✎ Gaya bahasa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di dalam penulisan cerita, kita dapat menggunakan sebuah majas atau gaya bahasa. Yaitu salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan pada sebuah kalimat agar suasananya terlihat semakin hidup.

1. Majas Alegori

Majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.

Contohnya :

Cinta kita sudah seperti sebuah benang, dapat putus bila tergunting, namun dapat terus menyatu jika ada jarum benang yang bergerak.

2. Majas Metafora

Majas ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.

Contohnya :

a) Anak itu dikenal sebagai ahli isap dikelasnya

b) para penjual beras itu terancam akan gulung tikar.

Beberapa kata majas dan artinya :

Kata majas lainnya seperti :

Gulung tikar : bangkrut
Buah hati : anak
Tutup mulut : tidak mau berkomentar
Sebelas dua belas : tidak jauh beda
Pemburu berita : wartawan
Kota gudeg : Yogyakarta
Kutu buku : gemar membaca
Meja hijau : pengadilan
Ahli hisap : perokok
Negeri Sakura : negara Jepang
Meja hijau : pengadilan
Buah tangan : oleh-oleh

3. Majas Metonimia

Majas ini menyatakan suatu hal dengan dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah merek dagang).

Contoh:

Para pekerja itu akan berangkat ke Jakarta menggunakan Garuda.

4. Majas Litotes

Majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri.

Contoh:

a) Selamat datang di tempat tinggalku yang sederhana.

b) Seperti inilah keadaan makan malam dirumah kami, serba sederhana dan seadanya sekali.

(Mengapa bisa seperti itu? karena kalimat tersebut terlontar dengan keadaan yang sebenarnya mewah luar biasa namun dibuat merendah serendah-rendahnya.)

5. Majas Hiperbola

Majas yang merupakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal.

Contoh:

Oke, begini. Coba bedakan perasaan narasi yang diberi majas hiperbola dan tidak di beri hiperbola berikut :

a) Gojou Satoru sangatlah tampan.

a) Ketampanan seorang Gojou Satoru memang tidak masuk diakal, sampai-sampai seorang gadis hampir masuk rumah sakit karena ketampanannya itu.

Sangat berbeda bukan?

6. Majas Pars Pro Toto

Majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.

Contoh:

Sejak kemarin Sukuna sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya.

7. Majas Totem Pro Parte

Majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian objek saja.

Contoh:

a) SMA karasuno mengalahkan SMA Shiratorizawa secara telak dipertandingan bola voli kemarin.

8. Majas Eufimisme

Majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau merugikan.

Contoh:

a) Tsukasa sudah empat kali izin buang air kecil untuk kelas pertama hari ini.

b) Karena perusahaan tempat bekerjanya mengalami kebangkrutan, Nanami pun dirumahkan.

Beberapa kata majas eufimisme :

Buang air kecil : pipis
Buang air besar : BAB
Dirumahkan : dipecat
Diamankan : ditangkap
Tuna wisma : gelandangan
Pramusaji : pelayan
Tuna netra = buta
Berpulang = meninggal
Dibebastugaskan = dipecat
Tuna wicara = bisu
Tuna daksa = cacat fisik
Pramuwisma = pembantu rumah tangga
Kamar kecil = WC
Tuna grahita = keterbelakangan mental
Pramusaji = juru masak
Rompi orange = baju tahanan
Paranormal = dukun

9. Majas Ironi

Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.

Contoh:

a) Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.

b) Baju yang ia kenakan sangat cantik seperti belum dicuci 3 harian.

10. Majas Sarkasme

Majas ini bisa dikatakan sebagai sindiran yang kasar.

Contoh:

a) Manis sekali senyumanmu, tapi tetap terasa palsu hingga aku rasanya ingin sekali muntah.

b) Muka satu aja aku capek, apalagi kamu yang mukanya ada dua.

11. Majas Sinisme

Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.

Contoh:

a) Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?

b) Untuk apa kau bersusah payah mengejar cintanya, jika ujung-ujungnya kau hanya akan merasakan sakit.

12. Majas Pleonasme

Majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya tidak diperlukan.)

Contoh:

a) Malam ini begitu sunyi senyap.

b) Menara itu menjulang tinggi ke atas langit

Pembahasan :

a) kata sunyi dan senyap ini maknanya hampir sama saja. Keadaan malam hari pun sudah jelas sepi. Hingga kalimat ini masuk ke majas pleonasme.

b) Sudah jelas sekali bahwa sebuah menara itu menjulang tinggi ke atas, bukanlah kebawah. Hingga keterangan menjulang keatas sebenarnya tidak diperlukan.

13. Majas Repetisi

Majas ini merupakan pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya.

Contoh:

a) Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!

b) Kue buatan mu sangat tidak berasa, rasanya tawar, lidahku tidak bisa merasakan apa-apa.

14. Majas Aliterasi

Majas Aliterasi merupakan majas dengan melakukan pengulangan konsonan di awal kata dengan berurutan. Jadi huruf setiap awal kata pada kalimat adalah huruf yang sama. Biasanya majas aliterasi ini digunakan dalam sebuah puisi.

Contoh:

a) Beli baju biru bersama Budi.

b) Setiap saat selalu senyum.

c) Segala sudah sedia.

d) Baik budilah buat bapak.

Bila ada kesalahan, mohon koreksinya. Terima kasih.

Sumber informasi :

https://blog.ruangguru.com/pengertian-jenis-dan-contoh-majas

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro