16. Crush

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Rasannya baru semenit, ketika sebuah suara terdengar, "Claudia!"

"Astagfirullah! Ya Tuhan!" Aku memekik kaget ketika sebuah suara bariton memanggil. Gana berdiri di hadapanku, tatapannya puas ketika melihat kantung makanan yang dia berikan kini kosong. Lalu senyumnya menghilang saat kembali menatapku.

"Meeting. Sky. Sekarang," kata Gana lalu membalikkan badan dan beranjak ke ruang meeting.

Oh, Tuhan! Salah makan apa bosku? Tingkah lakunya sangat aneh dan ganjil hari ini. Aku menghela napas dan menyeret kaki menuju ruang meeting. Mas Prama menyemangatiku dengan isyarat tangan. Dia sendiri sedang dikejar deadline dari startup baru yang juga membuat web di Abhamedia.

Begitu aku memasuki ruang meeting, pemandangan pertama yang kudapati adalah sosok Sky yang sedang menyender di bingkai jendela. Sementara Gana berdiri di depannya dan menyenderkan badannya juga ke meja.

Mereka berdua seperti lukisan, saking indahnya. Meskipun Gana lebih tinggi sepuluh sentimeter, Sky tidak terintimidasi. Mereka berdua sedang membicarakan hal serius dan sama-sama menoleh saat aku masuk. Gana menghela napas, lalu memintaku untuk duduk di sampingnya. Sky menatapku dengan pandangan mata bersinar seperti biasa.

"Jadi, apa ada content yang harus diperbaiki?" tanyaku sambil membuka laptop.

"Nggak ada," jawab Sky cepat. Aku mendongak menatap langsung ke manik cokelatnya.

"Aku baru saja meminta izin pada Gana untuk mengajakmu bersepeda ke tempat yang waktu itu kuceritakan. Tapi dia seperti induk ayam. Dia membolehkanmu ikut hanya jika dia juga ikut." Sky menertawakan Gana sementara bosku itu hanya memicingkan mata. Sepertinya mood Gana kacau balau hari ini.

"Jadi, kalian berdua harus bersiap-siap. Seminggu dari sekarang, kita akan pergi." Sky tertawa lalu melanjutkan sambil menoleh pada Gana, "Hari ini gue yang antar Cloud. Lo nggak boleh ngelarang."

Aku terkejut saat Gana menggumamkan kata makian lalu dia keluar dari ruang meeting tanpa menatap atau bicara padaku. Setelah tubuh tinggi sang Super Boss menghilang, kutolehkan kepala menghadap Sky.

"Kenapa dia?"

"Kamu sungguh tidak tahu?" Aku menggeleng. Mungkin Gana marah karena Sky akan mengantarku pulang. Jangan-jangan dugaanku benar.

"Lupakan saja, Cloud. Aku akan ada di café bawah menunggumu pulang sambil membalas beberapa email kerjasama event. Jangan lupa menghubungiku setelah kamu selesai." Sky berdiri lalu menatapku sekilas sebelum telapak tangannya yang besar menyentuh pipiku dengan ringan. Sepertinya sekarang wajahku semerah tomat.

Oceana
Jangan lupa daftar untuk mencegah latah

Aku tidak tahan untuk tidak bercerita pada sahabatku kalau Sky datang dan akan mengantar pulang. Dia langsung meng-capture beberapa cara untuk menahan latah yang kuterima sambil mendesah. Begini ternyata perjuangan Cassandra untuk mendapatkan cinta.

Cloud
Thanks, Sen.
Doain gue nggak latah.

Sungguh sebuah permintaan yang sangat sederhana. Kubaca lagi daftar-daftar apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah latah. Setelah memutuskan untuk mencoba hal pertama yang ada di dalam daftar itu, aku kembali pada pekerjaanku.

Menjelang jam lima sore, Sky meneleponku hanya untuk memastikan aku tidak lupa padanya yang mau mengantarkan pulang. Mas Prama menggodaku habis-habisan karena sempat mencuri dengar saat Sky menelepon.

Hanya tingkah laku Gana yang terus membuatku resah. Dia tidak tersenyum saat kami bertemu di pantry. Bahkan dia tidak bicara sama sekali denganku. Saat melewatiku, aku hanya mendengar gumaman entah apa lalu dia menggeram seperti Banteng terluka dan berderap menuju ruang kerjanya.

Kuputuskan untuk bertanya pada Oceana nanti malam. Kenapa pula si super-hot-boss mendadak seperti ini. Apa salah makan atau bagaimana? Tingkahnya sungguh mengkhawatirkan.

Aku menemui Sky di café tempatnya menunggu. Saat pintu terbuka, aku bisa melihat sosoknya yang duduk di kursi dekat jendela dan memandang keluar. Sejenak rasanya duniaku kembali membeku. Laki-laki itu mengenakan kaus berwarna abu-abu. Mendengar bel yang berbunyi ketika pintu terbuka, membuat Sky menoleh.

Mungkin begini ya rasanya anak-anak remaja itu jatuh cinta? Melihat sosoknya saja sudah membuat kaki gemetar, dikasih senyum langsung lemes. Aku menyesal tidak dari dulu jatuh cinta. Kembali berniat untuk melakukan tahap satu dari pencegahan latah, aku mengambil napas panjang sebelum menghampiri Sky.

*

Kira-kira tindakan pencegahan apa sih yang Cloud lakukan biar nggak latah?

Jangan lupa voment-nya yaaa. Biar semangat aku kasih berjuta awan di langit. ☁️☁️☁️☁️☁️⛅⛅⛅⛅🌥🌥🌥🌥

Love love
Ayas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro