2 - Bertemu Kamu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Claudia? Kenapa kamu lempar-lempar barang?" Aku menoleh dan meringis memandang Gana yang menatap dengan bingung.

"Maaf, Pak. Saya kaget. Reflek nimpuk barang." Untunglah laki-laki itu hanya menganggukkan kepala meskipun masih menatap curiga.

"Baiklah. Lain kali coba refleknya dikurangi. Saya nggak mau ada karyawan yang luka-luka karena reflek kamu." Aku hanya mengangguk masam sementara si manusia laut terkikik geli. Mukanya sampai memerah karena menahan tawa.

Perjalanan menuju ruang meeting terasa lama dan panjang. Apalagi aku harus pura-pura tidak peduli dengan kelakuan Oceana yang semakin aneh. Dia terus menahan tawa dan akhirnya keluar dengusan tertahan seperti kuda. Gana melirik gadis itu dan Oceana langsung terdiam. Siapapun harus tunduk pada sang superior, bahkan hanya dengan lirikan.

"Makanya jangan ngetawain gue," bisikku melihat Oceana mati kutu.

"Makanya sembuh," balasnya sambil nyengir.

Namaku Claudia Loveli Maharani, perempuan single yang punya hobi tidur dan punya sifat buruk, yang malangnya hanya diderita orang Asia terutama Indonesia dan Malaysia. Apalagi kalau bukan akibat Coulture Bound Syndrome alias latah. Seingatku sejak usia remaja aku sudah sering latah dan semakin parah ketika sedang tertekan.

Oceana adalah sahabat terdekatku, bukan hanya sejak aku bekerja melainkan sejak kami berkuliah. Bagiku, gadis riang itu sangat menyenangkan meskipun terkadang sifat jahilnya juga mengesalkan. Meskipun sering iseng mengagetkan supaya aku latah, dia sebenarnya baik hati. Oceana adalah orang pertama yang berdiri membelaku jika ada orang yang meremehkanku hanya karena latah.

Berdiri paling depan membuatku harus membuka pintu ruang meeting. Ruangan ini berukuran sedang dengan jendela besar di satu sisi yang menampilkan pemandangan gedung tinggi menjulang.

Seseorang yang sedang melihat pemandangan dan membelakangi kami, bertubuh tinggi proposional. Rambutnya yang berwarna gelap diatur dengan tatanan slick back. Tangan orang itu dimasukkan ke dalam saku.

Mendengar suara langkah kami, sosok itu menoleh dan napasku pun tertahan. Dia seperti bayangan tentang most wanted man yang akan kupacari. Kalau Gana masuk dalam kategori super-hot di usianya yang baru memasuki tiga puluh tahun, laki-laki di depanku masuk dalam kategori super-super-super-hot. Okay, itu berlebihan memang.

Mata cokelat gelapnya menatap dengan ramah dan bibirnya tersenyum. Dia cukup tinggi, sekitar 180 sentimeter. Jadi aku harus mendongak kalau bicara di dekatnya. Tunggu, buat apa aku bicara di dekatnya? Mendadak semua pikiranku buyar.

Baiklah, aku memang single dan belum pernah berpacaran. Tapi bukan berarti aku tidak punya preferensi bakal calon pacar, kan? Laki-laki di hadapanku seperti pop-up yang mendadak hadir, jadi jangan salahkan kalau aku membeku di tempat.

Oceana menyenggolku, yang langsung terkaget-kaget dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. "Eh, Halo. Saya Cloud, maksudnya Claudia."

Man! Untung saja aku latahnya menyebutkan nama. Bagaimana kalau aku kelepasan bicara tentang betapa gantengnya orang itu? Kupelototi Oceana yang hanya tertawa kecil.

"Akshay Alfarelza. Panggil Sky saja." Senyum orang itu sangat mempesona. Sekali lagi aku terdiam membeku. Gana yang tidak sabar, berdiri tepat di sampingku dan tidak sengaja menyenggol lenganku yang masih terulur untuk bersalaman dengan Sky.

"Sebaiknya, Anda mundur, Pak!" seruku pada Sky yang kaget. Kini Gana menoleh menatapku dengan tatapan maut. Sebelum aku sempat memperbaiki ucapan, Oceana berulah dengan menendang betisku.

"Soalnya Anda terlalu ganteng, saya deg-degan!"

Crap! Double Crap! Aku menutup mulut, takut untuk bicara macam-macam lagi sementara Gana masih menatapku dengan mata tajamnya yang menusuk. Habislah! Mungkin setelah ini aku harus mencari pekerjaan baru. Pikiranku semakin merana saat melihat tatapan kaget Sky. Di belakangku, Oceana terkikik geli, dia bergumam kalau ada barang yang tertinggal dan langsung keluar dari ruang meeting. Kujamin dia akan tertawa sepuasnya di toilet sementara aku akan digoreng setengah matang oleh Gana.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro