Chapter 11 : Adik iblis

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


"TO-T-T-TO-TOLOONG!!"

Jerit panik sesorang. Telingamu yang menangkap jelas teriakkan itu, memutuskan untuk segera berlari menuju sumber suara. Menolongnya adalah prioritas utama saat ini. Benar saja, manikmu menangkap seorang lelaki tengah merangkak sambil mengibas-ngibaskan nichirin yang telah patah ke arah oni yang siap menerkamnya.

Tanganmu segera bergerak mengambil gagang nichirin dan menariknya untuk mempersiapkan kuda-kuda.

"Mizu no kokyu: Ichi no kata: Minamo Giri"
(Pernapasan air: jurus pertama: Irisan permukaan air)

CRATTSS!!

Gerakan oni itu terhenti setelah kamu berhasil memenggal kepalanya. Oni pertama pada misi pertama malam ini.

"Kamu tidak apa-apa?" Panggilmu kepada lelaki yang sekarang sudah terkulai lemas ditanah.
"A-a-aku tidak apa-apa, terima kasih karena telah cepat datang" ucap lelaki itu dengan bibir yang masih bergetar.

"Hehe.. tidak perlu berterima kasih, itu sudah tugasku" senyuman manis mengembang sempurna di wajah elokmu. Lelaki itu hanya diam memandangi lekat-lekat setiap inci senyuman diwajahmu.

"Aku pergi ya! Sampai jumpa!" Salammu sebelum berbalik dan pergi menjauh dari lelaki itu. Dipandanginya punggungmu yang perlahan hilang di antara rapatnya pepohonan di malam itu.

'(y/n)-san lebih cantik dari yang ku kira'

『️◆️◆️』️

Kamu kira hanya kamu saja yang ditugaskan malam itu. Ternyata tidak. Sepanjang perjalanan ke dalam hutan kamu selalu saja berpapasan dengan pemburu iblis lainnya. Entah yang masih bernyawa atau yang sudah tergeletak menjadi bangkai.

Kamu akan berhenti berlari setiap kali melihat bangkai para pemburu iblis yang menjadi keserakahan para oni terkutuk itu. Duduk disampingnya untuk berdoa meminta agar dikehidupan selanjutnya ia diberikan kebahagian oleh tuhan.

TING-TING

Serangan demi serangan dilontarkan Tanjiro melalui nichirinnya. Tanganya tak pernah berhenti bergerak menebas dan terus menebas untuk melumpuhkan oni yang sedang dihadapinya.

Oni tersebut juga tidak ingin kalah dari Tanjiro. Ia bergerak lincah, berlari, menghindar bahkan merangkak sampai ke dahan pohon.

Dengan penciuman Tanjiro yang tajam, tak perlu waktu lama untuk menemukan titik lemah lawannya. Matanya bisa melihat benang celah diantara serangan yang dilontakan iblis yang menjadi lawannya. Bila Tanjiro mengikuti arah benang itu, maka ia akan mudah menghabisi oni yang sedang ia hadapi.

"Mizu no kokyu: Shi no kata: Uchishio"
(Pernapasan air: Jurus ke empat: Serangan Gelombang pasang)

Nichirinya bergerak cepat menyerang titik lemah musuhnya dengan tepat. Satu oni lagi telah mati. Kepalanya menggelinding tepat ke kaki Tanjiro yang tengah menapak. Tanjiro merasa iba kepada oni itu, namun membunuhnya adalah tugas wajib baginya.

"Semoga kau di terima disisinya"

Doanya kepada tuhan untuk kebaikan oni yang telah dibunuhnya.

Krrkkk..

Kotak dipunggungnya mulai menimbulkan suara. Tanjiro yang sudah lumrah mendengar hal itu segera mengambil kotak kayu itu, dan meletekannya di tanah.

Perlahan tangannya mulai mengelus lembut kotak kayu tersebut. Tatap matanya sayu namun tetap terpancar aura gembira dari wajahnya.

"Nezuko, kakak janji akan mengembalikanmu." Ucapnya kepada kotak kayu tersebut.

"Apa aku juga boleh berbicara padanya? "

Sesosok perempuan berdiri dibelakangnya dengan mengacungkan ujung nichirin ke arah wajahnya.

Perempuan tersebut adalah kamu. Kamu yang tak sengaja merasakan aura Iblis disekitarmu, membawamu ke arah lelaki itu. Lelaki yang tengah berbicara pada sebuah kotak. Kamu yakin ada sesuatu yang ganjal didalam kotak itu.

"Serahkan itu padaku" bentakmu.

Dia tak gentar. Tanjiro segera bangkit berdiri untuk melingungi kotak tersebut. Kamu semakin curiga dengan tingkah lakunya yang aneh.

"Ja-jangan bunuh dia. Kumohon, dia adikku" Ucap Tanjiro hampir menangis. Ia sadar bahwa hanya orang tertentulah yang mampu merasakan keberadaan adiknya. Kalau tidak oni, berarti orang tersebut adalah seorang pilar.

Manik (e/c) mu menatap tajam ke arah Tanjiro yang mulai bergetar.

"Bisa kamu jelaskan apa yang kamu bawa?" Tak sudi kamu menatap wajah seorang Pemburu Iblis yang bersekongkol dengan oni. Menjijikkan. Mereka hina, sangat hina.

"Dia adikku! Aku membawanya karena dia bisa bertarung bersamaku untuk membasmi oni" Jelasnya.

"Berapa lama ia bersamamu?" Tanyamu memastikan.

"5 bulan yang lalu" ucapnya sedikit berteriak.

Kamu menarik napas berat sambil memejamkan mata berusaha untuk menahan emosi yang hampir saja memuncak.

"Nak, letakkan kotak itu didepanku. Aku tidak yakin kalau adikmu tidak akan memakanmu." Pintamu dengan nada lembut.

Namun ia menggeleng keras, menolak tawaranmu. Dipeluknya kotak itu semakin erat sambil terus mewaspadai gerak-gerik mu.

"Tck" satu decikkan keluar dari mulutmu. Emosimu sudah tidak lagi bisa terkontrol. Segera kamu pasang kuda-kuda dan mulai melakukan pernapasan.
Kakimu bergerak menerbangkan tubuhmu di udara dan mulai membacakan salah satu jurus milikmu.

"Mizu no Kokyu: Hachi no kata: Takitsubo"
(Pernapasan air: jurus kedelapan: Cekungan air terjun)

Kamu tebaskan nichirin itu dengan kecepatan yang luar biasa. Namun kotak itu telah menghilang.

Tanjiro memeluknya sambil berguling-guling menghindari seranganmu. Kamu yang melihatnya masih dalam keadaan lengah segera bangkit dan kembali menyerangnya.

Namun lagi-lagi Tanjiro bergerak melompat mengindari setiap serangan yang kamu keluarkan. Tanganya tak pernah lepas memeluk kotak kayu tersebut.

Namun menghindar saja tidak cukup. Kamu segera menghilang dan berdiri dibelakangnya untuk menendang punggung Tanjiro agar terpisah dari kotak yang dipeluknya.

Dan benar saja, Tanjiro terkena seranganmu dan segera melenting jauh menghantam pohon hutan dan bergelimpangan jatuh di atas tanah.

Kamu tak menyia-nyiakan waktu yang tengah berpihak padamu. Kotak yang telah terjatuh itu diambilnya dengan tanganmu.

Nichirinmu terangkat untuk membidik jantungnya. Teriakan Tanjiro semakin menyayat hati. Kamu tahu bagaimana perasaannya. Namun, bukankah ini yang terbaik untuknya?

"JANGANNNN!!"

TING!

Yo minna-san!
Dichapter kemarin kan saya janji triple update tuh kan?
Nah, bukannya gak jadi, jadi kok.
Tapi saya upnya ada jeda, sekitar 1-2 hari ya!!
Sebagai ucapan permintaan maaf dan terima kasih kepada kalian semuaaa,
itung aja deh mulai hari ini sampai akhir tahun nanti saya bakal up 1 chapter dengan jeda 1-2 hari, ada berapa chapter tuh?

o(〃^▽^〃)o

Sincerely, Ten🌸

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro