(39) Visiting Ran In Hospital

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Di hari libur, lingkungan Tokyo Tower sangat ramai, dan toko-toko yang menghadap ke jalan ramai.

"Pergi, kalian anak-anak!!"

"Ahhhh-"

Tiba-tiba "jeritan" Conan keluar dari toko di sebelah, dan Yuki segera melihatnya dengan sensitif.

Yah, tidak perlu usaha sama sekali! Tidak sulit menemukan anak laki-laki berjas dengan dasi kupu-kupu dan celana pendek...

Conan diangkat dan dilempar pergi, dan tubuhnya terlempar keluar dari toko.

"Kalau tidak punya uang, jangan ke sini!", setelah mengatakan itu, asisten toko menutup pintu dengan keras, mengabaikan tatapan penasaran orang yang lewat.

Anak-anak SD lainnya berlari untuk mengejar Conan namun sayangnya kaki mereka yang pendek tidak memungkinkan mereka untuk tiba tepat waktu. Conan menutup matanya tanpa sadar, tetapi detik berikutnya dia bertemu dengan sosok yang hangat.

"Ya, aku minta maaf!" Conan dengan cepat berdiri teguh dengan bantuan pria itu, tersipu dan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.

"Tidak apa-apa, tapi mengapa kamu diusir dari toko?"

Hah? Suara ini sangat familiar...

Conan mendongak, dan kemudian wajah familiar dengan senyum lembut muncul di matanya.

"Yuki nii-san?" Dia tiba-tiba menyapa, "Mengapa kamu di sini?" Bukankah seharusnya kamu menemani gadis yang menyebalkan itu pulang?

Akemi harus pulang daripada melanjutkan ekspedisi mereka karena ibunya, Bu Yukemi menerima telepon bahwa ibunya jatuh sakit, sehingga mereka harus kembali ke desa untuk membawa nenek mereka ke rumah sakit di kota.

Karena itu Akemi harus membatalkan rencananya untuk pergi ke pameran Kamen Rider.

"Akemi-chan sudah pulang dengan selamat. Karena hari ini akhir pekan, apa salahnya menemani kalian anak-anak bermain?", Yuki berjongkok dan menyapa setiap anak dengan ramah.

"Oh ya, mana Ran?", Yuki bingung setelah tidak melihat Ran di sisi Conan dan temannya.

Mendengar nama Ran disebut, wajah keempat anak itu berubah murung, Conan pun menampakkan wajah kelamnya saat menatap Genta.

Genta yang berada di bawah tatapan menakutkan Conan, tubuhnya yang gemuk meringkuk dan keringat dingin mengalir di dahinya. Mau tidak mau, dia menggaruk pipinya yang tidak gatal dan memberi tahu Yuki dengan wajah bersalah;

"Ran nee-chan sekarang berehat di taman rumah sakit selepas kakinya diperban kerana menyelamatkan aku dari dilanggar motor..."

Kata-kata Genta mengejutkan Yuki. Dalam setengah jam dia pergi untuk mengantar Akemi-chan, ada kecelakaan? Dan ini terjadi pada Ran? Pantas saja Yuki menemukan ada kabut hitam kabur di sekitar kaki Ran, rupanya kecelakaan akan menimpanya.

Meski cederanya tidak cukup serius hingga harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan, kakinya harus dibalut selama sebulan...

Memikirkan hal ini membuat Yuki merasa bersalah, seolah-olah dia bisa menghindari kejadian ini terjadi tetapi karena keraguannya dan tidak menyesuaikan diri dengan kemampuan barunya, dia ragu untuk memberi tahu Ran dan terlebih lagi, dengan mengirim Akemi-chan kembali ke rumahnya, dia langsung melupakannya...

'Huh, aku benar-benar tidak berguna...', Yuki mendesah tak berdaya dengan wajah bersalah.

Conan tidak menyadari perubahan emosi Yuki, dia mendekat dan mengaitkan jarinya di baju lengan panjang Yuki dan bertingkah imut: "Ne... nii-san, bisakah kamu membelanjakan kami air kaleng untuk Ran-chan? Kami seharusnya membelikannya untuk Ran nee-chan tapi kami lupa membawa uangnya...

Suara Conan membawa pikiran Yuki kembali ke dunia nyata.

"Jadi, kamu diusir dari toko karena itu...", Yuki mengangguk mengerti. Apalagi saat mengingat bagaimana Conan dilempar oleh penjaga toko. Menurutnya, ini adalah tindakan yang tidak sopan.

"Baiklah kalau begitu, saya akan membelikanmu air kaleng", Yuki menyentuh kepala berbulu Conan dan mengusap kepalanya sampai rambutnya berubah menjadi sarang burung.

Ekspresi Conan terdistorsi sesaat sebelum kembali normal. Anda tidak tahu berapa lama dia berdiri di depan cermin untuk menata rambutnya menjadi gaya sekarang ini. Namun Conan tetap tidak melepaskan tangan nakal Yuki di kepalanya. Dia bahkan menikmati merasakan tangan lembut Yuki membelai rambutnya.

Nyatanya, ketika Conan yang selalu mempertahankan citra membosankan dan acuh tak acuh kecuali menyangkut investigasi berubah menjadi anak manja, Genta dan Mitsuhiko mau tidak mau memutar mata dan melihat ke langit.

Dibandingkan mereka, Ayumi-chan yang tidak mengerti apa-apa, menarik tangan Conan dari Yuki, mengajaknya berjalan bersama, mengundang kecemburuan Genta dan Mitsuhiko yang mengira Conan telah menculik Dewi mereka.

Waktu berlalu, di bawah bimbingan Yuki mereka kembali ke kafe yang mereka kunjungi sebelumnya.  Keempat anak itu memandang Yuki dengan mata ingin tahu.  Mengapa kakak cantik ini membawa mereka ke sini lagi?

Conan tidak tahan, langsung bertanya: "Kenapa kita disini, nii-san?"

Yuki menjawab Conan dengan ekspresi misterius di wajahnya: "Kamu akan tahu nanti... "

Conan: "???"

Conan yang penuh pertanyaan akhirnya terjawab setelah melihat bagaimana pelayan toko yang sebelumnya dengan galak melayani mereka, takluk di bawah pengaruh kecantikan Yuki.

Dengan mata berbentuk cinta, penjaga toko mengabaikan empat anak kecil di belakang Yuki, matanya hanya tertuju pada pemuda cantik di depannya dan membagikan plastik berisi beberapa kaleng air minum gratis.

"Ambil ini.  Untuk menghilangkan rasa haus pada tenggorokan anda. Anda tidak perlu khawatir.  Semuanya gratis!"

"Apakah ini tidak merepotkan?"  yuki mengerutkan alisnya, merasa bersalah tapi dia terlihat menggoda saat matanya berair.

Conan yang melihat kelakuannya, terdiam.  Permisi, tuan pria keren, apa yang terjadi dengan citra dingin Anda?  Dari mana datangnya wajah menggoda ini?

Saat memikirkan wajah Yuki tadi, mau tidak mau rona merah muncul di pipi Conan dan menyebar ke telinganya. Yuki, cantik sekali..

"Tidak apa-apa! Semuanya gratis!", Asisten toko menggelengkan kepalanya, jika mungkin, kepalanya mungkin robek karena kecepatan dia menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu saya menerimanya dengan sepenuh hati!", Yuki tersenyum sehingga matanya ditekuk menjadi bulan sabit, memegang plastik dengan erat.

"Ya, ya. Ambillah!", Asisten toko kafe menggaruk bagian belakang kepalanya, telinganya yang merah dan berasap tidak bisa disembunyikan.

Dengan itu, di bawah tatapan enggan dari asisten toko, Yuki, Conan dan kelompok anak laki-laki detektif meninggalkan toko, menatap Yuki dengan mata berbinar, mereka tidak menyangka bahwa asisten toko yang begitu menakutkan barusan tidak ragu untuk memberikan Yuki sekaleng air gratis, tidak hanya satu tapi 10 kaleng air gratis!

Luar biasa!

Begitu mereka berjalan meninggalkan jauh  dari toko, terdengar teriakan keras memekakkan telinga dari dalam toko, suara-suara makian menyebar tertiup angin, Yuki dan anak-anak lainnya yang berada tak jauh dari area tersebut saling berpandangan dan tertawa, membayangkan nasib penjaga toko tersebut.

Setelah berhenti menertawakan kesialan orang lain, keempat anak sd dan Yuki melanjutkan perjalanan kembali ke rumah sakit karena Ran harus menginap di sana selama tiga hari.

Perjalanan menuju rumah sakit tidak memakan waktu lama, hanya butuh sepuluh menit berjalan kaki mereka akhirnya sampai di rumah sakit, di salah satu ranjang di wad sakit ada Ran Mouri yang baring disana dengan kakinya yang disemen dan sebuah tongkat diletakkan di sampingnya.

Melihat gadis itu, keempat anak SD itu berteriak kegirangan.

"Ran nee-chan!"

Masing-masing dari mereka menuju ke arah gadis cantik itu dengan Conan memberinya sekaleng air.

"Terima kasih, Conan-kun.  Kamu tahu aku haus", Ran mengambil kaleng air dari Conan, membuka tutupnya dan meminumnya dengan puas sementara ia menghibur Conan dengan membelai kepala berbulu anak berkacamata itu.

Conan yang suka dibelai kepalanya tentu tidak akan menolak belaian dari Ran. Sementara Conan sedang menikmati belaian lembut di kepalanya, ketiga anak lainnya asyik ngobrol dan menceritakan pengalamannya diusir oleh penjaga toko, membuat Ran sangat marah dan hampir menjambak rambut Conan jika tidak dihentikan oleh Yuki.

"Kurang ajar! Kalian anak kecil tak perlu bersedih, kakak akan membalas perbuatannya setelah kaki ini sembuh! " Ran bertekad dengan mata membara.

"Ano, Ran nee-chan, kamu tidak perlu repot-repot membalas dendam padanya. Yuki nii-chan sudah melakukannya!" Ayumi menyela dengan antusias.

"Yakah?", Ran menoleh ke Yuki menutup wajahnya dengan tangan, hanya telinga merahnya yang terlihat. Ran tidak menyangka kalau Yuki yang berpenampilan lembut ini akan melakukan kebalikan dari sikap aslinya. Sebenarnya apa yang dilakukan Yuki-kun hingga dia malu teringat akan perbuatan yang ia lakukan? Ran bertanya-tanya tapi dia tidak mau memaksa pria itu jadi dia hanya tutup mulut dan diam saja sambil menjaga anak sd yang datang bersama Conan dan menjenguknya hingga Kogorou Mouri kembali dari membelikan makanan untuk Ran di kantin. Yang merupakan makanan sore hari putrinya.

" Hah? Kalian anak-anak hingusan di sini?", Kogorou mendengus sambil meletakkan wadah penuh bento untuk Ran.

"Tousan, kamu kembali?" saat melihat Kogorou, perutnya langsung keroncongan, menarik banyak mata untuk melihatnya. Dia mengusap perutnya dan tersenyum malu-malu.

"Paman membawa pulang apa? Nasi belut?", ucap Genta sambil mengelus perutnya yang buncit. Tiba-tiba ia merasa lapar setelah melihat bento yang dibawa pulang oleh Kogorou.

"Nasi kari. Dan aku hanya membeli untuk putri saya. Kalian cepat pulang, jangan ganggu putriku makan", Kogorou menatap Genta dalam-dalam. Tentu saja saat ini dia sedang memaki-makinya karena telah menyakiti putri kesayangannya namun ia tetap membalas Genta. Lagipula, dia sudah dewasa, tak mungkin dia marah pada Genta saat dia masih duduk di bangku SD. Anggap saja Ran sebagai orang yang tidak beruntung.

Ayumi melirik arloji di pergelangan tangannya dan berteriak kaget. "Oh tidak, pameran Kamen Rider hampir selesai. Ayo cepat berangkat sebelum acara berakhir!"

Teriakan itu berhasil menarik perhatian semua temannya, terutama Genta.

"Lalu tunggu apa lagi? Ayo kembali ke pameran!", Genta terus berlari keluar dari bangsal sakit tempat Ran menginap, disusul kedua anaknya yang lain serta Conan yang enggan dan Yuki yang harus mengikuti mereka ke menjamin keselamatan mereka.

Sebelum berangkat, Yuki berhasil melambai ke arah mereka, lalu berjalan pergi dan mengejar semua anak Sd, kecuali Conan yang lari keluar rumah sakit.

Ran dan Kogorou ditinggal sendirian: "..."

Kogorou yang tidak menyukai anak-anak, mendengus: "Dasar anak-anak menyebalkan"

"Maa~maa~ jangan marah. Tousan, ayo makan. Kamu beli dua wadah bento, ayo kita makan bareng", bujuk Ran.

"Hmm"

・゚: *・゚*・゚: *・゚*・゚: *・゚: End Chapter*・゚: *・

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro