Chapter 6 : Aliran air

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Wusshh.. wushhhh..

Tubuh lentur mu terlihat tenang seperti air yang mengalir saat melewati seluruh rintangan yang memang sengaja dibuat Shinobu untuk latihan fisikmu.

Pernapasan telah kamu kuasai dengan sempurna dalam waktu yang singkat. Kamu juga tidak tau mengapa. Tapi, saat kamu mulai mengisi oksigen di paru-paru mu, tanpa sadar paru-paru mu seakan bergerak sendiri mengedarkan seluruh oksigen itu ke seluruh tubuhmu. Sehingga tanpa disadari otot-otot mu telah menambah seratnya, dan kecepatanmu bisa 3 kali lebih cepat dari kecepatan tubuhmu biasanya.

Dan itu sangat hebat! Seluruh tubuhmu terasa ringan.

"Cukup!" Teriak Shinobu.
Kakimu segera berhenti berlompatan di atas rintangan-rintangan itu, dan segera menoleh ke arahnya.
"Ada apa Shinobu san? Aku belum selesai." Jelasmu.

"Aku tahu (y/n) chan."
Dari belakang Haori kupu-kupu miliknya, ia mengeluarkan sebuah kantong yang berisi beberapa buah apel.
"Apa itu untuk ku makan Shinobu san?"
Kamu meneguk air liur mu kasar, membayangkan betapa lembut nya daging apel itu saat masuk ke tenggorokan mu yang kering.

"Tidak." Jawabnya sambil tersenyum.
Shinobu san memang suka mematahkan harapanmu. Kamu buang napas gusar lantas mengembungkan pipimu tanda kesal akan sikapnya.

"Aku ingin kamu memotong seluruh apel ini." Ia mulai mengeluarkan apel-apel itu dari kantong tersebut.
"Kau ingin aku mengupasnya dengan nichirin ini?" Tanya mu polos sambil menyodorkan nichirinmu.
"Bukan (y/n) chan! Aku ingin kamu memotongnya. B E R S A M A A N." tanpa banyak tingkah lagi, ia segera menghaburkan apel-apel itu ke langit.

Kamu yang terkejut akan sikapnya lantas segera memasang kuda-kuda. Kamu fokuskan pandangan mu ke arah apel-apel melayang itu, lantas segera menghirup perlahan oksigen disekitarmu.

"Mizu no kokyu: San no Kata: Ryūryū mai"
(Pernapasan air: jurus ketiga: Tarian Mengalir)

Tanpa disadari kaki mu begerak mendorong tubuhmu seperti ketapel. Nichirin mu mengeluarkan air dan mulai meliuk-liuk membuat gerakan bergelombang menebas apel-apel yang berterbangan di atasnya itu.

Kamu melayang beberapa detik di atasnya. Saat mendarat, kamu baru bisa menyadari akan apa yang barusan kamu lakukan. Kepalamu ragu-ragu tertoleh kebelakang.

Mata Shinobu terbelalak tak percaya melihat gerakanmu. Dia benar-benar tak menyangka dalam waktu secepat itu, kamu bisa mengingat dan menggunakan jurus mu dengan sempurna.

Kamu? lebih kaget lagi. Apel-apel melayang itu telah terpotong dan berhamburan di atas tanah. Shinobu hanya diam di tempat nya. Punggungnya terlihat begetar.

'Ahh apa yang aku ucapkan barusan' kamu berusaha menutupi mulutmu yang tiba-tiba saja mengeluarkan jurus yang entah dapat dari mana itu. 'Apa aku melukai Shinobu san?' Matamu kembali melirik ke arahnya yang tetap tak bergeming.

"Shi.. Shii.. Shinobu san!" Panggil mu. Kaki mu segera melangkah berlari mendekatinya. Saat kamu berada tepat di belakangnya, dengan segera ia berbalik dan menjatuhkan mu dalam pelukan hangat nya.

"Eh?! Shinobu san?" Kamu terheran akan perlakuannya.
"Kamu berhasil!!!" Serunya, berteriak tepat di telingamu.
"Ber.. berhasil?? Apa-apa aku.." ucapan mu terpotong.

"Pergilah." Matamu terbelalak, kamu tidak salah dengar kan? Barusan dia berbisik untuk menyuruhmu pergi.

"Pergilah menuju Tokito Muichiro. Katakan padanya, kamu sudah menyelesaikan pelatihan mu bersama Kochou Shinobu." Dekapannya semakin mengerat.

"Shinobu san.. anda mengusir saya?" Suara mu lirih menanyakan maksud dari perkataannya.
"Apa kamu ingin menjadi pemburu iblis?" Bisiknya ditelingamu.
"Tentu saja Shinobu san. Tapi.. apakah aku harus berpisah denganmu?" Tanganmu terangkat untuk memeluk tubuhnya erat sambil menengggelamkan wajahmu di bahunya.

"Di luar sana, banyak orang yang jauh lebih hebat dariku (y/n) chan. Aku ingin kamu berlatih bersama mereka." Ia mulai melepaskan pelukkan nya dan mulai mendorong bahumu perlahan.
"Pergilah." Tangannya bergerak menepuk-nepuk bahumu untuk menghibur sekaligus meyakinkanmu.

"Apa aku boleh ke sini sewaktu-waktu?" Tanyamu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Boleh. Tapi selesaikan dulu pelatihan mu bersamanya. Aku ingin melihat (y/n) yang jauh lebih kuat dari dulu."

Kamu tak kuasa menahan tangismu. Cairan bening itu perlahan mulai merembes keluar. Kamu mulai menangis merengek-rengek seperti bayi. Tekadmu semakin bulat, kamu akan kembali kesini setelah menjadi pemburu iblis yang tangguh dan kuat.

"Aku akan kembali. Shinobu san!"

[◆️◆️]

Shinobu memberimu sebuah seragam dan sebuah nichirin. Seragam yang diberikannya bernuansa hitam dengan rok pendek. Ia juga memberikan sepatu panjang berwarna hitam dengan tali putih yang menutupi seluruh betismu. Di balik seragam tersebut, terdapat sebuah haori biru muda polos dengan pita berwarna biru samudra yang indah.

Sore itu juga, kamu pergi meninggalkan mereka untuk menemui seseorang bernama "Tokito Muichiro" tersebut. Shinobu san telah mengajari mu tentang cara membaca peta. Ia juga mengirimkan seekor gagak untuk menemanimu.

Awalnya mengerikan melihat Shinobu san berbicara sendiri pada gagak itu. Tapi, yang jauh lebih mengerikan lagi ketika gagak itu mulai berbicara untuk menunjukkan arah kepada mu.

"Benar kan jalannya kesini?" Kamu seperti orang gila yang berbicara pada gagak.
"Kwak Kwak aku telah terlatih kwak kwak." Cara berbicara gagak itu membuatmu semakin tak mempercayainya.

"Kita sudah masuk hutan mulai dari tadi sore. Tapi kita tidak melihat tanda-tanda akan kehidupan seseorang disini." Bulan purnama bersinar dengan gagahnya disertai angin yang semilir-semilir menaikkan seluruh bulu kudukmu.

SRAAKK!!

"Eh?!"
Terdengar suara gesekkan dari arah semak belukar. Kabut mulai berdatangan dan semakin menebal mengurangi jarak penglihatanmu.

"Hoi hoi ini bukan gunung tapi kenapa kabutnya setebal ini." Kabut disekelilingmu terlihat bergerak-gerak ditiup angin kesana kemari.
"Hoe gagak! Kemana kita akan pergi selanjutnya?" Kepala mu terdongak untuk berbicara pada gagak itu, tapi gagak itu menghilang.

Samar-samar kamu merasakan adanya hawa keberadaan seseorang melalui kabut-kabut disekelilingmu.
'Aku rasa kabut ini yang membawanya. Tapi, mengapa bisa?' Mata mu terus mengawasi. Kamu ambil nichirinmu dan mulai menyesuaikan tubuhmu agar siap dengan serangan kapan saja.

Drepp.. drepp.. drepp..

Terdengar langkah kaki sesorang dari berbagai arah. 'Sial ini ada banyak!'
Tanganmu tak henti-hentinya bergetar saat memegangi nichirinmu.

Drep..

'KANAN' Tanganmu terayun untuk menebas apa yang ada di samping kananmu. Ada bayangan sesorang di balik kabut itu. Tak salah lagi.

Wushhh...

'APA?!' Ninchirinmu tak menebas apapun selain kabut. Matamu terbelalak dan napasmu mulai tak beraturan.
'Yang ku tebas tadi Kabut?' Kamu mulai menerka-nerka apa yang telah terjadi.

Tak lama dari berbagai arah lainnya muncul bayangan-bayangan yang semakin mendekat ke arahmu. 'Bagaimana kalau salah satu dari mereka adalah orang yang sebenarnya?' Keringatmu mulai bercucuran membasahi dahi. Tanganmu bergetar hebat, takut untuk menebas seluruh bayangan itu.

'Ah.. iya jurusku.' Otak mu mengulang memori dimana kamu menebas seluruh apel-apel itu dalam sekali serang. Bukan kah kamu mengucapkan sebuah jurus yang tak tahu datang dari mana.

Mulutmu mulai terbuka untuk memenuhi paru-parumu dengan udara. Kuda-kuda mu semakin dipermantap.

"Mizu no kokyu: Roku no Kata: Nejire Uzu."
(Pernapasan air: jurus keenam: Pusaran Air)

Tanpa disadari, mulutmu kembali mengeluarkan jurus itu. Kali ini jurus yang berbeda dari yang pertama. Jurus yang kamu gunakan kepada apel-apel itu membuat air disekitar nichirinmu membentuk gerakan meliuk-liuk seperti ular.

Sekarang, nichirinmu bergerak membentuk suatu pusaran yang mencabik-cabik kabut disekitarmu. Membuat bayangan-bayangan itu hilang bersama kabut yang semakin menipis.

Drep.. drepp.. drep..

Telingamu kembali menangkap suara langkah kaki dari arah belakangmu.
'Hawanya, terasa!' Tujuanmu sekarang adalah mencari pemilik hawa itu.

Samar-samar bayangan hitam muncul kembali dari arah suara.

'ITU DIA!'

Kakimu mulai memasang kuda-kuda sekokoh mungkin.

'INI BELUM HABIS' Kaki mu segera membentuk gerakan menolak diatas tanah untuk membalikkan posisi menghadapmu dan mendorongnya kuat untuk meluncur, melesat seperti peluru menuju ke arah bayangan.

Kabut yang masih tersisa kembali menyelubungi, membuat pandanganmu kembali terbatas. Tanganmu terayun dengan kecepatan luar biasa, berniat menebas apapun dibalik kabut itu.

TINGG!!!

"Eh?!"

Kabar gembira untuk kita semua
Kulit manggis kini ada ekstraknya
Masti* hadir dan rawat tubuh kita

"AUTHOR SENGKLEK APAAN NI"
(*PLAK)

Ye.. mangap.
Ada kabar gembira niiiii.....
Mood nulis saya lagi duar-duar, ditambah dengan bulan ini saya banyak waktu senggang jadii..
Bulan ini updatenya bakal 3 kali yakkk:>

"Kok kebaliq?"
Mangap lagii.. maafkan saya husbu kalian kelihatan aneh ditangan saya:(

Dah ah kabur aja.. dadaaa!!! Eh salah, tangaannnnn!!! ❤️❤️❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro