27. Why

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Senin pagi, Oceana berangkat kerja dari rumahku. Baru jam sepuluh pagi ketika bel pintu rumahku berbunyi. Mozi mengeong-ngeong di depan pintu, dia pasti juga ingin main ke luar. Tertatih, aku berusaha membuka pintu dan berseru terkejut melihat sosok jangkung yang berdiri di depan pintu rumahku.

"Kamu mau ngeliatin saya terus dengan mata mau melompat keluar atau masuk dan kembali mengistirahatkan kaki?" Gana tersenyum melihat wajahku yang terkejut. Sambil tersenyum kupersilakan dia masuk. Kemarin Sky membelikan sekardus air mineral, yang tidak kumengerti benar apa fungsinya. Ternyata itu untuk antisipasi jika ada yang menjengukku, supaya aku tidak repot mondar-mandir ke dapur.

"Nanti Mas Prama juga datang ke sini. Dia ada meeting dekat rumah kamu. Kebetulan saya juga ada waktu, jadi kami berdua datang. Kamu nggak apa-apa, Claudia?" Dari sekian banyak manusia di dunia, Gana adalah segelintir orang yang tetap memanggilku Claudia.

"Baik, dong. Untungnya hanya harus dibalut saja. Winda merawat kakiku dengan baik." Kalimat itu melompat begitu saja dari mulutku.

"Winda?"

"Ya, teman lama Sky yang jadi dokter di rumah sakit tempatku dirawat kemarin." Tiba-tiba aku tersadar. Winda itu mantan pacar Gana.

"Eh? Maaf, Gan. Aku jadi ingetin kamu hal-hal yang ...."

"Nggak apa-apa. Sky pasti udah cerita ke kamu, ya?" Kuanggukkan kepala lalu berpikir. Gana dan Winda sepertinya sangat serasi, entah mengapa mereka bisa putus?

"Aku putus karena orang yang juga kusayangi mencintai Winda. Lalu aku juga mendapati kalau sebenarnya perempuan itu juga mencintai orang yang kusayangi." Tanpa aba-aba, Gana bercerita.

"Hah?" Sungguh aku tidak mengerti apa maksud ucapannya itu. Namun sebelum bisa bertanya lebih lanjut, Mas Prama sudah datang. Kedua belah tangannya membawa oleh-oleh yang sudah pasti kusambut dengan riang gembira.

Kantor memberikan waktu tiga hari untuk istirahat. Hari ketiga, aku harus mengecek kondisi kaki jadi Sky menjemputku dan mengantar ke rumah sakit. Kami sedang menunggu giliran untuk diperiksa ketika Winda lewat. Aku memperhatikan bagaimana wajah gadis itu terlihat cerah dan merona saat bicara dengan Sky. Kutepis bayangan aneh tentang hubungan mereka. Bagaimana pun juga, Winda pasti pernah jadi bagian dalam hidup keluarga Gana dan Sky.

Keesokan harinya, aku sudah bisa masuk kerja. Meskipun untuk pergi ke kantor memerlukan dana yang lebih besar karena aku harus naik taksi online. Aku hanya tidak mau mengambil keuntungan dari kebaikan hati Gana. Laki-laki itu luar biasa pengertian dan baik hati dengan memberikan cuti ekstra dan bahkan sempat menawarkan untuk memberikan voucher taksi online. Tentu saja aku tidak menerima tawarannya. Sebaik apa pun hubungan kami di luar kantor, begitu sampai ke ranah pekerjaan, tentu saja kami harus profesional.

"Hei, Cloud! Gimana kondisi kaki?" tanya Dion, rekan sedivisi Oceana. Dia baru saja keluar dari ruangan Gana ketika aku sampai.

"Mendingan, nih. Lo kenapa? Kusut gitu mukanya." Muka Dion yang biasanya selalu menyeringai itu memang terlihat lesu.

"Dimarahin Pak Bos. Dia mungkin salah makan, kebanyakan cabe jadi bawaannya sewot mulu. Ada client yang ngambek karena belum dapat design website padahal gue udah bilang kalau bikin design itu nggak semudah gambar di tembok. Gue janjiin lusa dia udah bisa dapat draft awal design, cuma tetap aja ngambek." Kali ini laki-laki itu mengacak rambut dengan kesal, lalu berteriak sendiri ketika tatanan rambut ber-pomadenya berantakan. Aku tertawa dan menepuk punggung Dion sambil terus berjalan perlahan menuju ruangan content.

"Claudia! Bisa kamu ke ruangan saya?" Belum sempat aku sampai, Gana sudah memanggil. Dion langsung menghilang entah kemana. Aku curiga dia menguasai gamagakure no jutsu yang digunakan Jiraiya dalam komik Naruto.

Gana memperhatikanku yang berbalik dan berjalan ke ruangannya perlahan. Saat aku masuk, dia sedang duduk di sofa. Seperti biasa gelas kopi dan tumbler air putih ada di coffee table dekat sofa.

"Gimana kaki kamu?" tanya Gana setelah aku duduk. Dalam beberapa hal, aku beruntung memiliki atasan sepertinya. Kujawab pertanyaan Gana dengan mengatakan bahwa kakiku baik-baik saja.

"Claudia, saya nggak habis pikir. Kakimu sakit tapi kamu masih tetap bekerja dari rumah. Content yang Prama terima kemarin, sempat saya baca juga dan itu luar biasa." Senyuman lebar muncul di wajah yang terpahat sempurna itu. Aku hanya bisa terkekeh dengan gugup, bingung untuk bicara apa. Alasanku tetap bekerja dari rumah semata karena kebaikan hati orang ini.

"Kalau kamu mau, kamu bisa kerja di rumah sampai kakinya sembuh total."

"Wah! Terima kasih, Gan! Tapi sungguh itu tidak perlu. Aku suka di kantor. Suasananya, orang-orangnya. Tiga hari di rumah hanya ditemani Mozi yang terpaksa tidak main-main di luar, sangat membosankan." Ucapanku disambut tawa, yang sekali lagi membuatku heran. Kata Dion, Gana lagi marah-marah tapi kenapa ini dia malah tertawa bahagia.

"Kalau gitu, makan siang kamu biar saya kirim. Jadi kamu nggak perlu desak-desakan di kantin."

"Wah, apa nggak merepotkan? Nggak usah, Gan. Apa kata yang lain kalau kamu perhatian berlebih ke saya. Nanti jadi omongan." Kutolak halus tawaran itu. Kali ini Gana hanya mengangguk lalu memintaku kembali ke ruangan kerja.

Menjelang siang, Oceana mampir ke mejaku. Tangannya penuh kantong kertas. "Pesta, Bu?" tanyaku tertawa melihatnya kerepotan.

"Heh, Awan! Ini tuh buat lo. Bantuin!"

"Aw! So sweet banget sahabatku satu ini." Aku bergegas berdiri dan membantunya.

"Bukan dari gue. Titipan si hot and sexy super boss. Dia bilang kalau gue yang bawa pasti lo nggak bakal nolak." Burger Lawless yang baru saja akan kulahap, berhenti di udara. Pertama kalinya aku mengacuhkan burger yang sangat menggoda lidah.

Melihat Oceana yang seperti tidak peduli dan tetap memakan burgernya, membuatku berpikir banyak. Kenapa Gana begitu baik padaku?

*

Photo credit Lawless Burger by Anakjajan.

Kira-kira kenapa coba Gana baik sama Cloud?

Anyway, harusnya ini min 550 kata ternyata membludak jadi 900 kata huahahaha. Nggak apa yaaa agak panjang. Semoga tetap bisa dinikmati. Demi jutaan awan di langit. ☁️☁️☁️☁️🌥🌥⛅⛅⛅

Love love
Ayas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro