41. Silent

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Terdengar suara beberapa orang di depan pintu. Detik berikutnya debam keras terdengar ketika pintu dibuka paksa. Dua orang security masuk, tapi bahkan sebelum mereka bertindak, seseorang sudah melompat dan menghantam si topi baseball.

Tubuhku sedikit melambung dan nyaris saja tersedak darah yang keluar dari bibir ketika orang yang baru datang menarik si topi baseball berdiri. Aku sedikit berguling agar dapat memuntahkan darah yang masuk ke mulut.

"BRENGSEK!" seru laki-laki itu sambil memukuli si topi baseball sampai babak belur sementara dua orang security memegangi kakakku yang sekarang mengamuk histeris. Aku berusaha mengumpulkan kesadaran dan menarik sisa-sisa baju untuk menutupi tubuh.

"Claudia ... Claudia ...." Suara orang itu begitu lembut memanggil namaku. Dia melempar si topi baseball begitu saja ke lantai lalu mengambilkan cardigan yang kebetulan tersampir di kursi. Dia menutupi bagian atas tubuhku dengan cardigan lalu memegang daguku dengan lembut. Matanya gelap dengan amarah hanya dengan melihat wajahku.

"S-Sky?" Bagaimana bisa dia ada di sini? Bagaimana bisa dia tahu aku di sini? Mataku liar menatap sekitar namun badanku gemetaran hebat. Air mata masih mengalir deras. Darah yang keluar dari hidung dan bibirku, menodai lantai putih cemerlang.

Sky meminta dua security itu untuk membawa kakakku dan temannya lalu menggendongku ke kamar setelah membuka ikatan di kaki dan tangan. Dia menurunkanku dengan lembut di ujung tempat tidur lalu mengusap wajahku yang terluka dengan ibu jarinya. Kulihat bajunya yang berwarna abu-abu mulai ternoda darahku.

"Gantilah baju. Aku akan menunggu di luar. Setelah itu kita ke rumah sakit." Aku bahkan tidak mendengar ucapannya. Telingaku masih berdenging nyaring. Ulu hatiku terasa sangat sakit. Kelopak mataku sangat berat sampai sulit membukanya. Bengkaknya dipastikan sangat parah. Hanya saja, bukan itu yang membuatku tidak mendengar ucapannya.

"Cloud ...." Kata-kata Sky menggantung karena melihatku masih menggigil hebat karena ketakutan. Dia memelukku erat. Rahangnya mengeras dan mata yang biasanya bersinar ceria, sekarang penuh amarah. Sky mengambil gawainya dan memencet tombol panggilan.

"Lo bilang, rumah lo aman! Claudia hampir diperkosa! Lo gila, Gan? Kenapa sih dia dibolehin keluar? Lo balik deh cepet! Urus tuh nenek lampir gila! Cloud babak belur!" Setelah ucapan itu, dia melempar gawainya dengan frustasi.

"Sky ... aku ... aku ...."

"Ssshhh ... ada aku, Cloud! Ada aku!" Sekali lagi, aku tenggelam dalam aroma marine notes yang menenangkan. Namun itu saja tidak cukup. Bayangan apa yang dilakukan laki-laki tadi terhadapku, terus berputar bagaikan kaset kusut.

"Ada aku, Cloud! Aku nggak akan jauh lagi! Ssshhh ...." Sky menimangku seperti memeluk bayi yang baru lahir. Hati-hati dan lembut seakan aku terbuat dari kaca dan harus dijaga agar tetap utuh.

Entah berapa lama aku menggigil ketakutan dalam pelukan Sky, sepertinya aku tertidur atau pingsan karena tekanan batin yang berat. Ketika membuka mata, aku ada di pangkuan Sakhi dalam mobil yang sedang berjalan. Mobil Gana, karena aromanya citrus. Matahari sudah lama terbenam karena pemandangan di luar kaca mobil sangat gelap.

Perlahan kulirik tubuhku. Tidak ada lagi piyama yang berantakan itu, sebagai gantinya aku memakai kemeja longgar yang biasa kugunakan saat santai. Seluruh badan terutama wajah, sangat sakit dan tidak tertahankan.

Sakhi, Perempuan cantik itu tidak mengeluarkan air mata, tapi raut wajahnya seperti menangis. Matanya yang indah terbelalak saat menyadari aku terbangun. Sesuatu hal yang mungkin sulit diketahuinya karena malam sudah turun dan seluruh wajahku bengkak-bengkak.

"Dia sadar, Gan! Cepat! Langsung ke UGD! Cloud! Cloud! Kamu masih sama kami kan?" pekik Sakhi. Kepala dan seluruh tubuhku terasa sakit, maka kupejamkan mata. Aku ingin mengucapkan sesuatu untuk menjawab pertanyaannya, namun rahangku terasa aneh.

"Kenapa sulit sekali membuka mulut? Di mana Sky?" Pertanyaan-pertanyaan itu berkelebat dalam benak sebelum kegelapan perlahan menelanku. Menarik semua kesadaran dalam sunyi yang menyakitkan. Lenyap dan hilang.

*
Kenapa bisa ada Sky?
Di part-part berikutnya akan ada penjelasannya.

Tenang, di laptop cerita ini udah tamat kok. Tinggal dipindahin aja. 😁😁

Tapi jangan lupa yaaaa vomentnya untuk jutaan awan di langit. 🌧🌧🌩🌩🌩🌨🌨🌨

Love
Ayas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro