau bagaimana, rasanya perempuan itu menganggapku sebagai musuhnya.

Perasaan itu harus ditahan karena sekarang ada yang lebih penting. Perutku mulas membayangkan akan berada di samping Sky selama dua jam ke depan, dalam ruangan gelap dan dingin.

Aku harus berulangkali menggigit lidah supaya tidak keceplosan latah di depan Sky. Apalagi saat film berlangsung, banyak adegan yang bisa membuatku terus menerus kaget. Pasti setelah ini akan banyak sariawan dalam mulutku.

Namun di satu kesempatan, aku yang merasa haus terpaksa tidak menggigit lidah. Alhasil saat kaget, aku reflek mencengkram pergelangan tangan Sky. Merasa tidak enak, aku mengangkat tangan dan membisikkan kata maaf. Tiba-tiba laki-laki di sampingku itu malah menarik tanganku dan menggenggamnya.

"Biar kamu nggak kaget lagi," bisiknya sambil menyeringai. Berjuta kupu-kupu terbang dalam perutku.

Aku sudah tidak tahu apa isi film atau bahkan sedang ada di mana. Sepanjang sisa film, aku hanya membeku. Lupakan adegan romantis Rosalinda dan Jose Armando lagi pandang-pandangan. Aku tidak mampu menoleh ke samping kanan tempat si ganteng duduk, sampai leher rasanya sakit.

"Kamu kenapa?" tanya Sky ketika film selesai dan mendapatiku masih duduk dengan kaku.

"Hah? Nggak kenapa-kenapa, kok. Cuma pegel lehernya," jawabku sambil sok mengurut leher lalu langsung meringis karena salah pijat.

"Yakin nggak apa-apa? Itu muka kamu pucat."

"Sa-salah pijat kayanya."

Mendengar jawabanku, Sky mengajakku keluar, langsung menuju mobilnya di parkiran. Dia mengambil termos air panas dan menuangkannya sedikit di handuk kecil yang lalu digunakan untuk mengompres leherku.

"Lain kali jangan sembarang pijat di bagian leher." Aku hanya bisa mengangguk sambil meringis menahan debaran jantung yang mulai menggila. Posisi ini terlalu dekat.

"Dan muka kamu sekarang merah." Tangan besar Sky menyentuh dahiku. Rasanya aku langsung kebelet pipis.

"Cloud?" tanya Sky agak keras sambil menyentuh pipiku yang memerah karena tidak ada respon dariku.

"Yes, gorgeous!"

Crap! Aku langsung menutup mulut dengan mata terbelalak. Demi Ciripa yang selalu berlari-lari di sekitar Dulce Maria, apa dong arti pengorbanan mulut penuh sariawan kalau ending-nya sama juga kelepasan latah?

*
Haiii, semua.
Adoooohh si Sky baru pertama kali jalan uda pegang tangan Cloud sih. Dia kan kalau tegang atau grogi jadi makin suka latahan. 😅😁

Menurut kalian, apa reaksi Sky waktu dengar Cloud panggil dia gorgeous?

Jangan lupa voment-nya yaaaa. Plus rekomendasikan cerita ini kalau kamu suka. Aku kasih berjuta awan di langit untuk kamu ☁️☁️⛅⛅⛅🌥🌥🌥

Love love
Ayas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro