6. Ride It

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kupikir Sky akan menertawakanku, nyatanya dia justru terlihat khawatir dan malah menawarkan untuk beristirahat sejenak di ruang kerjanya. Sesuatu hal yang langsung kutolak mentah-mentah. Sebaiknya aku berada di sekitar banyak orang daripada berdua. Gugup membuat latahku semakin parah.

"Tadi yang jatuh apa?" tanyaku penasaran saat menuruni tangga.

"Sapto ngejatuhin tumpukan dus helm yang baru saja datang. Untungnya tidak ada yang rusak." Kami agak merapat ke pegangan tangga ketika Sapto dan beberapa kurir yang mengantar helm menaiki tangga untuk menaruh helm-helm di gudang.

"To, jangan lupa, FIFO ya," ucap Sky pada Sapto yang mengangguk dan mengacungkan jempol tanda mengerti.

FIFO atau first in first out adalah cara Sky mengelola tokonya agar tidak ada penumpukan stok model lama. Selain itu, dia tidak pernah menumpuk barang terlalu banyak sehingga supply chain management berjalan dengan baik.

Kami turun dan menuju bengkel Bicycle Lane. Ada beberapa pelanggan yang baru datang dan memperbaiki sepedanya. Kuhitung ada tiga teknisi yang diperkerjakan oleh Sky. Mereka sedang bekerja sambil mengobrol dengan pelanggan.

Mereka membicarakan event sepeda yang akan berlangsung akhir minggu ini. Aku tertawa diam-diam saat melihat para laki-laki ini membicarakan hobi dengan seru. Hampir tidak ada bedanya dengan para perempuan yang sedang mengobrolkan make-up atau fashion. Tiba-tiba Sky menatapku dengan senyum lebar. Uh-oh, sepertinya dia akan mengusulkan sesuatu hal yang tidak kusukai.

"Hey, Cloud! Gimana kalau Abhamedia ikut event sepeda akhir minggu ini?" Tanpa menghiraukan jawaban atau wajah terperangahku, Sky langsung menelepon Gana.

Jangan pernah meremehkan insting, apalagi insting perempuan. Aku hanya bisa mendesah pasrah ketika tidak lama kemudian Gana mengirimkan pesan singkat.

Gana

Claudia, Sky hubungi saya untuk event sepeda.
Pastikan dia, kamu dan tim kita ikut ya.

Aih, Mama! Bagaimana nih, cara nolaknya? Bilang kalau aku masih trauma? Atau gimana ya? Mendadak aku ingin menangis di tempat.

"Kamu nggak suka?" tanya Sky. Dia pasti melihat raut wajahku yang berantakan seperti mengulum pil kina.

Telat, Jens Voight(1)! Kalau Gana sudah bertitah, mana bisa cungpret bertindak! Aku ingin menjeritkan kata-kata itu padanya, tapi percuma. Jadi aku hanya tersenyum dan menggeleng sambil mencoba mencari cara untuk menolak ikut di acara itu.

"Aku tidak punya sepeda. Jadi tidak bisa ikut acaranya." Kali ini kemenangan pasti ada di pihakku. Tidak mungkin Gana akan membelikan karyawannya sepeda hanya untuk satu event dimana client-nya menjadi sponsor.

"Jangan khawatir, Cloud! Kamu tinggal pilih sepeda yang ada di Bicycle Lane. Kami kan juga menyewakan sepeda." Senyum Sky sangat lebar. Well, kekalahan ternyata ada di pihakku, Ferguso.

Aku melupakan fakta bahwa Bicycle Lane juga menyewakan 15 sepeda di daerah sini. Banyak warga yang ingin berolahraga tapi belum bisa membeli sepeda. Asal tahu saja, harga sepeda paling murah sebuah merek ternama masih di atas satu juta rupiah. Itu sebabnya penyewaan sepeda Bicycle Lane cukup laris manis.

"Tapi, aku kan trauma." Cih! Rasanya aku mau menampar mulutku sendiri karena bersikap sok lemah.

"Tenang saja. Ayo, kubantu menghilangkan trauma." Kali ini aku kehilangan amunisi penolakan.

Sisa hari itu, Sky membantuku untuk memilih sepeda. Kemudian dia mengeluarkan mobil dengan dua bike carrier. Lalu dengan semena-mena dia menyuruhku untuk naik ke mobil setelah selesai menaikkan dua sepeda ke bike carrier.

Kami tiba di Bike Corner, sebuah tempat khusus berkendara sepeda yang ada di wilayah ini. Sky menyuruhku turun dan kami menuntun dua sepeda langsung masuk ke salah satu wilayah di Bike Corner. Anehnya di sini hanya ada anak-anak yang sedang berlatih sepeda.

"Kenapa kita ke sini?" tanyaku bingung.

"Loh, katanya kamu trauma. Jadi pertama-tama kita kurangi trauma kamu dengan membiasakan diri bersepeda. Tempat ini cukup aman, kok. Cuma anak-anak yang ada di sini." Ucapan itu, kusambut dengan tawa miris. Ya ampun, Malihhhh! Nggak kaya gini juga kali!

(1) Jens Voight adalah atlit sepeda yang berasal dari Jerman.

*

Jadi bagaimana ceritanya sejauh ini?
Soalnya bikin cerita alias menulis orang latah tidak semudah cerita langsung.😂
Ditunggu voment-nya.

Love
Ayas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro